chapter 9

18 3 0
                                    

Kami berjalan pulang saat itu san tiba tiba.

"JULIANN!!".- teriak kakak kelas

"El itu kan kakak kelas kemarin?".- tanyaku ke daniel

"Iyaa, mau di samperin ngga?".- tanya daniel

" ayo coba kita datangin".- ucapku

Tak lama dari itu terlihat shifa yang berjalan sendiri.

Aku tak peduli dam tetap jalan ke arah kakak kelas itu, tapi ia menahanku sejenak.

"Jul, tolong ya jangan ganggu indra".- ucap shifa memohon

"Ganggu? Nanti kita bicarakan hal ini, sekarang aku ada urusan, maaf".- ucapku melepaskan genggamannya

Aku pun menghampiri, kakak kelas tersebut.

Mereka mengajak kami ke gang yang cukup sepi, untuk merokok disana katanya.

Kami sampai dan mengisap sebatang rokok, dari masing-masing kami.

"Kau keren julian".- ucap kakak kelas itu

"Kakak siapa? Dan mau apa?".- tanyaku

" aku brian, panggil saja begitu dan dia temanku Alexandro, kalian boleh panggil dia andro kok".- ucap brian

"Brian ada apa".- ucapku

" ahh tak ada apa apa, aku hanya bosan jadi kupanggil kalian, oh iya kenapa kalian bisa kalah kemarin?".- tanya brian

setelah pertanyaan itu, andro pun pamit untuk pulang.

"Oi, semua aku balik ya, gaby gaada yang jaga soalnya".- ucap andro

"Gaby?".- tanyaku

"Iya, itu adik perempuannya andro, dia masih kecil, sekitar 5 tahun".- ucap brian

"Jadi makanya dia pulang duluan".- ucapnya lagi

"Makasih sudah menolong kami kemarin".- ucapku

"Iyaa tak apa, kau santai saja".- ucap brian

"Tapi, apa yang buat kau menolong kami?".- tanyaku

"Aku sebelumnya sudah melihat kalian bertarung melawan musuh yang sama, dari atas atap sekolah".- ucap brian

"Kau? Anak diatap".- ucapku menunduk

"Kebetulan sekali, kau akan kuhajar!".- ucapku kesal

"Hah? Menghaja-".- ucap brian langsung menghindar.

Dia hanya tersenyum sembari menghindari seranganku.

"Haha, sudah kuduga kau persis denganku".- ucap brian tersenyum tipis

"Aku tidak peduli suatu saat aku akan hancur yang penting aku menghabisi anak atap dulu!".- ucapku

Brian langsung menyerang dengan cara menusuk bahuku menggunakan 4 jarinya, dia menyebutnya.

"Ini, pelatuk iblis".- ucapnya santai

"ARRRRRGGGGGHHHHH".- teriakku

Dia menyerang dengan santai, tapi kekuatannya tak sebanding denganku.

"Itu agar kau berhenti menyerang".- ucap brian

Daniel tercengang melihat hal itu, dan menolongku untuk berdiri.

"Sudah, aku tidak akan menyerang jadi berhenti lah menyerang".- ucap brian

"Pukulanmu tadi hebat juga".- ucap brian

"Apa yang buat kau ingin menghabisi atap?".- tanya brian

"Aku benci mereka yang selalu menindas karena hal itu, apalagi bisa dibilang aku termasuk di dalamnya, dan aku juga ga suka, bukannya melindungi teman sekolah, malah menindas yang lemah".- ucapku

"Ohh begitu ya".- ucap brian mengangguk

" kau jadi apa disana?".- tanyaku

" aku adalah ketua dari mereka semua, tapi tak kusangka, bawahanku semua memperlakukan yang dibawah begitu".- ucap brian

"Besok, ketemu lah denganku, di atap".- ucap brian

"Aku yang akan menyambut kalian, jadi selagi aku tidak ada, tetap disana ya"?- ucapnya lagi

"Sekarang aku mau pulang, terima kasih telah mengajariku teknik menghindar".- ucap brian berjalan pulang

Kami juga pulang, dan di jalan daniel terkagum- kagum dengan brian.

"Gila, kau lihat memukulmu?, teknik hindaran yang jarang ku temui, refleksnya sangat bagus, dan kau juga langsung di knockdown".- ucap daniel.

"ahh bahuku sakit nih, pijitin dong".- ucapku

Petualanganku di sekolah itu, baru saja dimulai

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang