SPESIAL CHAPTER

7 1 0
                                    

2 Tahun semenjak aku menikah dengan shifa, aku sudah meninggalkan dunia perkelahian lagi, brian masih tetap di bisnisnya, andro dengan adiknya, daniel bersama wanitanya.

Aku dikaruniai anak laki laki yang sehat yang bernama yesaya sean putra shifa.

Arti yesaya sendiri "Tuhan adalah penyelamat"
Dan sean yang artinya "Tuhan mahapengasih"
dan arti nama ibunya ialah penyembuh.

Aku selalu berdoa, nama anak ini akan besar
mengalahkan ku diluar sana bahkan tidak ada yang akan mengalahkannya.

Kehidupan kami cukup bahagia apalagi sekarang arthur sudah cukup besar.

Flashback nikahanku

"Ayah, aku akan tinggal sendiri ayah sama kak shifa saja, aku akan aman".- ucap arthur.

Aku hanya mengikuti maunya.

"Jangan sampai hal buruk menimpamu, jika itu terjadi hubungi ayah secepatnya".- ucapku.

-

Arthur datang berkunjung untuk melihat sean

"Ayah, boleh ku gendong sean?".- ucapnya.

"Ah, iya ayah mau ngopi bentar tolong ya".- ucapku.

" arthur, saat ini kau adalah anak didik brian".- ucapku.

"Iya ayah".- balasnya.

"Bagaimana perlakuannya padamu?".- tanyaku.

"Om brian cukup baik, iya memberiku sebagian daerahnya di kota ini".- ucapnya.

"Kau beruntung nak, namamu besar decara instan".- ucapku.

"Iyaa ayah".- balasnya

"Ayah memberimu satu tugas arthur".- ucapku

"Tugas apa ayah".- tanyanya

"Anak ini (sean) akan membesarkan namanya kelak, tugasmu adalah mengawasinya, jika ia terlalu meninggi maka pukul ia turun tapi jangan buat ia jatuh, jangan ikut campur urusannya, ia pasti bisa menyelesaikannya".- ucapku.

"Kenapa ayah berkata seperti itu?".- tanya arthur.

"Kita gatau umur itu sampai berapa arthur, namun yang pasti jika ayah mati nanti akan banyak orang orang yang akan membalasnya dendamnya pada anak ayah".- ucapku.

"Ayah, aku akan melindunginya".- ucap arthur.

"Kau anak yang kubesarkan, hanya kau yang kupercaya melindungi anak ini (sean)".- ucapku.

"Paman-paman yang lain gimana yah?".- tanya arthur.

"Melindungi sean sudah menjadi kewajiban mereka nak".- ucapku.

Shifa pun keluar untuk memberinya susu.

"Ehh, ada arthur, adel gimana thur?".- tanya shifa.

" ibuu ayolah".- ucap arthur malu.

"kalau mau bilang mau, jangan pura pura gamau, tar pergi baru tau".- ucap shifa.

"Kok jadi kamu yang pegang sean?".- tanya shifa.

"Ayah mau ngopi katanya".- ucap arthur.

"Ooo bagus yaa".- ucap shifa mengomel.

"Iyaaiyaa maafkan kanjeng ratuku".- ucapku menunduk.

"Arthur nak, belajarlah mencari alasan, kau terlalu polos".- ucapku.

"Hehehe maaf ayah".- ucap arthur.

"Kau tau apa yang terjadi padaku habis ini?".- ucapku

"Apa ayah?" - tanyanya.

"IAN, KARENA MENGOPER SEAN KE ARTHUR MAKA DARI INI, AKU MENGHUKUM UNTUK BERDIRI DI POJOKAN!".- ucapnya marah.

"Baik" - ucapku melas.

"Arthur kau jangan memberitahukan ini pada teman ayah".- ucapku menunduk.

Arthur tertawa sangat keras.

"Arthur, kamu juga berdiri di pojokan".- ucap shifa.

"Kok aku kena?".- ucap arthur kaget.

"Kau membangunkan sean".- ucap shifa

"BERDIRI DISANA!".- ucap shifa.

"Ayah sih, pake oper oper".- ucap arthur.

"Yah, ibumu lagi datang bulan wajar kalo dia gitu, biasanya ayah lawan tapi kali ini ntah mengapa ia menyeramkan" - ucapku.

"Yah, ia lebih menyeramkan dibanding lawan ayah".- ucap arthur.

"NGOMONGIN APA DI HUKUM KOK MALAH NGOMONG, DIEM!".- bentak shifa.

"Baik, kanjengg".- ucapku

"Iyaa bu, aku nurut".- ucap arthur menunduk.

Akhirnya ia masuk kamar untuk menidurkan sean.

Sementara kami hanya berdiri di pojok sampai ia bilang cukup.

The end






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang