chapter 3

27 2 0
                                    

Setelah Kejadian itu indra melapor ke teman-temannya.

"Aarrgghh".-ucapnya memegang rahang

"Kenapa lo?".- ucap bayu (temen baik indra).

"Ada adek kelas kita yang berantem ama gua".- ucap indra kesakitan.

"Adek kelas yang mana".- tanya bayu.

"Itu yang biasa dateng berdua, temen baiknya shifa dulu".- ucap indra

"Lu di kalahin sama anak itu? Lihat betapa bodohnya kau".- ucap bayu.

Bayu terkenal sebagai tangan kanan satu kakak kelas pentolan sekolah.

"Apa kita perlu manggil kak simon?".- tanya indra.

"Kau gila? Kalau simon ikut habis lah anak itu".- ucap bayu.

Simon adalah pentolan sekolahku perawakannya seperti lelaki dewasa yang sudah menikah, dia adalah seorang atlet taekwondo di sekolah ku, banyak penghargaan yang diraih olehnya.

"Aku tak peduli intinya aku mau simon ikutan!".- ucap indra kesal.

"Serah lu aja".- ucap bayu pergi.

Aku dan daniel pun sedang istirahat di kantin sampai tiba tiba segelas air putih mendarat di di makanan kami.

Setelah kami melihat itu ulah gary, kami langsung tau bahwa itu hanyalah pancingan.

"Udah makan dulu ian".- ucap daniel menghadangku.

"Aku udah cukup ga mood hari ini".- ucapku menggulung dasi di tanganku.

Aku langsung mendatanginya, memegang kerahnya dan tidak menunggu daniel.

Saat aku hampir memukulnya, tanganku dj tangkis oleh simon.

"Kau mau apa jagoan?".- ucapnya.

"PUGGGGGGGHHHHHH".- simon memukul.

"We liat simon memukul, t-tapi dia tetap berdiri?".- ucap anak heboh

"Itu ga berlangsung lama tunggu aja sampai simon gunain kakinya".- sambung bocah lain saat itu.

"Kuat juga kau bertahan, tapi bukan itu kekuatan ku sesungguhnya".- ucap simon sombong.

Aku hanya diam dan tetap di posisi bertahanku.

Gary pun menghampiri daniel.

"Lihat temanmu itu, mau bertahan sampai kapan?".- bisik gary.

"Kita taruhan, jika kak simon menang? Kalian berdua tunduk denganku".- ucap gary.

"Oke, jika ian yang menang, selanjutnya kita berdua yang berantem".- ucap daniel tersenyum sinis.

Gary menelan ludah karena takut dengan daniel.

"Aku tidak bisa, bertahan terus".- ucapku dalam hati.

"Aku harus bisa hindari tendangannya".- ucapku.

Dan tepat saat itu juga dia menaikkan tendangannya mengarah ke kepalaku.

"Kena kau".- ucapku datar.

Aku pun menunduk dan dengan cepat menendang penis simon dengan keras saat itu juga.

"AAAARRRRHGHHHHHH".- ucap simon kesakitan.

Dia pun terjatuh saat itu juga.

"Ga ada pria, yang tahan jika penisnya di hancurkan, dasar bodoh, cuihh".- ucapku lalu membuang ludah.

"Hahahahahahaha, kemari kau bodoh!".- ucap daniel tertawa.

Sementara itu daniel menyeret gary keluar dari kantin.

"Ehh, mau apa kau dengan anak itu?".- ucapku bertanya.

"Anak ini salah memegang orang".- ucap daniel.

Gary pun di pukul habis-habisan oleh daniel di tengah lapangan itu, daniel melepas kan pakaian gary, lalu membuang pakaian itu ke atas genteng kelas.

Tampilan gary saat itu, hanya menggunakan boxer.

"Kau tidak kelewatan?".- tanyaku

"Aku sudah menyimpan, kekesalanku sejak lama".- ucap daniel.

Tak berselang lama kepala sekolah memanggil kami ke ruang bimbingan khusus saat itu juga.

"Kalian ini pikirannya apa sih?! Mau sekolah atau tidak?!".- ucap kepala sekolah itu.

"maaf kami keterlaluan pak, tapi kami, hanya membalas kelakuan mereka".- ucap ku

"Panggil orang tua kalian besok, saya tidak mau tau".- ucap kepala sekolah.

"Baik pak, kami akan melaksanakannya".- ucap kami tersenyum.

To Be Continue

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang