chapter 27

14 2 0
                                    

"Anjing, aku belum pernah melihat mereka".- ucap brian.

3 orang lainnya datang mengepung brian menggunakan pisau.

"Hey anak kecil, kau salah lawan".- ucap salah satu dari mereka.

"Oh ya?, kayaknya kalian yang salah memilih lawan".- ucap brian mengantongi handphonenya.

"Kau terlalu sombong, cepat menyerah".- ucapnya lagi

"Sombong?, haha, memang seperti itulah lucifer".- ucapnya.

Mereka bertiga pun maju dan ingin menusuk brian.

Brian berayun di pintu menendang salah satu dari mereka hingga terjatuh.

Ambisi mereka membunuh brian pun makin jadi dan mereka makin liar.

Brian memecahkan vas bunga dan mengambil belingnya lalu berlari kearah mereka.

Dengan cepat menghindar dari pisau lalu merobek perut salah satunya.

2 dari mereka sudah terjatuh, dan yang terakhir mencoba kabur, sehingga brian mengambil pisau lalu melemparnya kearah orang itu dan seketika tertancap di belakang orang itu dan membuatnya pingsan.

"Ah, aku jadi mengotori tanganku".- ucapnya.

Brian pun menelpon ambulance dan andro.

Sementara menunggu brian merogoh- rogoh kantong mereka dan menemukan identitas mereka dan handphone julian.

Ambulance pun datang dan membawa mereka semua ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.

Tak lama berselang andro datang bersama gaby.

"Kau kenapa bawa anak- anak".- ucap brian.

"Ah, kami habis berbelanja".- jawab andro.

"Taruh gaby dirumah ku, dan kau ikut denganku".- ucap brian

Tak lupa brian mengambil salah satu handphone mereka.

Sementara itu.

Daniel siuman, ia hanya melihat lampu yang menerangi dirinya seorang di dalam ruangan kecil, dan terikat di sebuah tiang.

Seseorang berstelan jas pun menghampirinya dengan pria kekar disampingnya.

"Hey nak, kau sudah berubah pikiran?".- tanya pria itu.

"Aku menyediakan hukuman yang manis buatmu".- ucapnya lagi.

"Ckck, johnn!".- ucapnya

Daniel dihantam menggunakan pipa besi berkali-kali.

"Suntik dia".- ucap orang itu.

Daniel disuntik obat oleh orang itu.

"Hey nak, disini harus menggunakan tanda tanganmu, kau bersedia?".- tanya orang itu

"Hahaha, sampai aku mati pun tidak akan".- ucap daniel

Daniel meludah ke arahnya.

"Baiklah, maka nikmati masa-masamu disini".- ucapnya

Pria itu pergi dan daniel terus dipukuli.

Sementara aku mencoba menggali informasi dari dokter itu.

"Kau kenal temanku?".- tanyaku

"Iyaa, dia adalah cucu dari pasien yang aku layani".- ucapnya

"Lalu, apa yang kau tau?".- tanyaku.

"Aku menemukan tergeletak lemas, dan kutanya orang di tempat itu, sampai aku masuk ke gereja, mereka mengenalmu sebagai cucu dari oma elisabeth (oma daniel)".- ucapnya

"Dan aku mengenal ibu dari daniel".- ucapnya lagi.

"Jadi kupikir bukan kebetulan aku menemukanmu".- ucap dokter itu.

Semuanya khawatir terhadap aku dan daniel, termasuk geovanny yang mencoba terus menghubungiku.

Dokter itu mengenal keluarga daniel lebih jauh dari aku.

"Apalagi yang kau tau?".- tanyaku

"Ibu dari daniel sudah meninggal, dan ayahnya kabur meninggalkannya bersama oma".- ucapnya

"Yang kudengar ayahnya daniel adalah seorang yang bringas diluar sana".- ucapnya

"Oma menyembunyikan semua hartanya dari anaknya, jadi tak heran jika daniel itu di culik".- ucapnya

"Apakah harta oma sangat banyak?".- tanyaku

"Menurutmu buat apa daniel diculik jika bukan karena harta itu".- ucap dokter itu.

"Aku harus mencari temanku, tolong bantu aku menemukan ayah daniel".- ucapku

"Carilah pria bernama denny tapi, hati hati terhadapnya, aku belum tau rupanya seperti apa".- ucap dokter itu.

aku pun pergi dari sana menuju rumah oma lagi.

Aku sampai dan beberapa bercak darah ada di lantai.

Tiba-tiba terdengar beberapa suara pria di depan rumah, dengan panik aku bersembunyi di plafon rumah oma.

TO BE CONTINUE.

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang