Malam setelah kami mengadakan acara makan makan, oma tertidur, aku dan daniel duduk di atas genteng rumah.
"Setelah kita masuk, apa yang kau lakukan?".- tanya daniel.
"Aku akan menghancurkan perkumpulan para anjing itu".- ucapku.
"Kau terlalu banyak pikiran, mau satu?".- ucap daniel menyodorkan rokok.
"Ah, iyaa makasih".- ujarku mengambil satu.
"Seingatku, perkumpulan antar SMA itu ada namanya".- ucapku
"Tapi apa namanya?".- tanya daniel.
"Aku tak begitu tau jelas".- ucapku
" Ada beberapa SMA yang bergabung, mulia bakti (sekolah kita), permata kasih, garuda dan blue gate".- ucapku
"Itu semua memiliki ketua dan wakil masing-masing".- sambungku
"Ahh, aku tau di sekolah kita ada kakak kelas kan yang menjadi ketua di sekolah kita".- ucap daniel
"Siapa namanya?".- tanyaku
"Kalo gasalah ingat ya aku namanya kak brian".- ucap daniel.
"Aku begitu tau".- ucapku.
"Brian itu anak gangster, dia punya sahabat juga kak Alexandro, dia itu atlet yang hebat menurutku".- ucap daniel
"Brian?Alexandro? Dia gaada waktu perkelahian kita kemarin?".- tanyaku
"Ada ga ya? Gatau juga sih".- ucap daniel.
"Yasudah ayo kita turun ntar oma bangun pergokin kita disini".- ucapku
"Iyaa, apalagi kita ngerokok bisa- bisa kita di lempar baskom lagi".- ucap daniel
Kami pun turun dan bergegas tidur.
Pagi itu kami kesekolah, tentunya karena kebiasaan berjalan kaki, kami berjalan kaki.
Kami bertemu circlenya gary. Indra, gary, serta simon.
"Ah si belagu kebetulan lewat".- ucap indra.
"Oi, julian! nyariin shifa ada tuh di kost ku".- ucapnya
Aku pun berbalik dengan senyum dan tenang
"Yang berhak memanggilku julian cuma ayahku, selain itu tidak ada yang boleh".- ucapku
"Kau cerewet sini lawan aku, kebetulan aku masih mau balas dendam soal kemarin".- ucap indra.
"Haha, kebetulan aku lagi bersemangat".- ucapku
"Ayolah, sudahi kita masuk saja".- ucap daniel menahanku
"Oi daniel, kau masih ada urusan denganku".- ucap gary menantang.
"Kau takut?! Badan saja besar, kau cuma babu nenek tua yang hampir mati".- ucap gary
"Kau menghina omaku, baik aku akan melawanmu".- ucap daniel.
Kami pun bertarung, aku melawan indra dan daniel dengan gary, simon hanya menjadi penonton dan diam- diam dia hendak membantu.
Ketika gary sudah setengah mati simon melompat menendang dada daniel.
"Haaaa".- tarikan nafas daniel sesak
"Wahh, lemah rupanya".- ucap simon
Daniel terpojok.
"Ah el! Tunggu aku".- ucapku berpaling ke daniel.
Tiba tiba.
"Puggghhhh".- tinju indra tepat mengenai wajahku.
"Sudah kubilang lawanmu itu aku, kau tak boleh berpaling selagi melawanku".- ucap indra
Kami berdua di keroyok.
"Wah, wahh seru banget ya?".- ucap salah satu kakak kelas
Mataku sayup melihat ada 2 kakak kelas yang menghampiri kami semua.
"Mon, di-diakan? Brian ketua sekolah ini".- ucap gary gugup.
"Pertarungan itu satu lawan satu, bukan mengeroyok, kalian semua anjing kecil".- ucap brian
"Biar ku selesaikan".- ucapnya lagi
Brian pun menendang mereka semua, gerakannya sangat cepat.
Aku ingat bahwa brian tak pernah terpisahkan dari Alexandro.
Dibelakang brian ada kakak kelas yang tinggi besar, menggendong tas olahraga.
"Brian sudahlah bel sekolah sudah bunyi".- ucap Alexandro.
"Unyunyunyunyyu kalian payah ah".- ucap brian menginjak kepala simon.
"Ahh iyaiyaa, bagaimana dengan adek kelas ini?".- tanyanya.
"Kita gendong bawa ke uks".- ucap Alexandro.
"Aku gendong yang kecil itu (ian), kau gendong yang satunya (daniel)".- ucap brian.
"Ahh, ayo kita masuk".- ucap brian
Kami pun masuk uks setelah di tolong dengan kakak kelas kami
To Be Continue