Aku tidak tahu seberapa lama lagi aku harus bertahan.
-Alisya Calista Graham-
*****
Jam tangan sport berwarna hitam yang melingkar manis di pergelangan tangan Raka sudah menunjukkan pukul 23.44. Angin malam yang berhembus dengan kencang menerpa kulit wajahnya tak membuat cowok itu mengurungkan niatnya untuk menemui seseorang. Buktinya, saat ini ia tengah berada di tengah-tengah sepinya taman kota yang besar nan luas.
Decakan kecil keluar dari mulutnya saat panggilan teleponnya tak dijawab oleh seseorang. Ini sudah yang ke tiga kalinya ia menghubungi orang itu namun tak kunjung mendapat jawaban. Masih belum menyerah, kini ia mencoba untuk mengirimkan pesan kepadanya.
Kak Venus
Gue mau bicara penting sama lo
Raka terdiam sejenak. Chat yang ia kirimkan centang dua. Tetapi kenapa laki-laki itu tak kunjung membalas pesannya. Namun, sekitar sepuluh menit menunggu akhirnya ia dapat melihat Venus sedang mengetikkan balasan kepadanya.
Kak Venus
Gue lagi dihotel. Lo tahu kalau bokap gue nikah lagi kan?
Gue tahu. Sebentar doang, gue tunggu di taman deket hotel.
Mau nggomong apa?
Soal Alisya. Penting.
Ok.
Raka keluar dari room chat-nya dengan Venus. Ia memandang wallpaper ponselnya yang berisi fotonya dengan Alisya. Bibirnya berkedut menahan senyum saat melihat raut wajah Alisya yang dibuat konyol didalam foto tersebut. Begitupun dengan wajahnya. Keduanya sama-sama memperlihatkan raut wajah konyol.
"Cantik nggak boleh nangis. Nanti Raka sedih," kata Raka masih terus memandang foto tersebut. Setelah puas memandang foto tersebut, ia pun mematikan layar handphone-nya lalu menyimpannya kembali didalam saku celananya.
Tak berselang lama setelah itu, lampu terang yang menyoroti dirinya dari sebuah mobil membuat lamunannya tersadar. Mobil hitam tersebut berhenti persis disamping Raka memarkirkan motornya. Kaca mobil tersebut perlahan turun hingga memperlihatkan wajah sang pengendara, Venus.
"Mau nggomong apa?" Tanya Venus tanpa turun terlebih dahulu. Cowok itu pun tidak mematikan mesin mobilnya seolah tengah terburu-buru.
"Keluar dulu," titah Raka.
Akhirnya, mau tidak mau Venus pun menuruti perintah bocah SMA dihadapannya. Dengan cepat ia keluar dari dalam mobilnya lalu ikut duduk di samping Raka yang sudah terlebih dahulu duduk di sebuah kursi taman.
"Dimana Alisya?" Raka memulai pembicaraan.
"Masih di hotel. Pestanya belum selesai," balas Venus dengan lancarnya. Tak ada keraguan sedikitpun didalam kalimatnya. Ia betul-betul yakin jika adik perempuannya masih berada di dalam hotel tempat Papanya mengadakan pesta pernikahan.
Raka tertawa kecil mendengar jawaban Venus. Ia bertepuk tangan tiga kali sebelum menjawab. "Lo sayang sama Alisya nggak?"
"Tanpa gue jawab seharusnya lo udah tahu seberapa besar gue sayang sama adek gue sendiri, Rak. Kenapa lo tiba-tiba tanya kayak gitu? Alisya kenapa?" Tanya Venus secara runtut tanpa jeda. Ia merasa ada sesuatu hal yang menimpa adak kesayangannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMA
Teen FictionIni tentang Alisya... Gadis cantik yang memegang jabatan menjadi waketos. Gadis cantik yang selalu bilang 'gapapa' didalam hidupnya. Gadis cantik yang selalu tersenyum dibalik luka-luka yang ditimbulkan oleh keluarganya. Gadis cantik yang selalu ber...