Kilas CXXI: "Sebuah Maaf"

47 11 5
                                    

Deru suara hujan masih mengiringi pertemuan keduanya.

Selama itulah, Morey hanya terus terdiam ketika merasakan genggaman jemari Hazelle di pergelangan tangannya semakin mengerat.

"Morey...?"

Panggilan lembut dari Hazelle yang mengandung berjuta tanda tanya tersebut. Sungguh berhasil membuat Morey merasa resah, meski pada akhirnya ia tetap memilih bungkam dengan bibir bawahnya yang ia gigit penuh kekalutan.

Sebab, bagaimana pun.

Ini tidak seperti Morey enggan bertatap muka dengan Hazelle.

Justru sebaliknya.

Morey ingin.

Sangat.

Tapi mengingat hal macam apa yang telah Morey lakukan, hingga menyebabkan akibat lumayan fatal berupa perilakunya yang nyaris menyeret nyawa Hazelle ke dalam bahaya. Morey yang merasa sangat gagal menjadi seseorang yang ingin melindungi orang yang begitu berharga baginya. Maupun merasa sangat bersalah karena telah melukai Hazelle walau itu merupakan ketidaksengajaan sekalipun.

Sungguh.

Sungguh tidak mengerti harus bersikap bagaimana di hadapan Hazelle sekarang.

Karena pada awalnya ketika secara naluri Morey melarikan diri dari rumahnya untuk mengunjungi Hazelle dengan nekat, adalah murni berkat keinginan hatinya yang ingin memastikan bila kondisi Hazelle baik-baik saja dalam bayang.

Setelah itu... entahlah.

Mungkin Morey akan pergi menyendiri dalam waktu cukup lama, untuk merefleksikan diri tentang dosanya pada Hazelle yang baginya tak termaafkan itu...?

"Morey...? Apa ka—ugh!"

"Zent!"

Kejadian itu sangat cepat.

Secepat Morey yang langsung membalikan tubuhnya untuk mendekat pada Hazelle, ketika telinganya terlampau peka untuk menangkap erang kesakitan yang meluncur dari bibir Hazelle, yang kini terlihat sedang memegangi dadanya sendiri dengan kernyitan tidak nyaman yang terlukis di wajahnya.

"Ze-Zent...?"

Dengan nada bicara maupun uluran tangannya yang bergetar. Tangis Morey rasanya ingin jatuh kembali ketika menyadari bila sumber rasa sakit yang dirasakan Hazelle, tampaknya berasal dari bekas tusukan anak panahnya berada.

"Ze—!!!"

BRUK!

"..."

"..."

"..."

"..."

Untuk keselian kalinya, kejadian itu begitu cepat.

Seingat kilas-balik Morey beberapa detik lalu. Ketika refleks tangannya yang terulur pada Hazelle mendadak terhenti di udara. Morey yang sadar bahwa tubuhnya tak memiliki keberanian untuk menyentuh Hazelle lebih jauh pun hendak menariknya kembali.

Dalam jangka waktu sesingkat itu.

Tahu-tahu jemari Hazelle sudah mencengkram pergelangan tangan Morey kuat. Bahkan turut menariknya sangat kencang hingga tubuhnya berhasil terbanting ke atas ranjang dalam kondisi jatuh terlentang di permukaannya seperti sekarang.

Dengan sosok Hazelle yang segera menduduki lekuk perut Morey.

Dengan wajah Hazelle yang sedikit condong mendekat pada wajah Morey.

Dengan tangan Hazelle yang menahan kuat salah satu bahu Morey agar tetap terbaring di posisinya. Ketika sebelah tangan Hazelle yang lain langsung menyentuh kancing paling atas dari piyama miliknya sendiri untuk melepas kaitannya secara perlahan. Hingga membuat Morey yang menyaksikan pemandangan tak terduga tersebut menjadi tergagap penuh rasa panik.

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang