Aku dan daniel sudah belajar tenang dan tabah menerima kenyataan bahwa oma kami sudah tidak ada.
"Tunggu, brian?".- tanya daniel.
"Kenapa kau tau aku di keroyok tadi?".- ucapnya lagi
"Julian mana?".- tanya daniel.
"Jangan sampai ketahuan julian".- ucap brian
"Sebenarnya, julian lah yang menghubungi kami untuk menghampiri, semua dia lakukan hanya untukmu, dia paling tau tentangmu".- ucap brian.
"Tapi kau jangan bilang dia, nanti dia ga percaya lagi".- ucap brian.
Sementara aku dan andro sibuk menata barang-barang untuk beribadah, kami beribadah bersama tetangga serta teman-teman gereja oma.
Brian menanggung penuh semua biaya mulai dari rumah sakit dan lain sebagainya, karena pensiunan oma tidak mungkin cukup untuk hal seperti ini.
"Thanks bro buat semuanya".- ucapku memeluk brian.
"Sebenarnya aku cuma bingung mau menghabiskannya dengan membeli apa, eh kebetulan oma meninggal, jadi aku tanggung saja".- ucap brian
Tengah malam banyak valhalla yang berkumpul di rumah oma, ada yang bermain kartu dan lain-lain.
Mereka mencoba menghibur aku dan daniel.
Tiba-tiba suara bising knalpot terdengar.
Motor sport yang dibawa wanita itu sangat bising hingga dia membuka helmnya.
"Wahh, idaman aku nih".- ucap salah satu anak disana.
Ia pun membuka helmnya dan ternyata itu geovanny.
"Ahh, gajadi aku mah, gamau berurusan sama ares".- ucap anak itu.
Dan mereka melanjutkan permainannya.
Aku menghampiri vanny yang saat itu cuma sendiri.
"Van, maaf aku ga bisa ngabarin".- ucapku.
"Ian, gapapa, aku ngerti".- ucap vanny.
"Masuk dulu, kita makan".- ucapku.
Di dalam ada daniel yang duduk merenung.
"El, vanny nih dateng".- ucapku.
"Oiya van makan dulu, makasih ya udah liat oma".- ucap daniel
"Iyaa el, sama sama, oiya el ada yang bisa aku sumbang atau bantu ga?".- tanya vanny.
"Ngga kok van gapapa, semuanya udah ada yang nanggung".- ucap daniel
"Kalo boleh tau? Siapa el?".- tanya vanny.
"Brian".- ucap daniel.
Vanny menoleh ke daniel yang sedang duduk minum.
"Yooooo, vanny".- ucap brian mabuk.
"Anak itu, bisa-bisanya".- ucap vanny.
"Yaa begitulah".- ucap daniel.
Tak lama datang segerombolan motor di depan rumah kami.
"Awas van".- ucapku menarik vanny ke belakang.
"Siaga el".- ucapku.
Daniel berdiri dan begitu juga anggota kami, terkecuali brian yang mabuk kala itu.
Tiba-tiba arsel dan nino masuk.
"Wow, kami tidak mengajak perang disini".- ucap arsel.
"Aku hanya mau melayat".- ucapnya lagi.
"Iya, lagi pula kami turut berduka".- ucap nino.
"Sudah biarkan mereka".- ucap andro
"Kita hanya bersiaga".- ucap andro
"Masuk dan pergi dengan damai, kalian berdua".- ucap daniel
Mereka masuk dan duduk berdoa untuk oma.
"Oma mu serangan jantung kan?".- tanya nino.
Aku menaruh curiga kepada mereka berdua.
"Iyaa".- jawabku
"Penyakit ini terkadang emang terkena pada orang tua, apalagi kalau umurnya kayak oma kalian".- ucap nino.
"Aku turut berduka ya".- ucap arsel menepuk punggungku.
"Oiii, sialan!".- ucap brian mabuk.
"Darimana kau, pertempuran sudah akan dimulai".- ucapnya
Brian berjalan sempoyongan menuju arsel.
"Wahhh, pipimu besar".- ucap brian memegang pipi.
"PLAKKK!".- brian menampar arsel.
"Kauu!".- ucap nino.
"Sudah! Tidak apa nino! Berhenti!".- ucap arsel.
"Kita di depan oma daniel, jangan bertindak gegabah".- ucap arsel.
Semuanya pun siaga saat kejadian itu.
"Tolong jangan di depan oma ku".- ucap daniel.
Ada hal yang aku yakin di sembunyikan oleh arsel dan nino.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita ian
RandomSebuah kisah yanh dikarang oleh seorang anak SMA yang nganggur