Aku datang menemui ibuku.
Tanpa basa basi kujelaskan kalau aku akan menikahi shifa.
"Mah, walaupun shifa berbeda, ia juga manusia".- ucapku
Dengan gemetar ibuku berdiri dari kursi rodanya, memelukku.
"Mama tidak bisa menghalangimu, tapi ingat, akan ada banyak orang yang mempertanyakan pilihanmu, membenci pilihanmu bahkan ada yang membencimu".- ucapnya menangis
"Mah, ayolah aku sudah sampai disini".- ucapku.
Aku mengajaknya pulang malam itu juga.
Aku pulang tanpa mengabari shifa dan semuanya.
Aku mengajak ibuku ke rumah shifa, dan disana sudah banyak sanak saudara shifa yang datang.
Shifa terlihat sangat senang melihatku, namun tidak bagi saudari- saudari ibunya.
"Ohh, ini pilihan shifa?".- ucapnya sinis.
"Kerja apa kamu?".- tanyanya
"Saya karyawan panggilan tante".- ucapku tersenyum.
"Lin, padahal aku menawarkan calon polisi untukmu, ngga kayak ini".- ujarnya.
Perdebatan terjadi diantara saudari ibunya.
Ada yang ingin menjodohkannya dengan pejabat dan lain sebagainya.
Ibuku menarikku keluar.
"Apa kau dengar kata mereka nak?, mereka meremehkan kita".- ucap ibuku menangis.
"Aku punya cara, ibu telpon brian".- ucapku.
Aku pun kembali masuk.
"Permisi tante, mobil diluar siapa yang punya?".- tanyaku.
"Yang mana?".- tanyanya balik.
"Kami bertiga punya mobil, emang kayak kamu gapunya hahaha".- ucap mereka.
"Boleh aku pinjam salah satunya?".- tanyaku.
"Ibuku ingin pulang, namun kami naik taxi tadi kesini".- ucapku lagi.
"Ngga ah, nanti lecet".- ucap salah satu dari mereka .
"Bagaimana kalau kubeli?".- ucapku tersenyum.
"Bagaimana bisa kau membelinya, mobil itu cuma satu di kota ini".- ucapnya.
"Kalau begitu kubeli".- ucapku.
"Kau akan membayarnya bagaimana?".- tanyanya sombong.
Kukeluarkan kartu yang diberikan brian.
"Ini cuma ada 7 di negara ini, dan satunya ada padaku".- ucapku.
Para saudari ibunya pun kaget dan tercengang melihatku, ibu shifa hanya duduk tersenyum, dan ayahnya tertawa keras.
"Jadi, vina? Kau tau kan kenapa dia yang kupilih?".- ucap ibu shifa tertawa.
Segera saudari ibunya pun malu saat itu juga.
"Tunggu ya ian, shifa lagi dandan diatas".- ucap ibunya.
"Ibu panggilin dulu".- sambung ibunya
Tiba tiba bodyguard, dan team buat pernikahan datang ke rumah shifa.
"Tuan?, silahkan bersiap- siap".- ucap orang itu
Aku dipakaikan stelan jas yang begitu menawan.
"Anda tuan kami, hari ini".- ucapnya.
Saudari ibunya pun tidak bisa berkata- kata.
Brian muncul di pintu membawa ibuku yang sudah berdandan.
Ia memperkenalkan diri kepada saudari dari ibunya shifa.
"Tante- tante semua, saya brian kakaknya julian".- ucapnya senyum.
Seketika mereka terpanah melihat brian
"Ganteng banget anaknya, kerja dimana nak?".- tanya saudari ibunya.
"Aku pemilik dari perusahaan nikel di kota ini".- ucap brian.
Setelah aku berdandan, shifa turun dengan gaun putih yang begitu cantik.
Aku tak bisa berkata kata.
Kami di bawa ke kantor agama untuk di nikahkan secara negara.
Ia begitu cantik dengan riasan di wajahnya.
Aku menciumnya begitu lama begitu di nyatakan sah.
Sampai brian memisahkan kami.
"Pelan- pelan, banyak orang tua disini".- ucapnya.
Kami berdua sudah sah sebagai suami istri dengan pesta privat yang dibuat.
Dan hanya orang orang tertentu yang datang.
Musik jazz pun mengalun di gedung itu, lalu kami berdansa.
"Aku senang, akhirnya kau menjadi suamiku".- ucap shifa tersenyum.
"Dan aku senang, dari sekian banyak kejadian dihidupku, momen ini yang aku sangat nantikan".- ucapku.
Kami berpelukan di tengah lantai dansa.
Dan para tamu ikut berdansa dengan pasangan masing- masing.
Aku berciuman dengan gadis pujaanku.
Shifa nur amara kini menjadi shifa nur mahendra amara.
"Pikirkan nama yang bagus bagi bayimu nanti, suamiku".- ucap shifa tersenyum.
"Aku sudah memikirkannya, istriku".- ucapku tersenyum.
Kami lanjut berdansa sembari ciuman mesra.
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita ian
RandomSebuah kisah yanh dikarang oleh seorang anak SMA yang nganggur