chapter 4

24 4 0
                                    

"Aku sih panggil oma haha".- ucap daniel.

"Sialan, kenapa ada kepala sekolah saat itu, aku gamau si manggil mama lagi tapi mo gimana".- ucapku.

"Bantu aku ya, daniel".- ucapku lagi

"Iyaa, aku bantuin kok".- jawabnya.

Kami pun pulang ke rumah daniel, dan saat mendengar kabar itu oma daniel langsung syok dan melempar kami menggunakan baskom.

"Omamu kuat juga, sakit kepalaku".- ucapku mengusap kepalaku.

"Yah, yang penting oma ku mau datang besok, bagaimana ibumu?".- tanya daniel.

"Temani aku yaa".- ucapku.

"Iyaa, aku temani".- jawab daniel.

Kami pun ke rumah orang tuaku yang berada cukup jauh dari tempat daniel, kami harus menaiki transportasi umum untuk kesana.

"Wah, wah kau punya mobil sekarang".- ucap daniel.

"Aku gatau mobil siapa itu".- jawabku heran.

"Yasudah ayo masuk".- ucap daniel.

"Ibuu....ibuuuu".- panggilku.

"Tok.....tokk...".- aku mengetuk pintu.

Tiba-tiba ada seorang pria parubaya membuka kan pintu untuk kami.

"Siapa kau".- tanyaku dengan tatapan tajam

"Ahh kau pasti ian".- ucapnya gembira memelukku.

Aku heran dengan apa yang terjadi, daniel hanya menengok kami saat itu, tidak ada ancaman yang di tunjukan pada orang itu.

"Honey...anakmu pulang".- ucapnya

Ibuku pun keluar dengan keadaan hamil saat itu.

"Ibu? Kau?".- tanyaku tercengang

"Kau menikah lagi? Dengan orang ini?!".- ucapku kaget.

"Hey, ian aku akan mencari angin sedikit mengobrollah kalian ya".- ucap daniel.

Daniel pun keluar, meski aku tau dia tidak ingin terlibat dalam hal ini.

"Masuk dulu nak, ibu akan menjelaskan semuanya, mas? Kamu bisa temani teman ian jalan-jalan di sekitar sini? Aku butuh waktu dengan anakku".- ucapnya

"Iyaa baikk".- jawabnya tersenyum

Paman itupun keluar, menyusul daniel yang sudah terlebih dahulu jalan.

"Apa ini bu? Keluarga baru? Ibu menikah dan aku tidak tau?".- ucapku.

"Ian, ibu minta maaf tapi ibu bosan menjalankan hidup sendiri".- ucapnya

"Semenjak ibu mengusirmu jauh dari rumah ini, ibu merasa kesepian,setiap ibu mengingatmu, ibu sama seperti mengingat ayahmu, ibu pikir akan lebih baik jika kau tidak mengetahuinya nak".- ucapnya

"Lalu ibu darimana ibu bisa menikahi orang itu".- tanyaku.

"Ibu satu tempat kerja dengannya, dia memiliki jabatan yang cukup tinggi dari ibu".- ucapnya

"Kalau aku tau ibu sudah menikah, aku ga perlu balik ke rumah busuk ini".- ucapku marah.

"Nak, jangan begitu maaf karena ibu melakukan semua ini, umm lihat kau sedikit lagi punya adik nak".- ucap ibuku

"Aku tau ibu".- ucapku

"Sebagai hadiah, apakah ibu bisa memberimu sesuatu?".- ucapnya .

" ada, cukup datang ke sekolahku besok, guruku ingin bertemu dengan ibu".- ucapku lalu pergi

Sementara itu daniel dan paman itu saling bertukar cerita.

"Kenapa kau bisa ketemu dengan ian?".- tanya paman itu.

"Kami sekelas saat masuk SMA, dia anak yang cukup pintar saat itu, aku juga anak yang bodo amat dengan sebuah pertemanan, dan saat itu dia mengajakku berkenalan, ntahlah semakin aku mengenalnya, aku tau dia anak yang kuat dibanding aku, dari latar belakangnya aku makin yakin dia anak yang kuat".- ucap daniel

"Latar belakang?, bisa berikan aku contohnya?".- tanya paman itu.

"Dia diusir dengan ibunya semenjak ayahnya meninggal, aku tidak tau kesalahan apa yang dia perbuat, aku juga belum mau tau soal itu".- ucap daniel.

"Apalagi saat dia tau ibunya Menikah dan mau memiliki anak lagi, pasti dia sangat terpukul".- ucap daniel.

"Oi daniel, ayo pulang".- ucapku sambil berjalan

"Oh sudah?yasudah ayo, ah paman kami pergi dulu".- ucap daniel.

To be continue

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang