Aku harus cari tau hal itu, tapi tidak dengan melibatkan daniel.
Hari ini oma dikubur, tangisanku dan daniel tidak terhindarkan, oma satu satunya yang merawat kami.
Kali ini entah siapa mereka, mengaku sebagai keluarga oma dan hendak membagi warisan oma.
"Aku, Denny saudara ayahmu nak".- ucap orang itu.
"Mari kita bicara sejenak".- ucapnya lagi.
"Tidak, ayahku tidak punya saudara".- ucap daniel.
"Tentu punya".- ucap orang itu.
Tentu aku yang melihat itu langsung menarik daniel dari sana.
"Ayo bung, kita pulang, tak aman disini".- ucapku merangkul daniel.
Kami pulang dari pemakaman itu, dan disana ada beberapa orang yang mengaku bawahan orang tadi.
"El, sepertinya kita harus tinggalkan rumah ini".- ucapku.
"Aku tau, kita harus masuk kesana".- ucap daniel.
"El, kita gatau apa yang mereka lakukan pada kita".- ucapku
"El please dengar kataku, aku cuma gamau kita mati, belum waktunya".- ucapku
"Aku tau siapa yang bisa menolong kita".- ucapku lagi.
"Aku baru menyadari satu hal".- ucap daniel.
"Anjing, ini mobil siapa! Dan kau mencurinya dimana?!!!".- ucapnya membentak.
"Ahh itu, aku meminjamnya dari salah satu jemaat gereja, temannya oma lebih tepatnya".- ucapku terkekeh
"And?".- tanya daniel.
"Kujanji kukembalikan, hehe".- ucapku
"Kalo begitu ayo kita ke gereja".- ucap daniel.
Kami pun ke gereja meninggalkan beberapa orang yang mungkin bersenjata disana.
Yang aku tau hanyalah melindungi daniel, dan warisan yang bukan milikku.
"Darimana saja kamu pake mobil tante".- ucap tante itu
"Ada macet tadi tante".- ucapku.
Kami menyerahkan kunci mobil dan kami bingung harus bagaimana.
Aku pun menelpon brian.
"Oi, bisa minta tolong?".- ucapku
"Yaa, ada apa".- balasnya.
"Kami ada masalah nih, tolong cek in orang di rumah daniel dong, takutnya ada senjata".- ucapku
"Oiyaa, tapi kau kesana juga".- ucap brian
"Oke".- balasku
Aku dan daniel pergi ke rumah, sambil berjaga-jaga.
Daniel berjalan begitu lemas saat itu dan posisinya aku di depan daniel.
Tiba-tiba seseorang memukul kami dengan batang kayu.
Aku kena tepat di kepala, aku sempat lihat daniel dimasukkan ke mobil dengan kepala tertutup karung dalam keadaan pingsan.
Mereka sadar, aku masih bisa berdiri sehingga mereka mengeroyokku dengan batang kayu.
Aku tersadar di rumah warga dengan keadaan babak belur.
"El, dimana?".- tanyaku
"Mama!! Dia sudah bangun".- teriak seorang anak.
"Ahh, kamu sudah bangun, ini minum dulu".- ucap ibu itu.
"siapa kalian?".- tanyaku.
"Tenang, kami hanya ingin membantumu".- ucapnya
"Kau tergeletak di jalan, tak ada yang menolong mu jadi aku mengambilmu".- ucapnya lagi
"Sudah berapa lama aku disini".- tanyaku
"Sekitar 3 hari, kau terus terbaring lemas".- ucap ibu itu.
"Sial... Aku harus mencari temanku".- ucapku
"Hey, nak kau sedang diinfus okey jadi jangan macam-macam".- ucapnya
Aku melihat tanganku yang terinfus dan melihat sekitar, ibu itu adalah seorang dokter, namanya dokter martha.
Aku melihat dari salah satu pakaian rumah sakitnya.
"Kau mengalami cedera pada kepala yang serius, itu penyebab mu koma".- ucapnya
"maaf bu tapi aku harus mencari temanku".- ucapku memohon
"Kau bisa mencarinya, tapi tunggu infusmu habis dulu ya, itu terlalu beresiko".- ucapnya
Sementara itu brian mencoba menghubungi
"Dimana anak ini".- ucapnya kesana
"Apa jangan-jangan orang di rumah daniel".- ucapnya dalam hati
Dia pun datang kesana dan bertanya.
"Kau kenal ini? Dan ini?".- tanyanya ke salah satu orang itu
Ia menunjukkan foto kami.
"Kau siapanya?".- tanya orang itu
Orang itu seperti mengambil sesuatu di kantong celana belakang, dengan cepat brian memukul lehernya hingga pingsan.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita ian
RastgeleSebuah kisah yanh dikarang oleh seorang anak SMA yang nganggur