chapter 10

18 2 0
                                    

Pagi hari yang cerah itu aku sekolah seperti biasa.

Namun hari itu agak sedikit beda, ada brian dan andro.

Walaupun mereka mendukung untuk menghancurkan anak atap.

"Toh, kami juga bakalan lulus tahun depan".- ucap brian tersenyum

"OIIIII!!!! ADIK KELASKU YANG KUSAYANGI".- brian berlari dari belakang menyusulku.

"Sejak kapan orang ini memalukan".- gumamku dalam hati.

"Hancurkan orang itu, dia urutan ke 5, anak buahnya termasuk orang yang kau hajar kemarin, namanya lewi, aku sering memanggilnya bon bon karena dia mirip seperti boneka besar, Hahahhahaha".- ucap brian tertawa.

"Aku pergi dulu ya, jangan bertemu denganku sampai, kau sudah ingin melawanku".- ucap brian pergi.

"Lewi?".- tanyaku dalam hati

Aku pun mengikuti pelajaran sendirian, daniel sedang sakit karena kelelahan.

Karena berita aku menghajar indra sudah terdengar, maka lewi tidak main-main untuk merundungku.

Selain itu entah mengapa shifa nampak mencoba mendekatiku.

"Hai ian, kamu sudah makan tidak? Aku masak bekal, kamu mau ga?".- tanya shifa.

"Ngga, makasih".- ucapku berpindah tempat.

Terkadang aku berfikir apakah, dia sengaja agar dia mendapatkan perlindungan dari indra dan kawan-kawan?

" kau sengaja mendekatiku, kenapa ga dari dulu?".- tanyaku

"Aku cuma ingin kau aman, dan jujur aku rasanya jatuh cinta dengan brian".- ucapnya tersenyum

"Kau kan teman yang baik, ayolah berikan kontaknya".- ucap shifa memohon

Aku yang mendengar nya sangat sakit hati.

"Aku jatuh cinta dengan orang yang salah".- ucapku dalam hati.

Aku pun berusaha sejauh mungkin dari shifa.

Entah darimana dia mendapat kontak brian.

Aku melihatnya di tolak mentah-mentah dengan brian tapi dia masih berusaha jika mungkin bukan karna kerudung yang dipakainya, mungkin saja brian akan berlaku kasar.

"Hmmm brian, kamu sudah makan ga? Mau aku masakin ga?".- tanya shifa manja

"Ngga kok, aku beli aja, lagian kau gausah repot-repot".- ucap brian

Setiap brian muncul dan aku di belakang brian pasti akan ada kata "Hi brian" dengan senyum manis yang dia berikan.

"Kalau shifa yang cantik itu suka kamu terus kenapa kau tolak?".- tanyaku

"Wanita yang ku sayang hanya ada 2 yang pertama ibuku, lalu, dia".- ucap brian menunjuk wanita.

"Siapa dia?".- tanyaku penasaran

"Grace, itu namanya".- ucap brian

"Kenapa kau belum bilang padanya".- ucapku

"Aku sudah terlanjur kecewa, aku yang menunggumu selama ini, tapi dia lebih memilih kakak kelas yang sekarang kuliah".- ucap brian

"Aku dulu sama sepertimu, tapi karena dia, aku berubah menjadi seperti ini, aku sangat berterima kasih padanya karena berhasil mengubahku menjadi pria".- ucap brian tersenyum

"Belum ada wanita yang buatku tertarik".- ucap brian.

"Bagaimana dengan mu?".- tanya brian

"Aku kagum sama seorang teman, dan aku rasa aku ingin memilikinya, tapi kami.terhalang oleh agama dan hal lainnya".- ucapku

"Dan lagi dia lebih suka denganmu ketimbang melihatku menunggumu".- ucapku

"Kerudung itu? Wah maaf maaf".- ucap brian mengangkat tangan.

"Udahlah lupain, andro kemana?".- tanyaku

"Ah andro lagi ngurusin adeknya dirumahku".- ucap brian

" berarti partner dari masing- masing kita gaada deh".- ucap brian.

Kami tertawa terbahak-bahak ketika bertukar cerita.

Brian pun pergi untuk belajar

Aku pun berjalan di koridor sekolah, tiba-tiba aku di sambut pukulan yang datang dari samping.

Tepat mengenai hidungku, aku sangat kesakitan saat itu, tak ada yang bisa kulakukan.

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang