Aku sempat salah menyalahkan Tuhan akan takdirku ini. Rupanya, tuhan begitu baik dalam memilihkan seseorang untuk memberikan obat sakit untukku.
-Alisya Calista Graham
*****
"Sya? Kenapa? Perutnya masih sakit?" Tanya Raka terdengar panik sembari memberhentikan mobilnya karena lampu merah. Ia menatap Alisya yang sudah bercucuran keringat dingin di pelipisnya. Gadis itu menaikkan kedua kakinya keatas kursi mobil yang ia duduki lalu menjadikannya sebagai tumpuan kepala.
"Sakit, Rak..." Lirih gadis itu pelan.
Raka membuka laci dashboard mobilnya lalu mengambil sebotol air mineral didalamnya. Ia memang selalu menyetok beberapa botol air mineral didalam mobilnya. Setelah membuka segel dan tutupnya, barulah ia memberikan sebotol air mineral tadi kepada Alisya.
"Minum dulu, biar agak mendingan,"
Alisya menerimanya lalu meminum isinya hingga habis setengah. Kedua kakinya yang semula berada diatas kursi ia turunkan, merasa tidak sopan karena tak seharusnya ia meletakkan kaki diatas kursi.
"Gak papa, kakinya taruh atas aja kalau nyaman," ujar Raka seolah-olah tahu posisi duduk yang nyaman bagi Alisya itu bagaimana. Namun Alisya tetap menolaknya, gadis itu kini beralih menyandarkan kepalanya disandaran kursi lalu memejamkan mata. Berharap ketika ia bangun anti sakit di perutnya dapat menghilang.
"Cepat sembuh, ya, Sya. Raka nggak suka lihat Lisya kayak gini," kata Raka sembari mengelus puncak kepala Alisya dengan tangannya. Sebelum lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, ia terlebih dahulu melepas jaket kulit kebanggaan Airon gang miliknya lalu menyelimutinya dibadan Alisya.
Selang kurang lebih dua puluh lima menit berkendara, mereka akhirnya sampai disebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota Jakarta. Mall tersebut terlihat sangat ramai sore ini. Maklum saja, malam ini adalah malam Minggu yang mana banyak sekali orang-orang yang akan menghabiskan waktunya bersama pacar, teman, ataupun keluarganya. Begitupun Raka dan Alisya, mereka berdua akan menghabiskan waktunya malam ini untuk bersenang-senang sambil menjalankan tugasnya sebagai ketua dan wakil ketua OSIS di sekolahnya.
Raka menatap Alisya yang masih tertidur dalam diam. Wajah gadis itu terlihat lebih cantik ketika tengah tertidur seperti ini. Apalagi ketika melihat Alisya yang sedikit menggeliat ketika jari lentiknya ia mainkan. Entahlah, ia begitu suka memainkan jari-jemari gadis itu.
"Hai, udah bangun?" Sapa Raka sesaat setelah Alisya membuka matanya.
"Udah sampai, Rak?" Tanya Alisya kebingungan menatap sekeliling area parkir mall yang terlihat sangat ramai.
"Iya, yuk turun," ajaknya kemudian turun dari atas mobil. Cowok berbadan tinggi itu berjalan mengitari bagian depan mobil untuk membukakan pintu untuk Alisya. Kebiasaan yang akan selalu ia lakukan ketika sedang naik mobil bersama gadis itu. Menjadikan Alisya sebagai ratu di kehidupannya.
Mereka berjalan bergandengan tangan memasuki mall. Hawa dingin AC yang menusuk kulit menjadi sapaan ketika kedua kakinya mulai masuk menjelajahi isi mall tersebut. Alisya mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ada begitu banyak orang yang sedang mengunjungi pusat perbelanjaan ini. Namun satu objek yang tak lepas dari matanya, yaitu tiga orang insang yang sedang berkunjung kesebuah toko skincare. Darius, Nata, dan Vana-lah yang menjadi objek pemandangan Alisya saat ini.
"Sya? Lihatin apa?" Tanya Raka seolah menyadari perubahan mimik wajah Alisya. Matanya terlihat berkaca-kaca dan juga hidungnya yang kembang kempis seperti menahan tangis. Raka mengikuti arah pandangan Alisya. Ia mendapati seorang pria yang tengah menemani keluarga kecilnya berbelanja skincare.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMA
Novela JuvenilIni tentang Alisya... Gadis cantik yang memegang jabatan menjadi waketos. Gadis cantik yang selalu bilang 'gapapa' didalam hidupnya. Gadis cantik yang selalu tersenyum dibalik luka-luka yang ditimbulkan oleh keluarganya. Gadis cantik yang selalu ber...