chapter 18

12 3 0
                                    

Harinya pun tiba, kami berkumpul disitu tempat.

Aku dan daniel memimpin anggota kami, kami menyusun strategi untuk menghancurkan fraksi yang ada di sekolah lain.

Salah satu informan kami memberi informasi bahwa pertarungannya tepat pada saat pulang sekolah.

Kami pun berada di kelas, dan saat itu geovanny lewat depan kelasku.

Memanggilku keluar.

"Kamu mau tawuran?".- tanya geovanny

"Iyaa, kenapa?".- tanyaku balik

"Dengan arsel?".- tanya geovanny

"Iyaa, mereka bersaudara kan?".- ucapku

"Apa kau yakin?, tolong jangan terluka dan bunuh orang ya".- ucap geovanny

"Ada apa? Tumben kamu gini".- ucapku

"PLAKKKK!!!".- geovanny menampar

"Cause, i like you, and aku gamau kamu sampe kenapa-kenapa".- ucap geovanny.

Geovanny pergi dengan marah.

"Geo!".- panggil ku

"Apa!, kamu mau nyerang kan udah nyerang sana!".- bentak geovanny

"Iyaa maaf, tapi ini soal kehormatan".- ucapku

Dia tidak peduli dengan apapun, dan tetap meninggalkanku.

Jam yang ditunggu- tunggu pun tiba, yaitu jam pulang.

Kelompok ku dan arsel saling berhadapan.

"Maafkan aku geo, ini demi temanku".- ucapku.

Kami pun memulai keributan, kelompok arsel kurang lebih berjumlah 100 orang, akibat penggabungan anggota.

"Sepertinya anggota kita kurang, kau mau minta bantuan ke brian?".- tanya daniel.

"El, ayolah, doa woi, biar menang".- ucapku

"Kau, berdoa untuk menyiksa manusia?".- ucap daniel heran.

"Ck..sudah kita perang!!!!!".- teriakku

"MAAJUUUU!!!!".- teriak daniel.

Kelompok kami bentrok dengan fraksi itu.

Kami menjadi brutal, dan tak sedikit anggota kami tersingkirkan.

Pikiran kami saat itu hanya saling menghabisi satu sama lain.

Fraksi itu pun tumbang, itu pikir kami.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHA!".- arsel tertawa

"Pikiranmu aku sudah habiss kan?".- ucap arsel

Aku dan daniel serta petinggi-petinggi dari pihakku kelelahan mengalahkan semua cecunguk ini.

Tiba- tiba anggota lain dari fraksi tersebut datang.

"Cih, kloter dua ya".- ucap daniel.

Aku memandang semua anggota ku yang kelelahan akibat gelombang pertama tadi.

"Mau, gamau cuma kita el".- ucapku tegas.

"Kita gabisa tanpa mereka".- ucap daniel.

"Bukan saatnya berdebat el".- ucapku

"Tapi....".- ucap daniel.

"DANIEL!".- bentakku

"Tak peduli seberapa banyak mereka, seberapa kuat, dan seberapa pintar".- ucapku

"Selagi musuh berada di depan kita, bertarunglah sampai kau mati".- ucapku

"Oi!  Kami mau pertarungan bukan drama".- teriak arsel dari jauh.

"Tabrak!".- teriak arsel.

Pasukan arsel pun berlari ke arah ku, mengejutkannya hanya aku sendiri yang masih maju menyelesaikan pertarungan.

Aku dan pasukan tersebut pun bentrok.

"Lihat, kita membiarkan ketua kita bertarung sendirian?".- ucap salah satu anggota ku.

Mereka semua pun berdiri dengan semangat.

"Hey, daniel ayo kita maju, bantu ketua kita!".- teriak anggota ku.

"Baiklah kalau itu mau kalian, maju!!!".- teriak daniel.

Pasukan pun maju dan bentrok dengan pasukan arsel.

Tiba- tiba dari kejauhan terdengar suara mobil truck yang kencang membunyikan klakson.

Truck itu membawa rombongan.

"OOOOOOOIIIIIIIII!!!!".- teriak brian menggunakan pengeras suara.

Pertarungan berhenti sejenak, dan pasukanku dan arsel berhamburan menghindari truck brian.

"Orang gila itu".- ucapku.

Truck itu berhenti di tengah jalan tempat kami bentrok.

Pasukan brian turun dari bak truck.

Dan brian turun dari atas truck.

"Tunggu, tunggu aahh aku sedikit mabuk".- ucapnya sempoyongan.

"Izin kan aku bernafas sebentar".- ucapnya kecapean.

"Jadiii, kudengar ada satu pasukan disini memanggil jasa paman, atau para gangster untuk membantu perkelahian ini".- ucap brian.

"Kalau tidak salah, dari fraksi fraksian sialan".- ucap brian tertawa.

"Kalian takut? Dengan sekolahku? Sampai- sampai melibatkan gangster?".- ucap brian.

"Ini bukan urusanmu sebaiknya kau diam!".- ucap arsel.

"Apa?".- ucap brian serius

Brian maju ke hadapan arsel.

"Bahkan kau belum bergerak sejak tadi, dan hanya memerintah, panggil anggota gangstermu bajingan, kami akan menghadapinya".- ucap brian

"Tentunya, aku ikutan!, wlee".- ucap brian tertawa mengejek

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang