chapter 63

3 1 0
                                    

Akhirnya kak shifa menceritakan semua soal ibunya adel.

"Ouuu jadi gitu".- ucapku.

"Kak, aku bisa ke gereja bareng adel ga? Minggu ini?".- ucapku.

"Bisa dong, kakak ga pernah larang kamu ibadah arthur, justru kakak bersyukur akhirnya kamu mau ke gereja".- ucapnya tersenyum.

"Mmmm, kakak tau karena siapa, adel kan?".- ucapnya menggodaku.

"Apaan si kak, katanya seru disana jadi dia mau ajak aku".- ucapku.

"Iyaaa besok kamu pake baju yang rapih, karena bakalan ibadah, okey".- ucapnya.

"Okey kak".- balasku tersenyum.

Keesokan harinya adel datang menjemputku karena aku baru pertama kalinya untuk ke gereja, ia datang menggunakan dress putih cantik, dan riasan yang sangat tipis.

Detak jantungku meningkat, aku tidak pernah merasakan hal ini.

"C-cantik".- ucapku terbatah batah.

"Ayoo jalan".- ucap adel tersenyum.

"Iyaa ayo".- balasku.

Kami pun berjalan dan sampai di gereja.

Disana banyak orang dari segala usia, dari berbagai daerah dan suku, berbagai bahasa kudengar disana.

Adel juga punya banyak teman disana.

"Temen- temen, ini arthur, anak dari om julian".- ucap adel.

"OM JULIAN PUNYA ANAK?!".- ucap mereka kaget.

"Aku anak angkatnya".- ucapku datar.

"OM JULIAN HARUS NIKAHNYA SAMA AKU".- ucap salah satu dari mereka.

"Heh, tolol, umurmu dan ayahnya dia jauh berbeda".- ucap adel kesal.

"Kenalin aku clara, aku fans berat ayahmu, tolong sampaikan salamku".- ucap clara.

"Kenapa kau sangat ingin bersama ayahku?" - tanyaku heran.

"Ayahmu adalah pemain musik terhebat di gereja ini, membayangkannya saja aku sudah terpanah" - ucapnya.

"Padahal ayah tidak pernah bermain musik".- ucapku dalam hati.

"Yasudah ayo kita ibadah".- ucap adel.

"Iyaaa".- ucapku.

Selesai ibadah, adel mengajakku untuk bertemu teman yang lain.

Ada anak yang dari gereja lain yang ikut bermain saat itu.

Dan ken ada di antara mereka.

"Kau baru muncul, sudah sadar? haha".- ucapnya tertawa.

Ia duduk disampingku kami sembari memperhatikan adel dan anak anak yang lain bermain di taman itu.

"Kilihat kau dekat dengan perempuan itu".- ucap ken.

"Yaa, dia yang buat aku kesini".- balasku.

"Syukurlah, aku tadinya ingin mengajakmu memuji Tuhan sama seperti yang dia lakukan".- ucap ken

"Mau rokok?".- ucap ken menawariku.

"Boleh, satu aja".- ucapku.

"Aku selalu berdoa".- ucapku.

"Kenapa kau tidak ke gereja?".- tanya ken.

"Karena, aku ga percaya agama".- ucapku

"Kau satanis?".- tanya ken.

"Tak seperti itu".- ucapku.

"Ayahku pernah bilang, percaya Tuhan".- ucapku.

"Ya terus?".- tanya ken.

"Agama menurutku adalah suatu ciptaan manusia, soalnya Tuhan tidak pernah bilang kamu harus meluk agama ini dan itu, dia cuma bilang percaya aku".- jelasku.

"dan lagi apa yang agama ajar juga bisa saja terkadang sesat kan?".- sambungku.

"Ahh aku pusing dengan pemikiranmu, yang penting kamu gereja".- ucap ken kesal.

"Adel itu adalah anak baik tur, di gereja dia dikenal penengah yang baik, juga galak, tapi dia juga termasuk anak yang suka dirundung".- ucap ken.

"Kenapa gitu?".- tanyaku.

"Ya karena ibunya sempat di cap sebagai pelacur, tapi lihat, senyumnya ga berkurang walau ia gatau siapa bapaknya".- ucap ken tersenyum.

"Dia juga jarang pengen deket sama anak laki laki, tapi kali ini sama kamu kan".- ucap ken.

"Iyaaaa....apa ada masalah?".- tanyaku.

"Ngga masalah, cuma jangan kau bikin dia sakit hati, selain galak, kudengar dia punya penyakit yang serius, jadi jangan sampai kau membuatnya sakit".- ucap ken.

Aku semakin penasaran dengan adel karena perkataan ken.

Setelah itu adel mengajak kami ikut bermain dengan anak kecil lainnya.

"Ayo ajari mereka".- ucap adel.

"ARTHUR, SIAPA YANG KASIH KAMU ROKOK!".- ucapnya marah.

Tanganku refleks menunjuk ke ken.

"Kamu yaa, jangan kasih dia kalo kamu ngerokok" - ucap adel sembari menarik telinga ken.

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang