"Habis ini tinggal sama ibu yaa".- ucap ibuku.
"Ibu, aku tidak bisa menganggu keluarga ibu, aku hanya numpang beberapa hari disini ya".- ucapku
"Kau mau melakukannya lagi?".- tanya ibuku sedih.
"Ibu aku mau cari kerja lalu punya kehidupan sendiri" - ucapku.
"Jangan lupakan ibu jika itu terjadi".- ucap ibuku.
"Iyaa ibu".- ucapku
Lalu ibuku ke kamarnya.
Esoknya Ayah tiriku mengantar kezia ke sekolah lalu ia pergi bekerja.
"Ibu paman itu kerja apa?" - tanyaku.
"Ahhh dia itu HRD di perusahaannya".- ucap ibuku.
"Kau tertarik?".- tanya ibuku.
"Tidak, aku tidak tertarik".- ucapku
"Terserah kau saja nak".- ucap ibuku.
Aku melakukan pekerjaan rumah dan sedikit memasak menggantikan ibuku.
Tak lama paman itu menjemput kezia karena menangis di sekolahnya.
"Kenapa nak?".- tanya ibuku lembut.
Kezia terlihat trauma dan menangis.
"Itu mah, ga sengaja ada anak cowo bercanda sama dia ga sengaja megang payudaranya, kata gurunya".- ucap paman itu.
"Tapi anak itu sudah minta maaf dan menangis juga mohon-mohon, udah aku marahin".- ucap paman itu.
"Apa?".- tanyaku
"Kau membiarkan payudara anakmu di pegang?".- ucapku
"Kau gila?!".- ucapku marah.
"Hey, dia masih anak kecil, bercanda tak ada salahnya" - ucap paman itu.
Dengan cepat aku menuju ke paman itu.
"Apakah kau akan seperti ini, jika nanti ibuku mengalaminya?" - tanyaku.
"Hey dia cuma a-". Sebelum ia berkata lebih banyak aku langsung menarik pisau dan menodongkannya ke lehernya.
"Aku bertanya, tak butuh penjelasanmu".- ucapku sinis.
"Nakk, sudah yaa" - ucap ibuku memeluk tanganku.
"Ibu, aku sudah muak dengan orang seperti ini".- ucapku.
"Kezia, dengarkan aku, apa kau bermain dengan anak itu?".- tanyaku.
"T-ti-dak".- ucap kezia menangis.
"Logikanya, laki-laki anak 17 tahun tak mungkin tak inginkan hal itu".- ucapku.
"Sebelum aku menghabisimu, biarkan aku membela anakmu, dia adik tiriku, tapi dia wanita".- ucapku.
Lalu aku dan kezia menuju ke sekolah kezia saat itu juga.
"Tunjukkan orangnya".- ucapku.
"Itu lelaki yang duduk di pinggir lapangan dengan banyak teman-temannya".- ucap kezia.
Aku langsung menancap gas menuju ke tengah lapangan dan parkir tepat di depan anak itu.
"Huffftttttt, hampir saja".- ucap anak itu.
"Hey, kau bisa menyetir?".- ucapnya.
"Turun kezia, bilang kau yang menyetir".- ucapku.
Kezia menuruti perintahku.
"OHHHH, KAU WANITA JALANG, KAU KEMBALI? APA KAH KAU MAU MEMBERIKAN PERAWANMU?".- ucapnya tertawa.
Seketika aku keluar dari mobil.
"O-ou jagoannya yang satu lagi".- ucap anak itu.
"hey, kau tau siapa dia?".- ucap salah satu anak disana.
"Dia adalah legenda SMA, dia ares, si dewa perang".- ucap salah satu anak itu
"Oh y-".- sebelum ia melanjutkan ucapannya, aku sudah mengangkatnya dan membantingnya di lapangan.
"Akan ku patahkan tanganmu".- ucapku memutar tangannya.
Lalu kuambil telapak tangannya dan menggenggamnya hingga remuk.
"Itu hukuman karena telah merusak adikku".- ucapku.
Ia meronta kesakitan.
Dia bangun dan menyuruh temannya menghabisiku.
3 orang diantaranya, maju ingin memukulku.
Aku membiarkannya memukulku dan hanya tertawa.
"Hahahahahaha, kau mau tau pukulan?".- tanyaku.
"ini adalah pukulan" - ucapku.
Aku memukul temannya yang satu, tepat di dada ia terlempar jauh sampai di tangga.
Lalu aku memegang 2 kepala anak itu dan kubuat terbentur satu dengan yang lain.
Sementara pelakunya ku lempar di tengah lapangan hingga terkapar.
Kepala sekolah dari sekolah itu turun dengan panik, diikuti oleh staff guru.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita ian
RandomSebuah kisah yanh dikarang oleh seorang anak SMA yang nganggur