Aku adalah bagian dari kegelapan yang perlahan akan menghancurkannu, Sweetie.
*****
"Neng seriusan mau turun di sini?" Tanya sang sopir taksi setengah tidak percaya. Ia mengamati sebuah gapura yang berada di depan gang gelap tersebut. Bagaimana tidak khawatir? Kalian tahu? Alisya menyuruh sang sopir taksi tersebut untuk menurunkannya di sebuah gang yang menuju ke tempat pemakaman umum yang berada di pinggiran kota Jakarta.
"Serius lah, Pak. Kalau enggak serius ngapain saya nyuruh bapak buat nurunin saya disini," balas Alisya sambil tertawa kecil. Alisya itu anak yang nekat, ia tak pernah berpikir dua kali sebelum bertindak. Sama seperti sekarang, ia sama sekali tidak berpikir lagi untuk mengunjungi tempat yang sudah sangat sepi sekarang. Tak peduli jam berapa sekarang, gadis itu tetap teguh pada pendiriannya.
"Mau saya temani gak, Neng?" Tawar sopir taksi tersebut kepada Alisya.
"Gak usah, Pak. Makasih udah anter saya kesini," tolak Alisya halus. Setelah membayar ongkos taksi tersebut, ia berjalan keluar dari dalam mobil lalu mulai melangkahkan kakinya menuju gang gelap tersebut.
Gelapnya malam dan juga hawa dingin yang menguar di udara tak sedikitpun menggoyahkan niat Alisya. Langit malam yang gelap seolah-olah dapat mengerti dengan perasaan Alisya sekarang. Seorang gadis dengan rambut panjang yang terurai bebas kini sedang berjalan perlahan untuk memasuki kawasan sepi tersebut.
"Diam ditempat!"
Deg!
Jantungnya mendadak berdebar kencang saat mendengar sebuah suara yang berasal dari belakangnya. Aroma minyak wangi yang cukup menyengat berhasil membuatnya merasa deja vu. Wangi parfum dan suara berat tersebut sangat familiar di telinganya. Perlahan, ia membalikkan badannya untuk melihat siapa yang berhasil membuat dirinya terkejut setengah mati.
"Nyawa dibalas nyawa. Kegelapan dan kesendirian akan mempermudah gue buat menghancurkan hidupmu, sweetie!"
Pria misterius itu mencekal pergelangan tangan Alisya dengan kencang. Ia maju beberapa langkah membuat Alisya memundurkan langkahnya hingga menabrak pagar beton yang memagari area pemakaman. Pria itu mengunci pergerakan Alisya membuat gadis itu tak bisa berbuat apa-apa.
"Masih ingat gue, sweetie?" Tanyanya dengan senyum mematikan di balik masker hitam yang menutupi wajahnya.
"Lepasin gue!" Alisya berusaha melepaskan tangannya dari cekalan tangan pria tersebut. Namun tak semudah itu, pria dengan masker dan juga tudung hodie yang menutupi identitasnya itu justru semakin memperkuat cekalan tangannya.
Plak!
Satu tamparan mendarat mulus di pipi kiri Alisya. Seolah tak memberikan celah untuk melawan bagi Alisya, pria itu masih terus melayangkan tamparan di kedua pipi Alisya tanpa henti. Tak hanya itu, kuku-kuku panjang milik pria itu juga menekan-nekan kedua pipi Alisya dengan kasar. Beberapa goresan mulai terlihat dan juga mengeluarkan darah segar. Pria itu benar-benar tidak main-main melakukannya. Seluruh wajah Alisya sudah bonyok sekarang. Semuanya terkotori oleh darah. Namun itu tak membuatnya berhenti melukai gadis yang sudah terlihat lemas.
"Sa-aakkhhhh,"
Semakin lama, rasa sakit yang menjalar di kedua pipinya semakin menjadi-jadi. Pria itu belum berhenti melakukan hal yang membuat Alisya kesakitan. Ia merasa puas saat mendengar rintihan yang keluar dari mulut Alisya. Ini belum seadil dengan apa yang dulu Alisya lakukan di masa lalu. Dendam masa lalu harus terbalaskan.
"Gelap dan sendiri," kata pria itu tepat di samping telinga Alisya.
"Siapa lo!? Kenapa lo nggak sekalian bunuh gue aja!?" Tanyanya sembari memaksakan suaranya agar keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMA
Teen FictionIni tentang Alisya... Gadis cantik yang memegang jabatan menjadi waketos. Gadis cantik yang selalu bilang 'gapapa' didalam hidupnya. Gadis cantik yang selalu tersenyum dibalik luka-luka yang ditimbulkan oleh keluarganya. Gadis cantik yang selalu ber...