8. Persahabatan

158 18 40
                                    

"Kok bisa!?" Pekik cewek itu keheranan. Pasalnya, ia memarkirkan motornya tepat dibawah naungan pohon beringin yang besar dan tidak terkena panas matahari. Lagipula, motor anggota Airon lainnya yang terkena panas matahari langsung terlihat baik-baik saja.

Raka berjalan mengelilingi motor Alisya. Ia mendapati satu buah pompa yang berada tak jauh dari sana. Matanya mengedar mengamati sekeliling. Terdengar suara cekikikan yang berasal dari sekitar lapangan.

Makin lama, makin terdengar jelas suara tersebut. Dari depan sana, ada Raymon dan beberapa anggotanya yang berjalan mendekat ke arahnya. Raka mengepalkan kedua tangannya. Ternyata ini adalah ulah Raymon untuk memancing mereka.

"Mau apa lo?" Tanya Kevin dengan sinis. Ia sudah cukup muak dengan kelakuan belagu dari Raymon yang merupakan ketua dari Enemy

Raymon tertawa. "Mau bikin geng kalian bubar!"

Raka menatap wajah Raymon tajam. Raut wajahnya terlihat sangat marah. Kedua lengan kemejanya sudah ia naikkan sampai siku memperlihatkan tangganya yang mulai berotot.

"MAJU LO SEMUA!" Teriak Raka tersulut emosi.

"Hajar, bos!" Ucap Roy yang berdiri persis di belakang Raymon.

Merasa setuju dengan ucapan Roy. Raymon pun mulai menghajar anak-anak Airon yang sudah berkumpul menjadi satu disana. Mendapat serangan tiba-tiba tidak membuat mereka kuwalahan.

Bugh!

Bugh!

Raka memberikan pukulan kuat di rahang tegas milik Raymon. Baru permulaan. Namun, itu belum cukup berarti bagi seorang ketua geng sepertinya.

"KURANG AJAR!" Geram Raymon. Cowok itu kembali membalas pukulan dari Raka. Sayangnya pukulan yang hendak dilayangkan ke tubuhnya berhasil ditangkis oleh cowok itu.

Bugh!

Satu tendangan telak Raymon dapatkan tepat di perutnya membuat cowok itu mengaduh kesakitan.

"Dasar tikus!" Ucap Alisya. Cewek itu sedang berhadapan dengan Petra yang juga merupakan salah satu anggota geng Enemy. Cowok dengan telinga yang dipasangi tindik itu melayangkan pukulan ke tubuh Alisya yang kerennya selalu bisa Alisya hindari.

Bugh!

Karena belum siap, Alisya harus menerima bogeman mentah-mentah dari Petra di pipinya hingga membuat ujung bibirnya berdarah. Alisya mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah sambil tersenyum smirk.

"Gak ada apa-apanya sama tamparan papa," guman gadis itu.

Alisya kemudian menghampiri Petra yang berdiri di hadapannya. Ia menganggapnya sebagai permulaan. Cewek itu mulai memasang sikap kuda-kuda lalu dengan senyum yang menghiasi wajahnya ia menendang perut Petra dengan sekuat tenaga hingga cowok itu memuntahkan darah. Tak main-main tendangan yang ia berikan.

Merasa tidak terima, Petra pun berniat membalasnya. Tepat saat dirinya hendak melayangkan pukulan di kepala Alisya, Raka datang terlebih dahulu datang dengan pukulan kencang di rahang Petra.

"Gue sayat urat nadi lo!" Urat di leher Raka tercetak jelas kala melihat ujung bibir Alisya yang mengeluarkan darah. Percayalah, itu adalah kata-kata mutiara yang akan keluar dari mulut bos Raka. Ia kemudian menarik kerah baju Petra lalu memberikan beberapa pukulan di perut cowok itu. Petra meringis kesakitan, ia jatuh limbrung diatas tanah sembari memegangi perutnya yang terasa sakit.

"Berani lo sentuh anggota gue, mati lo sekarang juga!" Kata Raka lagi.

Benar-benar keren, semua anggota Airon terlihat saling membantu satu sama lain. Tak ada yang bermain secara individu.

SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang