Hari itu aku tidak melihat siapapun, mataku kabur dia terus memukuli ku, yang bisa kulakukan cuma sabar dan menahan rasa sakit, anak itu tidak berhenti sampai aku pura-pura pingsan, aku membuka sedikit mataku dan melihat dia menggunakan topeng, seragam yang sama denganku.
"Ternyata selemah ini".- ucap orang itu.
Lalu dia lari meninggalkanku.
Aku hanya terbaring tak berdaya sampai beberapa siswa melihat dan mengerumuniku.
"Hey, apa yang kalian lakukan?! Bawa dia ke uks".- ucap pak guru yang kebetulan lewat.
Aku di bawa ke uks kelas, dan ditanyai beberapa hal. Mataku sama sekali tidak melihat dengan jelas siapa pelakunya, tapi aku sangat mengingat suaranya.
Brian datang dengan marah menendang pintu uks.
"Julian beri tau aku siapa pelakunya".- ucap brian
Dengan tatapan yang tajam brian bertanya kepadaku beberapa hal.
"Yang aku tahu orang itu tidak mungkin orang biasa, perawakannya agak besar dariku, dan secara teknik dia dapat menyelesaikan pertarungan tanpa membuat lawannya berkutik".- ucapku
"Dia memakai seragam kita, tapi aku tak yakin itu anak sekolah".- ucapku
"Kenapa bisa kau memikirkan itu?".- tanya brian
"Karna dengan tangannya yang berbulu, aku yakin dia bukan seumuran dengan anak sekolah".- ucapku
"Kau kerumah sakit dulu".- ucap brian
"Biar bapak antar".- ucap pak guru.
"Tidak usah pak, saya bisa sendiri".- ucapku
Aku pun langsung ke rumah sakit, di perjalanan aku bertemu dengan beberapa orang yang perawakannya seperti yang kulihat, dan benar saja pria ber-jas itu langsung mengepungku, aki sempat melakukan perlawanan dan sempat menghantam 2 orang dari mereka, namun karena mataku, aku lengah dan tiba tiba salah satu mengambil kayu dan menghantam tepat di belakang leherku dan aku pun pingsan di tempat.
Ketika aku bangun setelah di tolong oleh warga setempat, aku pun berjalan pulang, dan muntah di tengah jalan.
Sesampainya di depan pagar rumah, daniel langsung berlari dan menggotongku untuk duduk di kursi.
"Oii, lu kenapa jul?".- ucap daniel pani
"Aahhh, o-orang itu , b-buat aku".- desahku
"Uhhuukkk".- Aku batuk, serta mengeluarkan darah
"Oii jul, aku bawa ke rumah sakit, tunggu disini".- ucap daniel.
Daniel menaikkanku di pundaknya dan berlari ke rumah sakit terdekat.
"dok....dok.... Tolong teman saya tolong dok".- ucap daniel memohon.
Ingatanku tiba tiba berada di kamar rumah sakit, dengan oksigen yang di tempelkan kepadaku.
Brian dan andro pun datang.
"Kau disiksa lagi?".- tanya brian
Aku hanya mengangguk karena terlalu sakit jika aku terus berbicara.
"Apa yang kau maksud disiksa, apa kau menyerang temanku hah?!!".- ucap daniel marah
Daniel memegang kerah baju brian.
Andro langsung hampir memukul daniel.
"Orang bodoh!".- ucap andro
"Awass!".- ucap brian menukar posisi.
"Aaarggghhh".- desah brian kesakitan
"Brian? Apa yang kau lakukan?!".- ucap andro.
"Gaada gunanya, kita bertengkar".- ucap brian santai
"Yang kita fokus, nyari pelaku, kalo kita saling siku, kita gaakan pernah dapetin".- ucapnya lagi
"Bisa, bisanya dia hanya ngomong santai setelah dihantam kayak tadi".- ucapku dalam hati
"Kita bersatu nyari anjing itu, kalo kalian semua ngehalangin aku, akan kubunuh kalian".- ucap brian
Setiap pertanyaan mereka aku hanya mengangguk serta menggelengkan kepala
Karena sakit kepala yang begitu sakit, kerjaku hanya tidur tapi yang pasti aku akan membalas dendam buat semua yang dia lakukan
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita ian
RandomSebuah kisah yanh dikarang oleh seorang anak SMA yang nganggur