Kilas LXXXIV: "Sebuah Situasi"

41 13 1
                                    

"Kau yakin itu benar-benar pesan telepati dari Putri Cherlyn?"

Tak hanya Ketua Dorcas dari Fraksi Xander yang tampak ragu saat bertanya seperti itu. Bahkan sisa Ketua Fraksi lainnya yang mengikuti pertemuan kali ini juga tampak sedikit sulit mempercayai apa yang telah disampaikan oleh Jasver sebelumnya.

Tapi tentu saja.

Hal itu tidak berlaku bagi Morey yang sedari tadi menyimak ucapan Jasver dalam diam. Karena ia telah mengalami situasi yang sama. Meski dalam kasus Morey, ia tak mungkin mengatakan hal itu di hadapan para Ketua Fraksi, para Dreamis dan Yang Mulia Raja Kairos beserta Putra Mahkota Louise, yang kini tengah terduduk bersama melingkari sebuah meja besar.

"Aku yakin sekali itu bukan tipuan Atlantis, Ketua Dorcas," ucap Jasver seraya menatap Ketua Dorcas yang duduk berseberangan dengannya penuh kepastian. "Kalau tidak, mana mungkin aku masih bisa sewaras ini di saat kenyataannya Putri Cherlyn sedang berada di genggaman Atlantis?"

Keheningan yang menyelimuti ruang pertemuan itu setelahnya, seakan menjadi bukti nyata bila tak ada satu pun dari mereka yang akan mengabaikan realita krusial semacam itu.

Bagaimana pun, semua orang di Kerajaan Lemuria bahkan lebih dari tahu betapa protektif Dreamis Keempat dari Fraksi Pierro itu terhadap Putri Lemuria mereka. Saking jiwa dan raga Jasver telah terlabuh sepenuhnya untuk menjalankan kewajibannya sebagai kesatria penjaga Cherlyn sejak kecil.

Dengan fakta semacam itu. Bahkan awalnya Morey sekalipun sangat mencemaskan kondisi Jasver sebangunnya juniornya itu dari komanya, karena berkemungkinan besar memiliki reaksi kehancuran mental yang melebihi Serene, akibat merasa sangat gagal melindungi Cherlyn sesuai sumpahnya.

Tapi di luar dugaan.

Masih terbayang jelas sekali di kepala Morey, tentang kondisi Jasver yang ia dapati kemarin sore, setelah pada akhirnya Morey mampu menyusul Serene untuk membesuk Jasver di Rumah Perlindungan Fraksi Kaysen.

Morey yang awalnya berpikir kondisi Jasver akan sangat kacau dengan amukan dari raungan tangis penyesalannya. Justru lumayan dikejutkan dengan situasi Jasver yang tampak duduk terdiam di atas ranjangnya, seraya menatap linglung pada Reona El Kaysen yang sedang menyuapinya semangkuk bubur.

"Ja-Jasver...?"

Itu merupakan suara bergetar Serene, dengan linangan air mata kelegaan yang menghiasi wajahnya, di kala langkahnya semakin mendekat ke arah Dreamis paling bungsu di antara mereka berenam tersebut.

Namun berbeda dengan Serene yang ingin melampiaskan kelegaannya dengan memeluk erat Jasver. Meski tidak menolak pelukan itu, agaknya kelinglungan Jasver berhasil terdistraksi karenanya, terbukti dari bibirnya yang saat itu juga langsung berkata.

"Senior Serene, bisakah Senior menghubungi Yang Mulia Raja dan para Ketua Fraksi untuk mengadakan pertemuan darurat esok hari?"

Morey juga ingat. Di tengah reaksi kebingungan Serene dan dirinya atas permintaan tak terduga Jasver tersebut, ada Reona yang langsung menimpalinya dengan peringai ketidaksetujuan.

"Apa maksudmu, Junior Jasver?!" omel Reona seraya membanting mangkuk di atas meja. "Kau baru saja sadar dari komamu! Harusnya kau banyak istirahat untuk memulihkan kondisimu! Bukannya malah—"

"Putri Cherlyn mengirimku pesan telepati," potong Jasver cepat.

"..."

"Kita tidak bisa mengulur lebih banyak waktu. Keputusan harus segera diambil."

"..."

Diiringi keterdiaman Reona yang tak lagi membantah keinginan Jasver. Morey lantas memberi isyarat dukungan pada Serene untuk melakukan apa yang menjadi keinginan Jasver.

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang