Kami keluar dari rumah itu.
"Hufffttt, hari yang melelahkan".- ucapku
"Yaaaa begitulah".- teriak Brian.
Seorang wanita berdiri di depan pagar rumah itu.
"Ahhh, itu dia".- ucap daniel tersenyum
"Aahhaa, juliet yang menunggu romeonya".- ucap andro
"Datangi dia kawan".- ucap brian
Daniel menghampirinya.
"Ah hey, devina".- ucap daniel.
"Apa kau mau ikut bersama kami?".- tanya daniel
"Kami akan membawa mu ke keluargamu, kami janji".- ucap daniel.
Dengan tangis devina mengiyakan akan hal itu, sebenarnya devina juga tak tahan akan tekanan dari bosnya sebelumnya, tapi karena ancaman dari bosnya maka devina hanya menjalaninya dengan penuh tekanan.
"Oke kalo begitu ayo".- ucap daniel menjulurkan tangan.
"Iya, ayo".- balas devina
Dan mereka masuk kembali sambil bergandengan tangan.
"Oi, jangan terlalu senang".- ucap brian
"Kenapa?".- tanya kami.
"Kita pulangnya gimanaaaaa!!!!!".- teriaknya.
"Ah untuk itu kau tidak usah khawatir".- ucapku
"Honey, ayo pulang".- ucapku
Aku menelpon geovanny untuk menjemput kami.
Dan kami duduk untuk menunggu, sekitar 1 jam kami menunggu geo datang dengan cepat menggunakan mobil.
Tiba-tiba salah satu anak buah denny datang menggunakan pisau.
Dan mencekik devina dari belakang, ia mengancam akan menusuk jika kami maju atau menembak.
Sementara geovanny hanya menunggu di mobil menyaksikan apa yang terjadi.
"Oke, okee bung jadilah pria".- ucapku
"Mari kita bertarung".- ucapku lagi.
"Untuk apa aku bertarung dengan bocah sepertimu".- ucapnya
Devina terlihat sangat ketakutan.
"Sudahlah, bertarung saja, atau kau takut?".- sambung brian.
"Yap, dia adalah mafia tapi takut dengan anak SMA, huftt keren".- ucap andro
Daniel sementara berfikir untuk melepaskan devina darisana.
Aku mengode daniel agar tidak melakukan apa-apa agar tidak terjadi resiko.
Aku menurunkan senjata ku di tanah.
"Kan? Lihat mari kita bertarung saja".- ucapku.
Brian dan andro ikut menurunkan senjata.
Sehingga orang itu terbujuk dan mau bertarung.
Aku pun bertarung dengan orang itu.
Ia memukul tepat di dadaku, dan aku membalasnya dengan menendang perutnya.
Kami bertarung habis- habisan saat itu dan aku berhasil membuatnya terjatuh ke tanah sampai tersungkur.
Dia pingsan saat itu juga.
"Sampai ketemu lagi kawan".- ucapku.
Daniel dan andro mengambil senjata mereka lalu kami berjalan menuju mobil geovanny
Tiba-tiba dia bangun dan mengambil pistolku lalu menembak tepat di dadaku.
Tembakan itu membuatku sesak dan terdiam sesaat.
"IANNNNNN!!!!".- teriak geovanny.
Brian dan andro mencoba membalas tembakan itu sampai membuat brian harus mengalami luka akibat tembakan di tangannya.
Andro berhasil mengenai kaki orang itu, lalu mengejarnya.
"Dapat kau, taik!".- ucap andro.
Andro menendang tepat di leher orang itu, lalu ia mengambil sebuah patung kurcaci yang ada disana lalu menusuk dada orang itu menggunakan bagian kepala patung.
Andro melakukannya dengan tatapan kosong.
"Dan ini, buat brian".- ucap andro
Dan ia langsung menusuk leher orang itu.
Sementara itu, aju sesak nafas akibat tembakan itu.
Geovanny yang langsung turun dari mobil, dan mengambil kemeja untuk menekan lukaku.
Daniel berusaha menggendongku masuk ke mobil.
Brian dan andro memutuskan untuk menyusul, dan mengambil mobil mereka yang masih berada di pintu utama.
Mereka mengeluarkannya dari reruntuhan saat itu.
Kami berempat berangkat menuju rumah sakit.
"G-geo".- ucapku sesak.
"Ian, please bertahan kumohon".- ucap geovanny menangis.
Dilain sisi, setelah mengeluarkan mobil, andro bergegas menyusul kami bersama brian.
Andro mengebut untuk kerumah sakit.
Brian terlihat pucat dan tak berdaya.
"Ndro kalau sampai disana bangunin yaa".- ucapnya lemas.
"Bro, bertahan kita bakalan sampai".- ucap andro.
Dan brian tertidur saat itu juga.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita ian
RandomSebuah kisah yanh dikarang oleh seorang anak SMA yang nganggur