"Sudah tak usah dipikirkan".- ucapku
"Andro pergi karena sudah waktunya".- sambungku.
Setelah pemakaman andro selesai, aku mengantar shifa pulang.
Sementara brian bertemu gaby di rumah sakit.
"Gabyy, gimana sudah mendingan?, mau makan apa?".- tanya brian tersenyum.
"Kakak, kau mungkin pria yang kuat, pria yang bisa segalanya, aku yakin kakak bisa lindungin aku".- ucap gaby tersenyum.
"Yapp aku emang kuatt".- brian menunjukkan otot lengannya.
"Tapi kak, kau tak pandai dalam berbohong".- ucap gaby.
"Maksudnya?".- balas brian.
"Aku tau kak, kak andro udah gaada kan?, tuh sedihnya kakak keliatan banget, mungkin kak julian sama kak daniel gatau, tapi aku tau kok kak".- ucap gaby.
"Hufffffttt, berarti tak ada yang perlu aku sembunyikan lagi ya".- ucap brian menangis haru.
"Maafkan aku gaby, aku gagal lindungin kalian".- ucap brian terduduk lemas.
"Kakak, kakak gasalah, itu memang sudah jalannya kak".- ucap gaby tersenyum.
"Iyaa gaby, pokoknya gaby nginep di rumah kakak, ada kamar kosong".- ucap brian.
"Kakak tapi banyak pamannya".- balas gaby.
"Ahhh sudah biar kakak yang atur".- ucap brian
"Yang penting kamu sembuh dulu".- ucap brian.
"Iyaa kak".- balas gaby.
"Kak julian mana?" - tanya gaby.
"Ahhhh, lagi pacaran sama shifa, dah lah gausah di urusin".- ucap brian.
"Gaboleh gituu, julian kan juga temen kakak".- balas gaby
"Iyaa gaby".- ucap brian.
Keesokan hari gaby didatangi oleh 2 pengawal profesional milik brian.
"Nona gaby?".- tanya pengawal itu.
"Eeee iyaa, ada apa pak?"- tanya gaby.
"Saya dikirim tuan muda untuk menjaga anda, perkenalkan saya gilbert, dan anak buah saya namanya doris".- ucapnya.
"SALAM KENAL NONA MUDA".- gilbert dan doris tunduk.
"Hmmm kak briann kak brian".- gaby menggelengkan kepala.
"Kak briannya mana ya paman?".- tanya gaby.
"Ohh tuan muda sedang berada di luar kota untuk waktu yang lama nona, anda bisa pulang ke rumah anda sendiri nona".- ucap doris.
"Rumah saya? Saya kan tinggal sama kak brian paman".- ucap gaby heran.
"Ini pesan dari tuan muda".- gilbert menunjukkan surat.
"Halo, gaby
Karena pengawalnya/paman-paman disini kebanyakan, jadi kakak gabisa ngasih kamar ke kamu disini, jadi apa yang aku lakuin?, aku beliin kamu rumah sebagai pengganti dan permintaan maafku, rumahnya udah sama perabotan, oh iya aku juga kirimin 2 pengawal papa buat jagain kamu, aku juga udah bicara ke rektor kampus buat izinin kamu di kampus jadi jangan khawatir lagi ya, kalo butuh apa apa kasih tau boris atau gilbert aja mereka baik kok.
Cepat sembuh, nanti aku temuin kamu lagi.
Brian revandra".- tulis brian di surat itu.
Sementara malam itu, aku bertemu dengan orang tua shifa.
"Malam om, tante".- ucapku.
Ayah shifa yang kaget langsung menarikku keluar.
"Mau apa kamu kesini".- ucapnya geram.
"Saya pacarnya shifa om".- jawabku
"Shifaa!!".- panggilnya.
"Kamu kenapa, pacaran sama orang yang ga punya hati kayak dia".- ucapnya marah.
"Pah, dia julian ,ayolah lupain yang dia lakuin, dia lakuin juga bukan tanpa alasan kan pah, sjifa kan sudah jelasin kenapa alasannya".- ucap shifa
"Tapi tetap saja!, kamu tidak boleh pacaran sama anak ini, apa ini? Hah?".- ayah shifa menarik kalungku.
"Itu pemberian oma saya (oma daniel) pak".- jawabku.
"Kau kristen?!, ya, pantas! Kau sama seperti kaummu yang menghabisi kaum kami".- ucapnya makin marah.
"Papa! Udah lahh".- teriak shifa.
"Mau sampai kapan sih papa nilai orang karena agama, karena apa yang dia lakuin! Sampai kapan pah!".- ucap shifa.
"Shifa dia gabaik buat kamu! Kamu ngerti ga sih".- ucap ayah shifa.
"Om saya minta jangan bawa-bawa agama saya ya, saya gasuka".- ucapku.
"Ooo gasuka sekarang?! Pergi kamu! Kamu apa apa saja belum punya! Mau sok pacarin anak saya".- ucapnya menendangku.
Aku terjatuh akibat itu.
"Hahahaahha, om semoga om gabakal rasain apa yang aku rasa sekarang ini".- ucapku berdiri.
"Dan shifa, senang bisa mengenalmu".- ucapku pergi.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita ian
RandomSebuah kisah yanh dikarang oleh seorang anak SMA yang nganggur