chapter 17

13 2 0
                                    

"Nakk, ibu yang milih dia jadi resiko ibu nak".- ucap ibu memegang pipiku.

"Gabisa, kalau dia begitu ke ibu maka dia juga bakal begitu ke kezia".- ucapku marah

"Nak, dengerin ibumu".- ucap ibu.

Aku hanya diam memandang keluar jendela.

Aku pun berangsur membaik saat itu.

Perlahan kakiku bisa digerakkan dan tenaga ku mulai terisi.

Ibuku dan kezia pulang saat aku sudah bisa bergerak dengan bebas.

Aku pun menunggu daniel yang pulang terlambat.

Daniel pulang dan memberitahukanku sesuatu.

"Kau sudah diangkat gantikan indra, setelah perkelahian itu".-ucap daniel.

"Serius? Aku? Gantiin indra?".- ucapku kaget.

"Iyaa, masa aku bercanda".- jawab daniel.

"Jadi, ada 3 fraksi yang bakal ngerebut posisi brian nanti, fraksi indra, fraksi arsel, dan fraksi nino".- jelas daniel.

"Terus, kita gantiin indra, jadi kita harus lawan mereka berdua".- jelasnya lagi

"Kita agak kesulitan soalnya, mereka berdua menyatu nah, yang sekarang kita pikir adalah gimana caranya buat mereka bentrok?".- tanya daniel.

"Besok, aja kita liat sebanyak apa anggota yang di tinggalin indra".- ucapku.

"Kita tunggu besok".- sambung daniel.

Hari pun berganti seperti biasa, kami berangkat bersama lagi, setiap hari selalu begitu.

Aku sampai disekolah, dan ada anak seangkatanku memanggilku dengan sombong.

"Oi, julian kan? Di panggil keatas tuh".- ucap anak itu.

kami pun keatas atap untuk melihat apa yang terjadi.

Aku baru pertama kali melihat brian menjadi keren di mataku saat itu.

"SEMUANYAA!!!!".- teriak andro.

"SIAP, TUAN".- ucap mereka menunduk.

Brian pun berdiri dan menyampaikan sepatah kata.

"Oi, kalian semua, ini julian, dia secara resmi mengalahkan indra, jadi kalian fraksi indra".- ucap brian

"DENGAR BAIK-BAIK!".- teriaknya

"Yang harus kalian patuhi sekarang, adalah julian, PAHAM!?".- ucap brian

"Kalian semua akan membantunya melawan para fraksi yang akan menggantikan kami".- teriak andro.

"Yang terkuat itu yang menang".- ucap brian

"PAHAM?!!!".- bentak brian.

"Untuk itu, tunduk sama ketua baru kalian!".- teriak brian.

Ada sekitar 60 orang dari 3 kelas yang menjadi bawahanku, mereka berbalik dan menunduk.

"MOHON KERJA SAMANYA".- ucap mereka serentak.

Namun, dean wakil indra pun menentang hal itu, dan memilih membantu fraksi arsel dan nino.

"Kekurangan 1 orang pecundang bukan apa-apa bagimu, julian".- ucap brian.

"Aku pergi ya, nikmati masa pemerintahanmu, sobat".- ucap brian menepuk pundakku.

Brian dan andro pun pergi, mereka kini hanya melihat kami berperang.

"Besok, kita habisi semuanya!".- ucapku teriak.

Dari sekian banyak anggota yang ku pimpin, ada satu anak culun yang ikut serta, dan tau semua informasi tentang sekolah, maupun lawanku kedepannya.

Nando, namanya.

"P-permisi T-tuan saya nando".- ucapnya menunduk.

"Saya tau semua tentang fraksi yang akan kita lawan".- ucapnya.

"Coba jelaskan perlahan".- ucapku.

"Jadi fraksi arsel yang sebagaimana kita tau adalah saudara dari nino, pemegang fraksi lainnya, mereka adalah dua kubuh yang menjadi satu".- jelas nando.

"Tunggu...siapa namanya?".- tanyaku.

"Arsel oliver dan nino oliver, sangking bengisnya mereka, mereka dijuluki oliver bersaudara".- jelas nando.

"Terus apalagi kendalanya?".- tanyaku.

"Kendalanya adalah mereka pandai judo jadi dengan demikian, mereka memilih untuk mematahkan lawannya agar menang lebih cepat dan telak dibanding harus menunggu recovery lawan".- jelasnya lagi.

"Lawan yang seru".- ucapku tersenyum.

"PERMISII, TUANN!!".- teriak salah satu anggota ku

Dia membawa teman nya yang bersimbah darah akibat pukulan .

"F-fraksi... S-sia-lan".- ucap anak itu sebelum pingsan.

"Teman teman!!, besok! Kita habisi semuanya!".- teriakku.

"SIAPPPPP!!!!!!".- teriak mereka bersemangat.

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang