Kilas XLIX: "Sebuah Arti"

52 10 0
                                    

"Atau jangan-jangan... kalian memang orang yang sama?"

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

Keterdiaman Hazelle saat ini tepat di hadapan Morey yang senantiasa memandangnya penuh selidik itu, merupakan pertahan diri secara psikologis dari Hazelle yang tengah berusaha mengendalikan ekspresi wajahnya agar tetap terlihat tenang. Meski pada kenyataannya debaran jantungnya bertalu sangat kencang akibat dari rasa panik tak terbantahkan.

Sebab.

Hazelle sangat tahu bila seandainya kepanikan yang sedang ia rasakan itu berhasil mengambil alih kewarasannya. Di saat itulah bisa saja rahasia tentang jati diri dan penyamarannya selama ini justru akan terbongkar di hadapan Morey, pada situasi dan kondisi yang Hazelle pikir tidaklah tepat seperti sekarang.

Iya.

Jika pada akhirnya Morey mengetahui segala penyamaran Hazelle sebagai Hazent, maupun jati dirinya yang ternyata adalah seorang Putri dari Kerajaan Atlantis. Setidaknya Hazelle ingin mengungkapkan semua itu di waktu dan momen yang sesuai. Agar motif penyamarannya selama ini tidak disalahpahami oleh Morey, yang bisa saja membuat ikatan mereka menjadi renggang, bahkan berkemungkinan terputus begitu saja.

Tidak.

Hazelle tidak mungkin membiarkan mimpi buruk itu sampai terjadi.

Maka dari itu.

Berbekal detak jantungnya yang ia paksakan sebisa mungkin untuk kembali bertalu dengan normal. Sirat ketegangan yang sebenarnya sempat terbesit di wajah Hazelle pun seketika kandas tergantikan oleh sebuah senyum geli di bibirnya.

"Menurutmu?" balas Hazelle setelahnya; lebih memilih menjawab tuduhan terselubung Morey dengan pertanyaan menggantung. "Apa memang 'sesama' itu aku dan sahabatmu, sampai kau berpikir kami adalah orang yang sama?"

"Eh...?"

Morey sendiri, yang tidak menyangka bila Hazelle mampu berkelit dari godaan isengnya dengan memanfaatkan pertanyaannya semula pun, kini malah terlihat kebingungan untuk memberikan balasan macam apa. Hingga membuat Hazelle yang menyadari ketidaksiapan Morey dalam menjawab pertanyaan itu, lantas segera memanfaatkannya dengan kembali berkata.

"Sungguh menarik," balas Hazelle sambil menyelipkan helai rambutnya di belakang telinganya. "Karena aku pun cukup penasaran dengan rasanya bisa bebas berkeliaran sesuka hatiku dalam sebuah penyamaran. Apalagi..." lanjutnya sambil menoleh kembali pada Morey, hanya untuk membuat jarak di antara wajah mereka menjadi begitu dekat dalam sekejab "...jika aku mampu memiliki sahabat yang sangat baik dan tampan seperti dirimu."

Mampus.

Morey yang benar-benar tidak siap dengan "serangan" Hazelle tersebut, berupa hembusan napas hangat dari sang sahabat yang begitu terasa di permukaan wajahnya. Maupun bibir ranumnya yang tengah menyunggingkan senyuman sangat manis, yang semakin menyempurnakan visual Hazelle berhiaskan manik hazel cantiknya yang tampak berbinar-binar penuh ketertarikan padanya seperti sekarang.

Sungguh sangat mampu membuat detak jantung Morey bergemuruh begitu gilanya, yangmana semua itu terpancar jelas dari wajahnya yang turut memerah sempurna, diiringi refleksnya untuk meneguk ludahnya sendiri secara diam-diam yang sama sekali tidak mampu ia hindari.

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang