Dengan pendengaranku aku bisa mendengarkan melewati begitu saja.
"Dimana dia, aku yakin dia ada disini".- ucap preman itu.
Ada 3 preman yang berjalan menuju kamar kami.
Dari belakang aku menusuk salah satu dari mereka dan melemparnya ke bawah.
Satu dari mereka berbalik dan menembak secara membabi buta.
Dengan gemetar, orang itu terus menembak hingga pelurunya habis.
"Kau, mati".- bisikku di telinganya
Sambil menancapkan pisau di lehernya.
Atasan dari mereka pun mulai waspada terhadapku yang sama sekali tidak kelihatan.
Dia menggunakan senter kecil dan menyenter dimana- mana.
"Dimana kau anak kecil!".- ucapnya
"Disini".- ucapku.
Dia bersiap dengan pistolnya dan mendatangiku
Namun, lagi-lagi aku langsung memukulnya menggunakan pistol lalu dia pingsan.
Aku mengikatnya di sebuah pilar rumah di rumah itu dan mengancamnya dengan membawa tabung gas besar yang siap ku tembak sampai meledak.
" kalian akan mati jika tidak menjawabnya".- ucapku.
" dimana denny sekarang!".- ucapku.
"Kau mengancamku anak kecil? Aku tidak takut mati".- ucapnya.
"Ah kau membuang waktuku, tadinya aku ingin memberikan pengampunan tapi, kau tidak mau".- ucapku.
Aku menembak gas itu dan semua gasnya bocor memenuhi ruangan.
"Ya, aku dapat handphone kalian, paling tidak, sampai bertemu di neraka kawan".- ucap ku.
Aku berjalan keluar ruangan dan menyalakan korek api dan membuangnya ke dalam rumah.
Dan rumah itu meledak akibat gas.
"Hahh, maafkan aku oma".- ucapku.
Keadaan mulai ramai dan aku langsung pergi darisana.
Begitupun brian yang mendapat informasi yang sama dan mengambil handphone mereka.
Aku membuka handphone mereka dan menelpon denny.
"Bagaimana? Kau dapat barangnya".- ucap denny
"Jangan tergesa-gesa kawan, haha, mereka semua sudah mati, dan begitu juga kau, kematian akan datang kepadamu, dosamu akan mencarimu".- ucapku
Lalu aku mematikan telponnya.
Aku pun mengunjungi geovanny ditengah malam.
Aku mengetuk pintunya dan geo membukanya.
"Iannnn!".- ucapnya memelukku.
"Kenapa ada banyak darah? Apa yang terjadi denganmu?".- tanyanya panik.
"Tenang, geo nanti aku ceritain yaa, ga sekarang, sekarang aku cuma mau kamu tau, kau adalah orang yang paling ingin kuajak segalanya, aku harus menolong daniel" - ucapku
Dia langsung memelukku.
"Aku gamau kamu sampai hilang".- ucapnya menangis.
"Geo, aku mohon".- ucapku memegang kepalanya
"Jangan sampai mati".- ucapnya menangis
"Baik, nona ku".- ucapku tersenyum
Dia dengan cepat mencium bibirku dengan waktu yang lama.
"Kalau begitu aku pergi yaa cantik, aku akan kembali".- ucapku.
Setelah itu aku pergi.
Disisi lain brian dan andro melakukan persiapan yang besar dengan mengambil beberapa senjata anggota ayah brian.
Gaby menginap dirumah brian sementara hingga kondisi aman.
"Gaby, kakak jalan ya cantik".- ucap andro mencium gaby.
brian yang melihat itu menggoda andro.
"Bagaimana denganku kak".- ucap brian
"Persetan denganmu".- ucap andro.
"Ada anak kecil ndro".- ucap brian
"Sebaiknya kita berangkat".- ucap andro.
Ditengah malam itu denny berniat menghabisi langsung daniel.
Ia pun datang ke ruangan daniel yang gelap.
"Kenapa lampu disini padam".- ucap denny
Ia datang dengan 2 ajudannya.
Denny berbalik dan mendapati satu ajudannya sudah tergeletak dilantai.
Ia mulai menembak secara membabi buta.
Dan ajudan satunya berjaga sampai tiba-tiba sebilah pisau mendarat tepat di matanya.
Ajudan itu berteriak sehingga denny berbalik.
Dan saat denny berbalik daniel memukul belakang kepala denny dengan sangat keras sehingga ia pingsan.
Dan daniel membalasnya dengan cara mengikat denny di kedua tiang yang tadi.
Disisi lain andro dan brian berangkat menggunakan mobil dan aku sampai di pekarangan rumah denny
Aku mulai dengan menghabisi penjaga yang ada di belakang rumah.
Aku melempar pisau dan tepat mengenai salah satu penjaga pagar disana.
Aku mengambil pistolnya dan menggunakan peredam.
Penjaga yang suka berkeliling pun ku tembak.
Semua penjaga yang berada di belakang mati ku tembak.
Terdengar suara mobil tempur datang dengan cepat dan menabrak pagar rumah serta penjaga-penjaga rumah denny.
"Hahahahahahaha aku suka ini".- ucap brian.
Andro menabrakkan mobil tepat di pintu utama rumah itu.
Dan andro keluar dengan menggunakan senjata dan menembak habis mereka semua.
"Huffftt, untung gaby tidak melihat".- ucap andro.
"Hahahahahaha, aku suka kematian".- ucap brian.
Dan keadaan disana chaos.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita ian
RandomSebuah kisah yanh dikarang oleh seorang anak SMA yang nganggur