chapter 60

4 1 0
                                    

Mendengar semua ajaran julian pada arthur, aku jadi ingin merubah arthur sedikit.

Pandangan julian dan arthur sedikit mirip, kuat tak harus pintar berkelahi.

Hal itu yang akan kuubah dari arthur.

Dan juga aku harus belajar banyak darinya.

*CERITA BERUBAH DARI SUDUT PANDANG JULIAN.

Disisi lain aku sedang berada di salah satu bar terkenal.

"Mau minum?".- tanya bartender.

"Yaa, segelas whisky mungkin gabakal nyakitin".- ucapku.

"Baik tuan".- ucapnya tersenyum

"Kau meminum segelas whisky? Kau gila atau apa?".- tanya kevin

"Jauh sebelum kau mengenalku, aku sudah jauh lebih gila".- ucapku

Seorang pria dengan sepuluh bodyguard datang saat itu dan duduk di meja khusus yang disediakan.

"Kau cukup keren kalau kau bisa menghajar mereka seorang diri".- ucapku

"Aku bisa, tapi aku tidak bisa jika tidak ada sebab".- ucap kevin meneguk minuman.

"Itu adalah temanku dimasa SMA".- ucapku

"Kau serius?".- tanya kevin

"Yaa betul".- ucapku tersenyum

"Haha, buktikan".- ucapnya.

Aku langsung menuju orang itu, dan berbisik kepadanya lalu, memberikan cincinku tanpa sepengetahuan kevin.

Lalu aku kembali ke kevin saat itu.

"Hey kev, dia berutang satu cincin padaku, kau mau mengambil cincinku itu?".- ucapku

"Bagaimana kalau kau saja yang ambil?".- balas kevin memelas.

"Kau takut? Haha seharusnya kubawa brian kesini".- ucapku

"Okey... Fine.. ".- ucapnya turun dari kursi.

"Tuan siapa namamu?".- tanya kevin pada orang itu.

"Siapa kau".- ucapnya

"Ahh iyaa aku tau siapa kau, kau adalah 1 dari 7 kurcaci bukan begitu??".- ucap kevin tertawa.

"HEY, ANAK INI MENGHINAKU".- ucap orang itu marah

Kevin langsung dikelilingi bodyguard disana.

Aku pun berbicara kepada bartender seolah tidak terjadi apa apa.

"Hey kau kenal dia?".- tanya pelayan itu.

"Dia siapa?".- balasku

"Orang yang mencari masalah dengan sandoval itu?".- tanyanya lagi

"Ahhh dia teman baikku, tenang dia bisa mengatasinya".- ucapku

"Aku minta bir dong".- ucapku.

Kevin terus tertawa di depan orang itu.

"BUNUH DIA".- ucap sandoval marah

Salah satu bodyguard pun menahan kevin.

Tapi dengan badannya yang lumayan kurus kevin membanting orang itu dengan telak sembari tertawa.

"Hahahaha, oke sudah cukup main- mainnya".- ucap kevin sembari mengikat rambut.

"Come here!, kalian anjing-anjing besar".- ucapnya.

Kevin menghajar mereka satu persatu.

Mereka pun dengan perlahan jatuh satu per satu.

Dan menarik sandoval, menuju meja bar.

Lalu kevin menghantam kepalanya di meja, yang membuat sandoval pingsan.

"Nih, cincin mu".- ucap kevin.

"Ahh, makasih sahabatku".- ucapku tersenyum

"Kalian harusnya lari".- ucap pelayan itu.

"Kenapa?".- tanya kevin

"Karena kebanyakan orang disini adalah anak buahnya" - ucap pelayan itu.

"Ahh, kalau begitu kau baru saja membangunkanku".- ucapku

"Apa maksudmu?".- tanya pelayan itu.

Orang- orang disana berdiri  dan menatap kami.

"Hey bro, bisa nyalakan rokokku?".- tanyaku ke pelayan itu

"Ini dia".- ucapnya.

"Baik rokok ku sudah menyala tunggu apa lagi".- ucapku.

"Ahh aku baru saja menjatuhkan 10 orang ian!".- ucap kevin kesal.

"Kau mengeluh?".- tanyaku dengan mata sinis.

"Baik baik, ayo habisi".- ucapnya.

Kami pun bertengkar menghabisi orang orang itu yang jumlahnya sangat banyak.

*CERITA BERUBAH KE SUDUT PANDANG SHIFA

"Aku pulang".- ucap arthur

"Yaaa, bagaimana sekolahmu?".- tanyaku

"Baik baik aja kak, cuma tadi ada tugas IPA".- ucap arthur.

"Apa tugasnya?".- tanya ku

"Disuruh cari hewan yang berhubungan dengan ekosistem".- ucap arthur.

"Terus kamu mau cari apa?".- ucapku sembari memberikan arthur air.

"Belum tau kak, tapi nyarinya nanti bareng temen ya" - ucap arthur.

"Temen? Darimana?".- tanyaku.

"Sebenarnya aku agak risih dengannya tapi gaenak" - ucap arthur.

"Siapa?".- tanyaku lagi.

"Itu kak namanya adel".- ucap arthur.

"Yaa bagus dong" - ucapku tersenyum

"Tapi kak, aku kurang nyaman kalo di tempelin terus, di gandeng gandeng, kurang nyaman akunya" - ucap arthur mengomel.

Suara anak perempuan pun muncul memanggil arthur dari luar.

"Arthur... Arthur".- ucapnya.

Aku membukakan pintu untuk anak itu.

"Kakak, arthurnya ada?".- tanyanya.

Anak itu punya paras yang cantik dan senyum yang manis.

Aku pun berbalik untuk memanggil arthur, arthur sudah lari ke kamarnya dan bersembunyi di selimut.

To be continue

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang