chapter 50

5 2 0
                                    

Ia pun bercerita sambil menangis.

"Umurku 17 tahun saat itu, dan dia hamil".- ucapnya sambil menangis.

"Kau adalah pria, jadi tanggung jawab".- balasku.

"Karena aku menghamilinya, dia jadi dibuang oleh keluarganya, tak dipedulikan, dan dianggap sebagai musuh di keluarganya".- sambungnya.

"Stop, berhenti".- aku memberinya rokok.

"Istrimu umur berapa?".- tanyaku.

"Sekarang ia 21 tahun".- balasnya.

"Humm, diluar dugaanku".- ucapku dalam hati

"Aku sudah berjanji untuk menghidupi mereka, namun, ia tetap mengambil pekerjaan menjadi buruh cuci, dan karena bebannya dan ia terus berfikir, arthur menjadi satu satunya tempatnya membuang semua keluh kesah, baginya arthur adalah beban yang sangat berat".- ucapnya.

"Itulah mengapa aku ingin mengambil hak asuh anak".- ucapnya.

"Kau tidak bisa".- ucapku.

"Kenapa tidak bisa?".- tanyanya

"Kalian masih terlalu muda untuk hal itu".- ucapku.

"Tapi, aku akan menjaga arthur".- ucapnya.

Tiba tiba teriakan arthur terdengar sampai ke balkon, pintu kamar terkunci dan aku mendobrak paksa pintu hingga rusak.

Air membasahi seluruh lantai kamar saat itu.

Arthur di masukkan ke dalam bak mandi secara paksa dengan ibunya, dan ia mencekik arthur hingga sesak nafas.

Raymond sontak menarik rambut istrinya hingga menghantam tembok dan pingsan.

"Sudah kubilang! Kan".- ucapnya membentak.

Aku memukul raymond hingga pingsan.

Dan memberikan pertolongan pertama buat arthur.

Aku langsung memanggil polisi dan ambulance agar membantu arthur.

"Bapak ini siapanya?".- tanya polisi.

"Aku hanya seorang guru, yang kebetulan korban adalah anak murid saya".- ucapku

"Kalau begitu, orang tua korban kami tahan karena percobaan pembunuhan".- ucap polisi.

"Korban kami titipkan kepada anda selagi kami mengurus kasus ini".- ucap polisi.

Aku mengiyakan ucapan tersebut dan membawa arthur ke rumah sakit.

Aku pun meminta daniel untuk kemari sejenak.

"El, kau bisa keluar kota tidak?".- tanyaku.

"Ada apaa?".- tanyanya balik.

"Ini murid ku punya kasus yang agak rumit, kau bisa membantuku?".- tanyaku.

"Sejak kapan anak sd terlibat dalam kriminalitas?".- tanyanya.

"Pokoknya gawat, besok kesini ya".- ucapku.

"Oke deh".- balasnya.

Esoknya daniel datang, dan mengantikanku menjadi guru sementara aku menghadiri sidang.

"Sidang dimulai".- hakim mengetuk palu.

Aku menjelaskan bahwa ini semua salah mereka karena menyiksa anak dibawah umur.

Arthur dimintai keterangan akan hal itu.

"Ya, pak saya memang dipukuli, dan hampir dibunuh berkali-kali".- ucap arthur.

"Tapi, guru saya bilang, orang tua seharusnya di hormati, jadi saya hormati, guru saya juga bilang sejelek-jeleknya orang tua pasti tetap punya kasih sayang buat anaknya" - ucap arthur.

Hukum pun di putuskan

"Pelaku tidak boleh berada di dekat korban selama masa hukuman, tidak boleh bertemu, berkomunikasi dan selalu jaga jarak".- ucap hakim.

"Selama hukuman berlangsung, hak asuh korban diambil alih oleh, tuan mahendra".- ucap hakim.

Orang tua arthur di vonis 6 tahun untuk menjaga jarak dengan arthur.

Sidang pun selesai, ibu arthur dimasukkan ke dalam bangsal rumah sakit jiwa, sementara ayahnya mendekam di bebaskan namun tidak boleh mendekati arthur

"Pak, aku tinggal sama bapak?".- tanya arthur.

"Ahhhh bapak punya teman yang datang kesini".- ucapku tersenyum.

"Mana pak?".- tanya arthur.

"Arthur akan ikut bapak ke kota bapak yaa".- ucapku.

"Apa kita akan tinggalkan ayah dan ibuku?".- tanya arthur.

"Tidak, kita hanya pergi untuk sementara waktu oke?".- ucapku

Aku pun meminta izin ke raymond untuk membawa arthur sementara dan ia setuju.

"Baik, akan kuurus putramu di kotaku".- ucapku.

"Arthur ini om daniel".- ucapku.

"Oii! Om om enak aja, kau yang om om".- ucap daniel membantah.

"Pak, kok om ini cerewet".- bisik arthur.

"arthur, kau akan liat yang lebih berisik dari ini, yaa, tahan sebentar hehe".- ucapku.

"Baik pak".- balas arthur.

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang