Kilas LXX: "Sebuah Keresahan"

42 14 1
                                    

December 12, 2023
Update Two Chapters!
Enjoy!

_

_

_

"MUSUH ADALAH JEANE EL XANDER!"

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

Seakan jiwanya ditarik paksa untuk keluar dari tubuhnya begitu saja. Jourel sumpah merasakan kegelisahan langsung meluap-luap di benaknya, meski pengendalian dirinya di permukaan masih cukup mampu untuk mengelabuhi orang-orang di sekitarnya, yang seolah-olah menekankan bila ia sama sekali tidak terpengaruh dengan semua itu.

Tapi ya.

Tentu saja semua itu kebohongan besar.

Mana mungkin Jourel tidak merasakan kegelisahan yang nyaris menenggelamkan kewarasannya, jika dirinya benar-benar baru saja mendengar nama Jeane El Xander lah yang sedang melakukan penyerangan mendadak di Atlantis seorang diri?

Terlepas pengakuan dirinya sendiri yang tidak berani menilai bila Sang Dreamis Kedua itu lemah; alias mustahil, mengingat Jourel sendiri bahkan pernah menerima bogem mentahnya secara cuma-cuma.

Tapi Atlantis terlalu licik untuk Jeane, terlebih jika penyerangan itu dilakukan secara langsung ke sarangnya.

Maka dari itu.

Bukan tanpa alasan mengapa Jourel tampak berusaha menyembunyikan kegelisahannya secara mati-matian. Sekaligus kekalutan mendongkol yang semakin membuatnya sangat resah ingin segera berlari keluar dari Istana Atlantis, untuk memastikan dengan kedua mata kepalanya sendiri tentang situasi yang baru saja digaungkan oleh alarm peringatan itu.

Tapi masalahnya.

Mana mungkin?

Saat ini Jourel sedang berada di tengah-tengah Aula Utama Istana—yang, secara otomatis pula, membuatnya menjadi salah satu pusat perhatian para petinggi kerajaan selain Putri Hazelle dan Sang Dreamis Pertama Lemuria; Cherlyn El Owenn.

Kondisi semacam itu sungguh berhasil mencekiknya untuk tidak melakukan tindakan gegabah dengan menuruti kata hatinya. Terlebih saat setelah jeda beberapa menit, suara Sang Raja Agung Atlantis kembali menggema di seluruh sudut Aula Utama Istana.

"Situasi saat ini?"

Bukan bertanya pada alarm otomatis, tentunya Yang Mulia Raja Johniels menghibahkan pertanyaan itu pada salah satu jenderal pribadinya, yang terlabel sebagai informan handal dalam berbagai situasi.

"Informasi dari pusat memberitahukan bila saat ini Panglima Sirius sedang berusaha menahan pergerakan musuh. Yang Mulia Putra Mahkota Heironn turut berinisiatif untuk terjun menangani serangan secara langsung."

Setelah segaris keterkejutan sempat terlukis di wajah Raja Johniels. Kini hanyalah senyum puas yang terlukis di bibirnya.

"Putra Mahkota yang sangat membanggakan," puji Raja Johniels dengan seringai senang.

"Maafkan atas kelancangan hamba, Yang Mulia. Namun dengan situasi Yang Mulia Putra Mahkota Heironn yang demikian. Pihak Pangkalan Militer Utama sangat mengharap kehadiran Yang Mulia Raja untuk menurunkan titah mengenai kondisi Pangkalan Militer Selatan yang hancur lebur."

Soul: Atlantis & LemuriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang