chapter 16

11 3 0
                                    

Setelah mendapat tendangan yang begitu keras, aku terjatuh dan dengan cepat melihat ke arah orang itu.

"Sudah cukup, kau terlalu jauh dengan amarahmu".- ucap daniel

"Aku melakukannya karna mu , dan kau masih membelanya!".- bentakku.

"Tapi kau terlalu jauh sampai harus membunuhnya jul!".- bentak daniel balik.

"Siapapun yang menghalangiku, akan ku bunuh, siapapun itu!".- bentakku

"Maka bunuh lah aku".- ucap daniel.

Aku berlari menuju daniel, dengan penuh amarah aku akan memukulnya.

Aku melayangkan pukulan dengan keras, namun tiba-tiba geovanny menepisnya dengan tendangan.

"Aku tidak tau kalian siapa, bahkan apa masalah kalian tapi menghajar seorang teman, hanya karna emosi? Kau begitu bodoh".- ucap geovanny

"Kau jangan menghalangi ku".- ucapku marah

"Kau mau apa? Memukulku? ayo hajar aku juga!".- bentak geovanny

"Aku gabisa".- ucapku lemas.

"Kau seorang pria , jadi berhenti mementingkan emosimu, itu saran dariku".- ucap geovanny

Entah mengapa perasaanku menjadi tenang.

"Maaf el, aku hampir saja membunuh mu".- ucapku terduduk

"Tak apa teman, tak apa".- ucap daniel menangis.

Aku pun terjatuh karna kelelahan.

"kenapa dia?".- tanya geovanny

"Dia emang gitu kalau nyaman bawaannya tidur".- ucap daniel terisak

Indra pun kabur pada saat momen itu.

"Yasudah kau angkat dia".- ucap geovanny

"Terima kasih, berkatmu aku selamat dan dia tenang".- ucap daniel

"Yaudah sih santai".- jawab geovanny

Daniel pun menggendongku turun.

Aku terbangun pada saat badanku sudah berada di atas kasur.

Daniel menyediakan ku makanan tepat di sampingku.

Badanku tidak bisa digerakkan akibat tenagaku keluar sangat banyak.

"Kau beristirahatlah, aku akan kesekolah besok".- ucap daniel.

"Kau akan dihajar el".- ucapku

"Tak apaa, brian tau soal ini, kita bertiga dia memutuskan untuk menjadikanmu pemimpin".- ucap daniel

"Pemimpin? But why?".- tanyaku

"Simple, dia akan lulus dan kau sudah mengalahkan indra secara brutal".- ucap daniel

"Ou, hahaha baiklah".- ucapku tertawa tipis

"Jadi kau bersantailah".- ucap daniel.

Malam itu kami pun merayakannya dengan minum bir bersama, oma kali ini mengizinkan kami.

Setelah minum kami tidur dan menunggu hari esok, badanku masih sakit sehingga aku harus izin sakit disekolah.

Dan membiarkan daniel pergi kesekolah.

"Kurahap kau baik baik saja, saudaraku".- gumamku dalam hati.

Hal yang tidak terduga, kezia mengunjungiku

Saat ini dia sudah bisa berdiri dan jalan.

Aku begitu senang melihatnya maupun oma, ibuku tampak senang bisa bertemu denganku, aku tidak melihat ayah sambungku disana, hanya kezia dan ibuku.

"Maaf, ibu tapi aku sedang sakit".- ucapku

"Iyaa anakmu sakit dari kemarin nanti tanya daniel dia kenapa".- ucap oma

"Kau tak bisa bergerak nak?".- tanya ibuku

"Iyaa, aku sangat kelelahan".- ucapku

"Kau, habis mengeluarkan emosi yang sangat besar kan?".- tanya ibuku

"Darimana ibu tau?".- tanyaku balik

"Ibu yang melahirkanmu, tentu ibu tau, kau mirip dengan ayahmu, tapi jika kau menghajar orang, apa orang itu baik baik saja?".- tanya ibuku

"Dia hampir mati ditanganku".- ucapku

"Lain kali gunakan otak mu nak, adikmu sudah semakin bertumbuh".- ucap ibuku

"Kau bisa dibalas saat itu kan?".- ucap ibuku

"Iyaa bu".- ucapku

Ibuku menoleh kepadaku dengan tersenyum, lalu samar samar, kulihat ada memar dibagian wajah ibuku.

Aku pun membuka rambutnya.

Dengan penuh amarah.

"Dimana dia?".- tanyaku marah

"Nak, gausah ya ini urusan ibu" - ucap ibuku.

"Tadinya aku mau membiarkan dia hidup denganmu bu, sekarang ngga lagi, kuharap dia dirumah sekarang".- ucapku marah

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang