34. Ulang Tahun

73 6 3
                                    

Happy reading

.
.
.

*****

"Happy birthday, adek kesayangannya Kak Venus," kata seseorang sambil berbisik di telinga kiri Alisya.

Alisya menggeliat pelan saat mendengar sebuah suara mengusik indra pendengarannya. Suara itu terdengar sangat lembut dan juga familiar di telinganya. Kedua matanya yang masih terpejam ia paksakan untuk terbuka. Pelan tapi pasti, kedua kelopak mata indah itu perlahan terbuka.

Venus tersenyum hangat menyambut adiknya yang baru bangun dari tidurnya. Ditangannya kini, ada sebuah kue ulang tahun berwarna biru dan juga bergambar Doraemon dengan hiasan lilin di atasnya. Sebuah kue yang identik digunakan untuk merayakan ulang tahun seseorang.

"Happy birthday, sweetie," ucap Venus lagi saat Alisya sudah benar-benar membuka matanya.

"Jangan panggil Lisya sweetie. Your words remind me of someone," balas Alisya sambil mengucek kedua matanya menggunakan tangan. Suaranya juga terdengar serak efek karena baru bangun dari tidurnya.

Mendengar itu, Venus pun hanya bisa tersenyum simpul. Ia tahu seseorang yang adiknya maksud itu siapa. Tak ingin merusak momen kebahagiaan saat ini, Venus pun menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk mengalihkan pembicaraan mereka berdua.

"Berdoa dulu baru tiup lilinnya, Dek," ujar Venus dengan lembut kepada Alisya. Ia meletakkan kue ulang tahu mini tepat di hadapan Alisya.

Gadis yang kini usianya sudah menginjak umur 16 tahun itu mengangguk menurut. Kedua matanya ia pejamkan sambil berdoa di dalam hati apa harapan yang ia inginkan tahun ini. Tidak banyak harapan yang ia inginkan saat ini, ia hanya ingin kebahagiaan yang selama ini seolah-olah menjauhinya kembali menghampirinya.

"Ya Allah, kembalikan kebahagiaan yang dulu sempat menghampiri kehidupanku..."

Setelah selesai berdoa, gadis itu kembali membuka kedua matanya. Ia menatap wajah Kakak laki-lakinya dengan wajah sumringah. Ulang tahun yang sangat sederhana dan memiliki arti yang sempurna. Saat ini, tak ada hal yang lebih menarik dari apapun kecuali perhatian dan kasih sayang dari Venus bagi dirinya.

"Tiup lilinnya sama-sama," pinta Alisya kepada Venus.

"Satu, dua, tiga,"

Alisya bersorak senang saat sebuah lilin kecil diatas kue mini tersebut padam menyisakan sedikit asap yang masih keluar. Begitupun dengan Venus, lelaki itu tampak tersenyum gembira melihat wajah bahagia adiknya. Tanpa menunggu waktu yang lebih lama lagi, Alisya sontak berhambur ke dalam pelukan Venus. Ia memejamkan matanya kuat-kuat didalam sana.

"Adiknya Kak Venus udah makin tua aja nih," godanya sambil beberapa kali mencium puncak kepala Alisya. Pria berumur 21 tahun itu terlihat sangat menyayangi Alisya. Bahkan, ia rela melakukan apapun agar adiknya bahagia.

"Lisya sama Kak Venus lebih tua siapa?" Sungut Alisya kesal. Ia menatap Kakaknya dengan wajah cemberut.

"Tetep jadi adik kecil dan juga kesayangannya Kak Venus, oke?" Venus menatap dalam manik mata hitam legam milik adiknya. Disana, tersirat raut wajah takut kehilangan satu sama lain yang terlihat begitu kentara.

Alisya menganggukkan kepalanya. Permintaan Venus itu memang sangat sederhana. Begitupun dengan permintaan yang ia minta sebelum meniup lilin ulang tahunnya kali ini. Dalam hatinya, ia memohon agar semua keinginan yang selama ini bersemayam di dalam lubuk hatinya segera terpenuhi.

"Apa yang harus Kak Venus lakukan supaya adik kesayangannya terus tersenyum dan tertawa?" Tanya Venus dengan nada lawak. Pertanyaan yang amat sangat konyol memang.

SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang