52. Galaksi Graham Galanendra

73 4 1
                                    

"Aku terlalu pengecut sampai pada akhirnya aku menyandang predikat sebagai seorang bajingan yang pengecut,"

-Galaksi Graham Galanendra

*****

Venus duduk di kursi kerjanya sambil membaca sebuah kertas yang menunjukkan hasil pemeriksaan Alisya. Dikertas putih tersebut tertera bahwa adiknya itu telah memakan racun yang cukup berbahaya, lebih tepatnya racun yang dicampurkan kedalam permen lunak yang Alisya makan tadi. Ia memijat kepalanya yang terasa berdenyut sakit. Akhir-akhir ini, masalah teror yang menimpa Alisya semakin menjadi-jadi. Nyatanya, sang dalang dibalik peneror itu hampir saja membuat Alisya kehilangan nyawanya.

Didalam diamnya, Venus sama sekali tidak sadar jika ada seseorang yang sedang mengintipnya dari luar ruangannya. Isi pikirannya kini hanya dipenuhi oleh Alisya dan Papanya. Jika Papanya mengetahui keberadaan Alisya yang kini sedang nangkiring di bangsal rumah sakit sudah dapat dipastikan pria itu akan melakukan tindakan kekerasan kepada Alisya. Ditambah lagi Darius pasti akan mengira akar permasalahan ini adalah teman-teman satu geng Alisya. Ia tak mau teman-teman adiknya terlibat dalam masalah keluarganya.

"Hallo, Brother," sapa sebuah suara.

Venus mendongok. Ia mendapati seorang lelaki berwajah mirip dengannya dan juga iris mata yang sama persis dengannya. Ia menatap lelaki itu tak percaya sekaligus was-was. Sosok di dihadapannya ini benar-benar membuatnya merasa kembali ke masa lalu.

"Gal-Galaksi? Lo-lo beneran Galaksi? Adik gue?"

"Yes, gue Galaksi Graham Galanendra. Adik laki-laki Kak Venus Aksan Graham yang menghilang lima tahun lalu dan dirumorkan sudah meninggal serta Kakak laki-laki kedua Alisya Calista Graham,"

Deg!

Jantung Venus rasanya berhenti berdetak. Ia tak menyangka seseorang yang kini tengah berhadapan dengannya adalah Galaksi, adik kandungnya sendiri. Perasaan haru, senang, dan marah bercampur aduk menjadi satu didalam benak Venus. Ia senang karena telah berhasil menemukan kembali adiknya yang menghilang lima tahun lalu dan juga merasa sangat marah ketika mendapati adik laki-lakinya itu masih bisa berkeliaran disekitarnya.

Ada sebuah alasan tersendiri mengapa Venus begitu membenci keberadaan adik laki-lakinya sekarang. Sorot matanya berubah tajam menatap tepat di kedua manik mata hitam legam milik Galaksi.

Galaksi Graham Galanendra, seorang cowok yang terlahir dengan marga Graham. Manik mata hitam legam dan juga kedua alis tebal yang saling menaut tajam menjadi ciri khas seorang Galaksi. Dari segi wajah, dapat dikatakan Venus, Galaksi, dan Alisya memiliki wajah yang cukup mirip. Mulai dari mata sipitnya, lesung pipi di pipi kirinya, dan juga manik mata hitam legamnya.

"Why? Kak Venus masih nggak percaya gue hidup?" Galaksi menaikkan sebelah alisnya. "I know, pasti masalah Alisya yang bikin Kak Venus benci sama gue. Tapi gue mau bicara sedikit tentang Alisya, Kak,"

"Apa yang mau lo bicarain tentang Alisya? Apa lo masih mau buat adikmu sendiri trauma? Atau lo masih mau ngehancurin mentalnya di usianya yang masih sangat muda?"

Galaksi bertepuk tangan tiga kali mendengar pertanyaan Venus. "Seratus buat lo, Kak. Iya, gue balik lagi ke sini mau balas dendam sama dia. Gue mau bikin hidup dia hancur sehancur hancurnya. Gue mau bikin dia ngerasain gimana rasanya ditinggal Mama pergi disaat kita lagi butuh peran ibu di hidup kita,"

"Lo tahu kalau adik kita pembunuh, kan, Kak? Lo tahu kalau dia yang bunuh Mama pakai obat racun, kan, Kak? Lo juga tahu kalau dia yang udah bikin Papa frustasi berat sampai hampir bunuh dirinya sendiri, kan, Kak? Kenapa!? Kenapa lo terus aja belain pembunuh licik itu, Kak?" Tanya Galaksi dengan nada tinggi dan juga mata memerah menahan amarah. Deru nafasnya mulai memburu menandakan laki-laki tersebut sedang menahan amarah.

SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang