chapter 5

24 2 0
                                    

Keesokan harinya orang tua dari kami semua datang.

Dan tak lama dari pertemuan itu kami pun mendapatkan hasil.

Semuanya cuma mendapatkan skorsing selama 1 minggu sekolah.

Aku dan daniel langsung pulang berjalan kaki, kami bertemu ibuku yang sedang memasuki mobil.

"Ibumu sepertinya punya sopir yaa ian, kau kenapa tidak minta".- ucap daniel.

"Tak usah pusing kita jalan kaki lebih menyehatkan bukan? Lagi pula dia selalu memberiku uang jajan yang banyak, jadi kupikir tak perlu minta ini itu, aku sudah punya apa yang aku butuhkan".- ucapku

Mobil ibuku berhenti di samping kami.

"Nak, tiap hari kau begini?".- ucap ibuku

Aku terus berjalan seolah-olah tak terjadi apa apa, tapi daniel terlalu patuh kepada orang tua.

"Ehh, iya bibi, kami setiap hari begini, ga terlalu jauh kok bibi, hehe".- ucap daniel

"Kamu teman dekatnya, bisa bicara sebentar?".- tanya ibuku

"Iya bi.. Bisa".- ucap daniel

"Bibi cuma mau minta alamat kamu, dan nomor telponmu, tolong yaa nakk".- ucap ibuku

"Ohh iya bi alamatku aku tulis saja".- ucap daniel.

Daniel memberikan alamat tempat tinggal kami selama ini.

"Kalo begitu saya susul ian duku bibi".- ucap daniel.

Daniel pun pulang dan menyusul.

"Aku jarang- jarang nanya apa apa ke kamu, tapi kali ini kau kenapa sih dengan ibumu sendiri?".- tanya daniel ngos-ngosan mengejarku.

Aku pun memberitahunya sedikit.

"Aku gasuka aja dia nikah sama orang lagi, dan itu tanpa sepengetahuan ku, itu aja, aku belum bisa maafin".- ucapku.

"Ian, penyesalan itu selalu terakhir datangnya, dia ibumu, dia tau bagaimana kau dilahirkan, dan dia tau dimana semua letak kejelekanmu selama ini".- ucap daniel.

"Apapun yang terjadi ian, terjadilah, kita inu kristen, aku tau kita ibadahnya juga masih bolong bolong and masih ada malesnya".- ucap daniel.

"Terus? Kenapa tiba-tiba bahas agama?".- tanyaku heran.

"Tuhan kita larang kita buat ngehakimi, siapapun itu".- ucap daniel.

"Kamu gaada hak buat benci sama ibumu, bukan aku ngebelain ibumu, tapi ibumu ya ibumu".- ucap daniel.

"Kenapa sih, kamu selalu bahas ibuku".- bentakku

"Karna aku gapunya!".- balas daniel.

"Apa yang kamu punya sekarang, uang, ibu, itu yang aku gapunya, kita beda ian, kau hanya kehilangan seorang ayah dihidupmu, bagaimana denganku?".- ucap daniel menangis

"Kau pikir enak gapunya ibu? Aku bersyukur ian, karena aku masih punya oma, dan kau harus bersyukur masih punya ibu! Kau itu anak orang kaya yang ga pernah tau arti bersyukur!!".- bentak daniel

Aku hanya diam termenung, dan menyadari apa yang aku lakukan selama ini, daniel pergi berjalan-jalan sendiri begitu pun aku yang langsung masuk ke kamar untuk merenung .

Ternyata selama kami bertengkar, oma daniel mendengar semuanya dari dalam.

"Ian, oma cuma kasih tau, kalian kalau berantem jangan kelamaan, ntar oma sedih karena cucunya oma hilang".- ucap oma daniel

Oma pun memelukku sembari berbisik sedikit kalimat

"Jika nanti oma gaada, tolong kamu jaga daniel, sepanjang waktu , janji itu sama oma ya ian".- ucap oma daniel..

"Oma kami akan saling jaga satu sama lain".- ucapku

Oma pun hanya tersenyum lebar melihatku yang dengan senyuman mengucapkan itu 

"Oma sangat senang melihat kalian bersaudara walau ga sodara".- ucap oma dani.

"Jaga sampai kalian besar yaaa, ian".-Ucap oma

Dan tak lama kemudian daniel kembali dengan sedikit memar di lehernya.

"Siapa pelakunya!?".- ucapku

To be continue

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang