Daniel hanya diam dengan luka memar di wajahnya
"Yasudah, aku minta maaf, perilakuku buat kau menjadi sedih, aku sangat minta maaf".- ucapku sambil berlutut.
"Maaf mu sudah cukup, jangan sampai kau berlutut di hadapan ku, aku bukan Tuhan".- ucap daniel.
"Jadi siapa pelakunya?".- tanyaku
"Preman di pasar sana, aku sudah mengalahkan 2 orang lalu aku lari kesini".- ucap daniel.
"Apa yang buat kau memar".- tanyaku lagi
" dia memakai balok kayu".- ucap daniel
Aku pun merangkul daniel serta berbisik
"Jangan sampai oma tau akan hal ini, kita kesana lagi untuk menghajar mereka, kau berperan sudah bagus ada memar di wajahmu kita cuma perlu hajar mereka sampai polisi datang bukan?".- ucapku berbisik
"Idemu bagus juga".- ucap daniel
"Sekarang tinggal mengirim pesan di polisi".- ucapku
Setelah mengirim pesan, aku dan daniel pun kesana kembali.
Aku menemui salah satu preman tersebut.
"Kau memukul kakakku bukan?".- tanyaku
"Mau apa bocah sepertimu di wilayahku dan ternyata itu kakakmu ya? Ahhaahhaa cecunguk ini".- ucap preman tersebut.
"BUKKKKK!!!!!".- aku memukul preman tersebut.
Aku dengan cepat, memeluknya dari belakang dan membantingnya kebelakang.
"Arrggghhh".- preman itu kesakitan
Aku beruntung karena gerakan tadi tidak membuat preman tersebut mati.
Dia terus menggeliat berteriak ke preman yang lain untuk menghajar ku.
3 orang lainnya datang.
"Bala bantuan ya? Sini hajar aku".- ucapku
Daniel pun muncul dengan balok kayu dan memukul mereka semua.
Kami bertarung dengan 3 preman itu, aku terkena balok kayu di bagian tangan dan wajah, tapi untungnya polisi yang memakai baju sipil itu datang dan menodongkan pistol.
"Berhenti semua!".- ucap polisi tersebut.
"Ahh syukurlah".- ucapku
Sesudah mengatur rencana tadi, aku juga mengimprovisasi sedikit dengan cara berakting kesakitan.
"Aaaaaahhhh pak polisi tolong sayaa, saya dipukulin pakk".- ucapku kesakitan.
Daniel pun heran serta preman itu.
"Kalian ditahan! Karena melakukan penganiayaan kepada anak sekolah".- ucap polisi tersebut.
Kami juga dibawa ke kantor polisi tersebut, untuk di jadikan saksi.
Kami pun pulang dengan semua memar di wajah kami.
"Hahahaha, aktingmu tadi lucu bisa-bisanya terfikirkan begitu".- ucap daniel tertawa.
"Ahh, aku bersyukur karna preman yang kubanting tulang lehernya tidak patah".- ucapku
"Jangan kelabakan, bisa saja dia geger otak atau semacamnya".- ucap daniel.
"Iyaaiyaaa".- ucap kami.
Kami pun sampai dirumah dan melihat ada motor besar yang keren.
"Motor siapa itu?".- tanyaku.
Oma pun keluar rumah dan memberikan surat yang ditulis oleh ibuku.
"
Untuk ian, anakku
Ibu sangat minta maaf karena telah membuangmu saat itu, ibu bersyukur sekarang kau masih mau mengunjungi ibu, mungkin saat kamu terima surat ini adik kecilmu sudah lahir, namanya arabella ratu dan mengambil sedikit dari namamu, yaitu mahendra, hadiah motor itu buat kamu anakku, biar kamu dan temanmu itu ga jalan kaki lagi, sampaikan pesanku untuk oma daniel, serta danielIbu sayang kamu ".- tulisnya di surat tersebut.
"Itu motor kamu ian".- ucap oma
"Ciee punya motor jalan dong".- ucap daniel
"Aku turut bahagia, tapi kenapa kau tercengang?".- tanya daniel
"A-aku punya adik".- ucapku terbatas
"Adik? Wahh selamat yaa ian".- ucap oma
"Kau senang?".- tanya daniel
"Aku senang, namanya arabella ratu mahendra".- ucapku
"Mahendra kan namamu".- ucap daniel.
"Iyaa ibuku bilang dia mengambil sedikit dari namaku".- ucapku.
"Yasudah besok kita jenguk ibumu".- ucap daniel.
"Iyaa besok temani aku kesana ya".- ucapku
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita ian
RandomSebuah kisah yanh dikarang oleh seorang anak SMA yang nganggur