Aku memang bahagia di hari ulang tahunku. Tetapi mengapa begitu banyak kesedihan yang engkau berikan kepadaku Tuhan?
*****
"Leno mana?" Tanya Valerio saat tak menyadari kehadiran kembarannya.
"WOY!"
Sontak, semua arah pandangan mata mengarah kepada seorang cowok yang baru saja keluar dari dalam markas. Mereka semua mendapat Valeno yang tengah berlari panik ke arahnya dan ditangannya terdapat sebuah kotak berukuran sedang yang entah berisi apa. Wajahnya terlihat seperti orang kebingungan namun tertutup dengan ekspresi cool dan juga datar miliknya.
"Ngapain lo lari-lari kayak gitu, Bang?" Tanya Valerio kepada Valeno.
"Gue nemu sesuatu di teras," jelasnya dengan nafas ngos-ngosan. Kedua tangannya bertumpu pada lutut untuk menopang berat badannya.
"Lo nemu apa? Duit?" Tebak Kevin dengan binar mata di kedua matanya. Dasar mata duitan!
"Duit duit pale lo!" Galang menempeleng kepala Kevin lumayan keras. "Kalau Leno nemu duit nggak mungkin dia ngasih tahu ke kita. Paling juga dikantongi,"
Sorot mata tajam milik Valeno mengarah ke Galang dan juga Kevin secara bergantian hingga berhasil membuat keduanya kicep. Percayalah, tatapan mata dari Valeno terlihat sangat mematikan.
"Kotak apa itu?" Tanya Alisya penasaran sambil mengarahkan jari telunjuknya ke kotak berukuran sedang yang berada di tangan Valeno.
"Gue nemu kotak ini di teras dan ada tulisannya buat lo," katanya memberi tahu. Cowok itu menyerahkan kotak yang ia temukan tadi kepada Alisya.
Alisya menerima kotak tersebut dengan kening saling mengerut. Ia mengamati setiap sisi kotak berwarna biru laut yang Valeno temukan di teras markas tadi. Siapa yang mengirimkan sesuatu kepadanya? Perasaan tidak enak seketika menguasai dirinya. Pikiran buruk tentang isi di dalam kotak tersebut saling bersemayam di otaknya. Apalagi ketika melihat tulisan dari spidol berwarna merah dan juga terdapat bercak darah di selembar kertas yang terdapat di atas kotak tersebut berhasil membuatnya merinding sebadan-badan.
Kedua tangannya yang mulai bergetar mengambil secarik kertas yang tertempel di atas permukaan kotak tersebut. Kedua alis tipinya saling menaut tanda tak mengerti dengan maksud tulisan itu.
Alisya. 14, 21, VIII
"Lo tahu maksudnya?" Tanya Alisya kepada teman-temannya.
"Lo yang otaknya spek Albert Einstein aja nggak tahu. Apalagi kita-kita yang otaknya minim, Sya," balas Aldara langsung angkat tangan.
"Jangan jujur-jujur kenapa, Dar. Kan bisa jatuh harga diri gue kalau ada Lalita disini," ujar Kevin ngenes.
"Emang itu kenyataannya," balas Aldara lebih blak-blakan.
Jika tulisan yang ada di luar kotak misterius itu saja sudah berhasil membuat orang kebingungan, bagaimana dengan isinya? Mungkin seperti itulah isi pikiran Alisya sekarang. Tak ingin membuat rasa penasarannya semakin membuncah, ia pun dengan segara membuka tutup kotak misterius tersebut.
"AAAAA!!" Teriak Alisya dengan keras setelah kotak yang ia pegang itu terbuka sempurna. Ia melempar asal kotak berwarna biru muda itu ke sembarang arah. Sekujur tubuhnya bergetar hebat disertai dengan keringat dingin yang keluar dari keningnya.
Rupanya, isi dari dalam kotak misterius tadi adalah potongan daging ular yang masih bersisik dan juga potongan daging tikus cincang yang masih terbaluri darah segar. Bukan hanya itu yang membuat Alisya ketakutan setengah mati sekarang. Di bagian bawah kotak itu juga terdapat tiga buah foto polaroid berukuran 4R di dalamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAMA
Teen FictionIni tentang Alisya... Gadis cantik yang memegang jabatan menjadi waketos. Gadis cantik yang selalu bilang 'gapapa' didalam hidupnya. Gadis cantik yang selalu tersenyum dibalik luka-luka yang ditimbulkan oleh keluarganya. Gadis cantik yang selalu ber...