Percayalah, ada beberapa hal dari aku yang tak akan bisa kalian mengerti.
-Alisya
*****
Alisya menatap lesu ke arah kaca spion yang menampilkan kondisi wajahnya saat ini. Lebam di kedua pipinya yang memburu ditambah lagi bibirnya yang pucat. Ia memegang sudut bibirnya yang terpasang plaster handsaplast. Tangannya beralih memijat keningnya yang terasa berdenyut sakit. Sudah sejak semalam dirinya merasa tidak enak badan. Ini pasti gara-gara ia tidak mengganti bajunya yang basah terlebih dahulu sebelum tidur. Sungguh, ia merutuki kebegoannya itu.
"Bego banget lo, Sya. Apa susahnya sih ganti baju dulu?!" Alisya memukul kepalanya yang kian memberat.
Tanpa dirinya sadari bahwa sedari tadi tujuh anggota inti Airon geng memperhatikan setiap gerak-gerik cewek itu. Terutama Raka, cowok itulah yang paling terlihat khawatir akan keadaan Alisya.
"BERANGKAT, YOK!"
Teriakan dari Valerio yang mengajak mereka untuk berangkat sekolah membuat Raka mengurungkan niatnya untuk menghampiri Alisya. Delapan inti Airon itupun mulai melajukan sepeda motornya menuju sekolah.
Semuanya berjalan lancar-lancar saja sebelum terdengar suara benda menabrak sesuatu.
Ciiiiittttt
Brakkkk!!
Motor yang dikendarai oleh Alisya menabrak pembatas jalan membuat sang pengendara terpental beberapa meter. Mereka semua yang melihat kejadian itu sontak membulatkan matanya. Bahkan, beberapa pengendara yang kebetulan lewat langsung membantu Alisya untuk menolong cewek itu.
"ALISYA!"
Raka beserta enam sahabatnya turun dari atas motornya menghampiri Alisya yang tergeletak di jalanan. Diantara mereka semua, Raka-lah yang terlihat paling panik.
"Sya, lo ngak papa?" Tanya Raka sembari meletakkan kepala Alisya di atas pahanya.
Alisya mengangguk seraya meringis pelan saat merasakan pusing di kepalanya yang kian menjadi-jadi. Tak hanya itu, lutut dan punggung tangannya yang mengeluarkan darah karena terbaret aspal membuatnya semakin meringis. Ia dibantu berdiri oleh Raka lalu dibawa ke bahu jalan.
"Lo mau pulang aja atau gimana?" Tawar Aldara saat melihat kondisi sahabatnya yang memprihatinkan.
Alisya menggeleng pelan. "Ngak usah, lagian bentar lagi sampai sekolah,"
"Minum dulu," Valerio menyodorkan sebotol air mineral yang baru saja ia keluarkan dari dalam tas sekolahnya. Bukan, bukan Alisya yang menerimanya. Tapi Raka, cowok itu yang mengambilnya. Ia membuka tutup botol tersebut lalu membantu Alisya minum.
Sementara itu, Valeno, Kevin dan Galang yang sedang mengelilingi motor Alisya itu tampak mengernyitkan dahinya. Tak ada angin tak ada hujan kenapa bisa motor tersebut menabrak pembatas jalan?
"Kayak ada yang aneh," kata Valeno kepada sahabatnya.
"Aneh gimana?" Tanya Arrayan bingung.
Valeno tak merespon pertanyaan dari Arrayan. Pandangan matanya beralih menatap Alisya yang terduduk lemas di pinggir jalan. "Gimana kejadiannya?"
"Tadi ada kucing yang lewat di depan gue, terus pas gue mau nge-rem tiba-tiba ngak bisa berhenti," balas Alisya seraya meningat kejadian sial yang menimpa dirinya.
Raka mengerutkan keningnya bingung. "Gak bisa di-rem? Rem blong maksud lo?"
Alisya mengangguk membenarkan. Ia benar-benar merutuki nasibnya yang selalu sial. Sebentar, rem blong? Bagaimana bisa? Perasaan, setiap akan menggunakan motornya ia selalu mengeceknya terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMA
Fiksi RemajaIni tentang Alisya... Gadis cantik yang memegang jabatan menjadi waketos. Gadis cantik yang selalu bilang 'gapapa' didalam hidupnya. Gadis cantik yang selalu tersenyum dibalik luka-luka yang ditimbulkan oleh keluarganya. Gadis cantik yang selalu ber...