chapter 7

22 2 0
                                    

"Oi ian, katanya mau kesana".- ucap daniel

"Kesana mana?".- tanyaku

"Adikmu lahir begoo!".- ucap daniel

"Oiyaaa astagaa".- ucapku sambil memegang selang.

Aku yang hendak mencuci baron (nama motorku) langsung bergegas bersiap-siap.

"Ayoo, aku udah siap".- ucapku tersenyum.

"Yasudah kita pergi, jalan kaki tapi".- ucap daniel.

"Kenapa ga naik baron".- tanyaku

"Terakhir kali kamu bawa motor, kita menabrak mobil tau".- ucap daniel.

-dulu daniel punya motor, yang sering dipakai untuk sekolah, namun saat itu aku mengendarainya dan menabrak sebuah mobil alhasil motor itu di jual untuk mengganti kerusakan mobil itu-

"Hehehe, maaf kan aku".- ucapku terkekeh.

"Yasudah kau yang bawa baron".- ucapku tersenyum

"Nah gitu dong".- ucap daniel.

"Daritadi kek".- ucap ku kesana

Kami pun menaiki motor tersebut dan sampai di rumah sakit.

"Ibuku kamar berapa ya?".- tanyaku ke suster disana.

"Nama ibu anda siapa kak?".- ucap suster tersenyum

"Ahh itu linda mahendra".- ucapku

"Ahh dia ada di lantai 7, kamar 505".- ucap suster tersebut.

"Hati hati ya kak soalnya ibunya baru habis lahiran jadi gaboleh terlalu stress".- ucap suster.

"Ahh iyaaiyaa".- ucapku tertawa.

Kami pun menuju kamar tersebut.

Waktu kami sampai, kami di sambut oleh tangisan bayi.

"El-panggilan kesayangan ian ke daniel-".- ucapku

"Paan".- jawabnya tercengang

"Aku punya adik".- ucapku

"Iyaa aku tau kok".- ucap daniel.

"Umm bu? Siapa namanya?".- tanyaku

"Arabella ratu mahendra".- ucap ibuku

"Aku akan panggil dia ratu".- ucapku

"Boleh aku yang gendong?".- tanyaku

"Tentu boleh nak, ".- ucap ibu

"Aku baru pertama kali memegang bayi, rasanya aku ingin membantingnya".- ucapku

"Kamu ini gimana sih".- ucap daniel.

"Iyaa orang cuma bercanda".- ucapku terkekeh

"Bibi, apa bibi lahirannya normal?".- tanya daniel

"Puji Tuhan normal nak".- ucap ibu.

"Gimana sekolah kalian?".- tanya ibuku

"Kami besok sudah bisa sekolah".- ucap daniel

"Unyunyunyuuuu cayang adik kecilku".- ucapku

"Ekhehehe".- ratu tertawa

Aku senang memiliki adik perempuan yang parasnya hampir sama denganku (pengaruh ibuku) dengan hidung yang agak mancung dan bulu mata yang lentik.

"Kau cantik sekali".- ujarku.

"Kalo kembali kesekolah gausah bandel-bandel lagi yaa".- ucap ibuku.

"Ibu, aku ingin menghabisi perkumpulan yang ada di sekolahku".- ucapku

"Perkumpulan apa?".- tanya ibuku

"Ehh begini bibi, di sekolah kami ada perkumpulan teman seangkatan serta kakak kelas kami".- ucap daniel

"Ohh begitu, kok dihabisi nak?".- tanya ibuku

"Aha dia cuma bercanda kok bii".- ucap daniel terkekeh

Tak lama kemudian suami baru ibuku pun datang.

"Wahh ian ternyata, darimana nak?".- tanya paman itu

"Dari rumah, mau liat ratu".- ucapku

"Ohh mau liat, lohh kamu yang kasih nama yaa".- ucap paman itu tertawa

"Yasudah ini paman, jaga ratu baik baik, sampai paman memukulnya dikemudian hari, aku akan mencari paman, dan memotong tanganmu untuk adikku ratu".- ucapku sambil menatap paman itu.

"aku mengerti ini adalah anakmu tapi ini adikku dia menggunakan mahendra, jadi paman jangan sesekali memberikan tamparan ke ratu, paman dengar?".- ucapku

"Glekkk".- paman menelan kuda

Sambil gemetaran paman itu, mengambil ratu dariku, aku dan daniel pergi darisana.

"Daniel, baron untukmu deh".- ucapku

"Loh itu kan motormu".- ucap daniel

"Tapi kau lebih mahir dari aku".- ucapku

"Yasudah bagaimana kalau ini motor kita, setuju?".- tanya daniel

"Yasudah, setuju".- ucapku berjabat tangan

"Mari pulang dan rayakan dengan oma".- ucapku

"Bruuuummmmm".- suara bising knalpot

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang