chapter 34

10 2 0
                                    

Setelah malam itu, kami berempat menghabiskan waktu bersama dengan makan siang di ruang makan.

"Kau anak yang semalam kan".- ucap tahanan itu.

"Ahh paman, aku tidak suka di ganggu saat makan".- ucap brian sambil mengunyah.

Kami bertiga memperhatikan orang dibelakang tahanan itu yang membawa pisau buatan.

"Ahh, paman yang kuasai tempat ini?".- tanya brian.

"Duduk makan dulu aja paman, sini-sini".- ucap brian.

Makanan brian pun dibalik begitu saja, sehingga tumpah ke baju brian.

"Hahahaha, kau pantas mendapatkannya".- ucap orang itu lalu pergi.

"Oi, babi".- ucap brian berdiri.

Kami bertiga bersiaga dan memperhatikannya.

"Kau tau berapa orang yang ku bunuh diluar sana?".- ucap brian

"Oh ya? Anak anjing sepertimu bisa membunuh?".- balasnya.

Daniel pun langsung melompat dari meja, dan menendang kepala orang itu.

Aku dan andro dengan cepat mengambil tangan anak buahnya dan menguncinya.

"Kau tidak tau kami sekuat apa, jadi jangan bertingkah seolah kau penguasa disini".- ucap andro.

"Patahkan".- sambungnya.

"KREKKK!!".- suara tulang

Aku dan andro kompak mematahkan lengan anak buah orang itu.

Dan mengambil pisau mereka.

Brian mengambil pisaunya dan memberi tanda kepada mereka saat itu juga, brian menulis huruf "L" pada pipi mereka.

"Ingat aku atau kami saja, hahahahaha".- ucap brian.

Setelah itu ia duduk di kepala orang yang masih terkapar itu.

"DENGAR!!, KAMI TIDAK AKAN MENGGANGGU KALIAN, TAPI JIKA KALIAN MENGGANGGU, AKAN KU KIRIM KALIAN KE NERAKA".- teriak brian ke tahanan lain.

Sebagian dari mereka menentang.

"Hey nak, kau tidak tau kami bagian dari revandra?".- ucap tahanan itu.

"Gangster?".- ucap brian.

"BUAHAHAHAHAHAHHAHAH!".- brian tertawa.

"Kalau begitu coba pukul aku".- ucap brian.

"Oi kalian, kembali lah ke sel kalian ya".- ucap brian tersenyum.

Brian di keroyok saat itu.

Ia kembali ke sel dengan keadaan babak belur dan tertawa.

"Oi, kau tak apa?".- tanya andro

" tak apa ndro, santai".- balas brian.

"Senyummu masih manis ya setelah babak belur".- ucap daniel.

"setelah itu apa?".- tanyaku.

"setelah itu kita, akan punya anak buah".- ucap brian.

Keesokan harinya ayah brian datang kesana.

Ia menggunakan stelan jas yang amat rapih dan pintu dibuka hanya untuknya.

"Tuan besar!".- ucap para tahanan membungkuk.

Salah satu anak buah ayah brian yang berada di penjara mendekatinya dan berbisik ke ayah brian.

"kumpulkan mereka di lapangan sekarang".- ucap ayah brian.

"Jadi ini rencanamu?".- tanyaku

"Iyyyappp, ckck tenang kawan".- ucapnya tersenyum.

Mereka semua berada di lapangan tengah hari bolong.

"Saatnya drama".- ucap brian.

Brian datang dengan kesakitan.

"Aduhh, ehh ayah ada apa?".- tanya brian kesakitan.

"Sini dulu anakku, tunjuk siapa pelakunya".- ucap ayah brian.

"ANAKKK!!???".- teriak tahanan

Mereka kaget karena brian adalah anak dari bos besar gangster itu.

Sementara itu brian berbicara dengan ayahnya.

"Kau sudah beranjak dewasa nak, jadi belajarlah bertanggung jawab atas apa yang kau buat, maka dari itu ayah mau kau jalani hukumanmu dengan adil".- ucap ayahnya

"Baik ayah, aku akan jalani dengan baik".- balas brian.

"Ayah bisa saja mengeluarkanmu dan temanmu tapi ayah mau kalian semua tanggung jawab".- ucap ayahnya

"Orang yang kau bunuh itu adalah gangster kecil yang menganggu bisnis kita, pengaruhnya cukup besar jadi terima kasih sudah membersihkan penghalang ayah nak".- sambung ayahnya.

"Ohh ngga yah, bukan aku yang mematahkan lehernya, tapi dia".- ucap brian menunjuk daniel.

"Panggil dia kemari".- ucap ayahnya.

"OII EL! SINI".- ucap brian

"KALIAN JUGA".- sambungnya.

Sementara itu tahanan mendapat hukuman cambuk, dengan cara memperlihatkan bokong mereka dan di cambuk menggunakan tali besi.

"Ini yah, temen-temenku yang bantu aku hancurin dia".- ucap brian.

"Terima kasih kalian, om tunggu kalian keluar setelah itu, om bakal jelasin semuanya".- ucap ayah brian.

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang