Aku pun mengundurkan diri sebagai guru di kota itu, dan mengadakan acara perpisahan.
"Terima kasih atas dedikasi, dari bapak mahendra".- ucap kepala sekolah.
Anak waliku sangat sedih ketika keputusan itu kubuat.
"Suatu saat pasti bapak kembali, sama arthur tapi".- ucapku tersenyum.
"Hatii hatii pak mahen".- ucap tasya
Kami pun pindah hari itu.
Kami di jemput oleh shifa di bandara.
"Psst, arthur, jangan ganggu wanita ini, ataupun bikin dia marah".- ucap daniel berbisik.
"Kenapa paman?".- tanya arthur.
"Dengarkan saja jika kau ingin hidup, karena kalau tidak, si mahendra itu akan menggantungmu seperti ia menggantung ayahmu" - bisik daniel.
"Mmm, baiklah aku tidak akan mengacau".- ucap arthur.
Arthur sampai dirumahku.
"Umm pak, bapak tinggal sendirii?".- tanya arthur.
"Sekarang ada kamu jadi ga sendiri".- jawabku.
Arthur izin untuk melihat-lihat kondisi lingkungan di daerah itu.
Tiba tiba ia dihampiri oleh 3 orang anak smp yang ingin memalaknya.
"Woi, kau anak baru ya disini?".- anak itu membakar rokok.
"Ohhh yaa salam kenal!".- ucap arthur semangat.
"Siapa namamu".- tanya anak itu.
"Arthur, kamu?".- tanya arthur balik.
"Kalau begitu, kau ada uang?".- tanyanya.
"Aku baru pindah, aku gaada uang".- ucap arthur.
Tiba tiba anak itu menindas arthur dengan mendorongnya ke tanah.
Arthur pun bangkit dan berusaha melawan dengan tangis.
"Yahahaha, nangis dia!".-ucap mereka menendang arthur.
Tiba tiba satu anak sebaya arthur datang menabrak mereka dengan sepeda.
"Waahh, maaf saya lupa rem hehe".- ucapnya terkekeh.
"Kau sengaja ya!".- ucap anak smp itu.
"Ngga, aku bukan sengaja, aku kenneth".- ucapnya.
"Kau tak apa apa?".- tanyanya ke arthur.
"Tak apa apa".- ucap arthur.
"Bangunlah kita bertarung dulu".- ucap kenneth.
"Hahh?, kau mau bertarung melawan kami?".- tanya anak itu.
"Jangan bicara, cepat mulai".- ucap kenneth.
Ia pun bertarung dengan 3 orang anak smp itu.
Ia sempat terjatuh namun ia mengantongi sebuah batu dan menghantamnya tepat di kepala anak anak itu.
"Aku akan mengadu, tunggu saja!".- ucap anak itu.
"Adu kan, aku menunggu disini".- ucap kenneth.
"Aku kenneth, kau siapa?".- tanyanya kepada arthur.
"A-aku arthur, tinggal disana".- ucap arthur menunjuk rumahku.
"Ahhh, paman itu siapa mu?".- tanya kenneth.
"Kau kenal pak mahen?".- tanya arthur.
"Yaa, dia terkenal di kota ini".- ucap kenneth tersenyum.
"Panggil aku, ken".- ucap kenneth tersenyum.
"Iyaa, salam kenal ya ken".- ucap arthur.
Tiba tiba seorang pemuda beserta ayahnya datang.
"Aku tidak diajarkan untuk lari, maka arthur cari pertolongan aku akan menghadapi ini".- ucap ken.
Lalu arthur berlari pulang dengan kebingungan.
Ken ditangkap, dan sepeda ken di banting dengan keras ditanah sehingga patah menjadi 2 bagian.
ia ditampar berulang kali oleh pria itu hingga berdarah.
"Begitu jika mencari masalah denganku di daerah sini" - ucap oramg itu.
Ia membanting ken ke tanah.
Ken terbaring lemas.
"Kau nampak menikmatinya ya".- ucapku merokok.
Pemuda itu pun lari kecuali ayahnya.
"Kau siapa hah?".- tanyanya menantang.
"Apa kau terlahir hanya untuk menyiksa anak-anak? Atau apa?".- tanyaku.
"Anak ini, menghantam anakku dengan batu".- ucapnya
"Kau salah, dia membela anakku yang dipalak anakku".- ucapku.
Sebelum ia berbicara, kakiku menendang tepat pada lehernya, hingga ia terjatuh.
"Bangun kau orang tua".- ucapku.
"Arthur, bawa temanmu pulang ke rumah".- ucapku.
"Baik, pak" - ucapnya.
"Arthur, bukan pak, tapi ayah".- ucapku tersenyum.
"B-baik ayah".- ucap arthur.
"Hey kau, ganti sepeda anak itu".- ucapku.
"K-kauu" - ucapnya lemas.
"Hahahah, apa kau tidak apa apa? Habisnya kau lemah sih" - ucapku tersenyum.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita ian
RandomSebuah kisah yanh dikarang oleh seorang anak SMA yang nganggur