Pertempuran masih terjadi.
Sekolahku menjadi saksi betapa ricuhnya kami semua.
Mereka semua mundur dalam pertempuran itu, dan aku menculik salah satu anggota dari sana.
"Masukin motornya, lalu bawa dia ke ruang aula".- ucap daniel.
Kami mengikatnya di salah satu kursi lalu mengintrogasi nya.
"Siapa dalang dari serangan ini?".- ucapku.
Semua anak sekolah ricuh dan ingin memukulinya, baik siswi maupun siswa.
"OOOOIIII!!!!!".- teriak brian.
Semuanya diam dalam takut.
"YANG BERHAK MENGHAKIMI DISINI CUMA VALHALLA!".- teriaknya lagi.
"YANG BUKAN VALHALLA, KELUAR! SEKARANG!".- teriaknya.
Mendadak semua siswi dan siswa diluar anggota kami keluar dengan takut.
"Jadii, sampai dimana kita tadi?".- tanya brian ke anak itu.
"Ohh, iya sampai disinii!".- ucap brian melayangkan pukulan ke anak itu.
"Aaaaaaa".- teriaknya.
"Sial rahangnya bengkok".- ucap andro kaget.
"Sini biar aku yang perbaiki".- ucapku.
Brian menghantam pipi kanan anak itu, dan aku memberinya tendangan di pipi kiri.
Rahang anak itu pun kembali seperti semula.
"Nahh, sudah betul".- ucapku
"Sekarang katakan dalamnya".- ucapku.
"Atauuuuu, hukuman masuk".- ucap brian.
"Kau tau, ayahku sangat suka dengan hukuman ringan ini".- ucap brian.
Salah satu anggota membawakan sebuah sapu tangan dan sejergen air.
"Wah, bagaimana hukumannya?".- tanyaku
"Begini".- ucap brian
Brian menendang ke belakang kursi anak itu, sehingga wajah anak itu, menghadap ke atas.
Dan menutup wajah anak itu menggunakan sapu tangan.
"Kau akan suka ini".- ucap brian.
Ia pun menyiram air itu ke sapu tangan tersebut, yang membuat anak itu tidak bisa bernafas.
"Bukankah kalian terlalu menyiksanya?".- tanya andro.
"Ahh iya juga".- ucapku.
"Baik, karena malaikat kami sudah bicara, mari dengar apa yang kau katakan".- ucap brian.
"I-itu, a-anu".- ucapnya tersendak-sendal
"Apa, bilang".- ucapku
"Arsel menyuruh kami semua untuk melakukan ini".- ucapnya
"Baik, kita lock arsel si anjing sialan itu".- ucap brian
"Kita mulai menyerang sekarang!".- ucapku bersemangat.
Tiba-tiba daniel mendapat telpon dari sang oma.
"Iyaa, oma?".- ucap daniel.
Daniel terlihat shock saat itu dan memutuskan untuk tidak menyerang.
" ada apa el?".- tanyaku
" oma, oma masuk rumah sakit".- ucap daniel.
Aku pun memutuskan untuk membatalkan serang, dan pergi ke rumah sakit, melihat oma daniel.
Sesampainya disana oma daniel sudah masuk ke dalam ruang ICU.
Daniel terlihat pucat dan terus diam.
"Bro, yang sabar, semua bakal baik-baik aja".- ucapku memeluknya.
Daniel terus menangis hingga sesak.
"Oma jul".- ucapnya terisak.
"Iyaa, aku disini tenang".- ucapku
dokternya pun keluar.
"Gimana dok? Oma saya?".- tanyaku.
"Oma kamu kena serangan jantung, tapi beruntung, cepat dibawa kesini, sehingga mendapat penanganan".- ucap dokter itu.
"Jadi saya bisa masuk dok?".- tanyaku
" iya sudah bisa kalian lihat".- ucap dokter itu.
Aku dan daniel langsung masuk menjenguk oma.
"Oma, oma dadanya sudah tidak sakit?".- tanyaku.
Oma hanya mengangguk jika iya dan menggelengkan kepala jika tidak.
Kami belum bisa komunikasi dengan oma daniel, bukan cuma karena alat pernafasan tapi karena ia terlalu lemas.
Kemudian oma tertidur sampai dia mendengkur keras.
"Sepertinya oma sangat lelap".- ucapku.
"Ya, semoga jul".- ucap daniel.
Karena takut akan suatu hal, daniel membangunkan omanya.
"Oma, oma.... oma bangun oma".- ucap daniel menggoyangkan omanya.
Sekitar setengah jam omanya baru bangun.
"Iya, daniel ada apa?".- tanya omanya.
"Daniel cuma khawatir oma".- ucapnya.
"Daniel, kamu gaboleh ambil gelas orang daniel, itu bukan punya kamu".- ucap omanya tersenyum.
"oma, el ngga mencuri oma".- ucap daniel menangis.
"Kamu harus kasih, apa yang jadi punya orang itu, gaboleh mencuri".- ucap oma daniel.
Aku dengan perlahan berfikir kenapa oma daniel bisa bilang hal tersebut.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita ian
RandomSebuah kisah yanh dikarang oleh seorang anak SMA yang nganggur