chapter 28

10 2 0
                                    

Brian berada di rumah sakit, menunggu preman itu siuman.

"Andro, beli makan gih, laper".- ucap brian.

"Mau makan apa kau?".- tanya andro.

"Ya apa kek, roti atau semacamnya".- ucap brian.

"Oke tunggu".- balasnya.

Preman itu pun sadar, dan melihat brian berdiri di hadapan mereka.

Brian mengunci pintu ruangan dan siap mengintrogasi semuanya.

"So, selamat datang di neraka".- ucap brian tersenyum.

"Siapa kau!".- teriak salah satu preman itu.

"Siapa aku?, kenali aku dengan panggilan lucifer-mu dan simpan itu di memori mu.

Aku sudah memberi tanda pada masing- masing kalian.

Brian mengambilkan mereka cermin.

"And, lihat!".- ucapnya.

Terdapat luka jahitan besar berbentuk huruf L yang terdapat pada dahi masing- masing mereka.

"Luka segini tidak bisa mematikanku, bocah".- ucap salah satu mereka.

"Oh ya?".- ucap brian.

Brian berjalan ke orang itu dan dengan cepat menaruh kakinya pada leher orang itu.

"Sekarang, jelaskan! Dimana temanku!".- ucap brian.

Selagi menunggu bicara, brian menginjak lehernya layaknya pedal gas.

"Argghhh, o-oke oke a-aku bicara".- ucapnya tersedak.

Sementara itu, tangan daniel diikat masing-masing di tiang, ia terus dipukuli sampai babak belur.

"Kau masih belum mau melakukannya?".- tanya preman disana.

"Kau anak yang tangguh".- ucapnya lagi.

"Bos, Bukankah sebaiknya kita memberi dia makan?".- tanya salah satu dari mereka.

"Baik beri dia makan".- ucapnya.

Salah satu pembantu perempuan disana membersihkan daniel yang kotor, dan menyuapinya makan.

"Hey, s-siapa na-namamu?".- tanya daniel kepadanya.

"Maaf tapi aku dilarang berbicara kepadamu".- ucapnya

" Bukankah kau sudah melanggarnya? Dengan menjawab pertanyaanku?".- ucap daniel.

"Aku janji akan melepaskanmu jika kau membantuku" - ucap daniel.

"Atau ku laporkan saja kepada bosmu?".- tanya daniel

"Bukankah kau akan mati jika kau melakukannya?".- jawab wanita itu.

"Aku tidak takut mati, lagipula dia membutuhkanku, jadi tak mungkin dia membunuhku".- ucap daniel tersenyum

"Dengan sedikit fitnah, jika aku memberitahukannya maka kau lah yang akan mati nona".- ucap daniel.

"B-baik iya aku beritahu namaku" - ucapnya.

"Baik siapa namamu?".- tanya daniel.

" devina, namaku devina".- ucapnya

"Oke devina aku tau kau akan kembali, boleh aku minta sesuatu?".- tanya daniel.

" Asal bukan hal yang besar, aku akan bawakan".- ucapnya.

"Aku ingin meminta penjepit kertas dimakananku".- ucap daniel.

"Hanya satu barang itu saja, lalu luruskan dia".- ucap daniel.

"Baik, aku akan menyediakannya besok diantara mie mu, umm daniel".- ucap devina

"Aku akan membalas budimu devina, parasmu yang cantik tak pantas ada di tempat kotor ini".- ucap daniel.

"Setelah kau memberikannya, kumohon pergilah dan kita akan bertemu di suatu tempat".- ucap daniel.

Sementara itu aku berada di atas plafon rumah.

"Sial aku tak bisa lama-lama disini".- ucapku dalam hati.

Malampun tiba.

"Ini saatnya".- ucapku

Aku memutus aliran listrik di rumah itu.

"Sial, listriknya padam".- ucap orang itu.

Salah satu dari mereka berada di kamar mandi.

Aku mengendap-endap turun selagi mereka mencari penyebab listriknya putus.

Aku mengambil pisau dapur.

Dan bersembunyi di kamar.

Suara siulan dari salah satu pria itu membuatku tau dia dimana.

"Itulah mengapa aku memperbaiki telingaku".- ucapku dalam hati.

Aku menusuk pria yang di kamar mandi dan menyumpal mulutnya sehingga tak bersuara.

Aku mencoba menyerang namun tak menggunakan mata, melainkan telinga agar aku mendengar suara apapun disana.

Aku mendengar salah satu dari mereka berjalan di tangga.

Lalu menusuknya, ia sempat menembakkan pistol secara membabi buta, sehingga memancing yang lain.

Dan keadaan semakin chaos.

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang