59. Gentala Group

108 6 0
                                    

"Untuk kali ini, aku memang merasakan kehilangan, tapi aku juga merasakan kebahagiaan,"

-Alisya Calista Graham-

*****

Seorang cowok berpawakan tinggi dengan tas hitam di punggungnya dan juga seorang cewek berambut panjang dengan tas ransel biru laut di punggungnya berjalan beriringan keluar dari gerbang sekolah. Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Seluruh siswa-siswi yang bersekolah di SMA Dharmawangsa berhamburan keluar kelas untuk segera pulang menuju rumah masing-masing. Begitu pula dengan mereka berdua, Raka dan Alisya.

"Gimana hari ini? Ada yang bikin sedih atau ada yang bikin Lisya kesel nggak?" Tanya Raka sambil menoleh menghadap Alisya yang berjalan disampingnya.

"Lumayan, lah," balas Alisya.

Raka menganggukkan kepalanya. "Mampir ke toko baju dulu, yuk!"

"Ha? Nggapain?" Tanya Alisya kebingungan.

"Yang namanya ke toko baju ya pasti beli baju dong, cantikk. Hiii, gemes bangetttt sih ya ampunnn...," Raka gemas sendiri mendengar pertanyaan konyol dari Alisya. Bahkan sangking gemasnya, sampai-sampai pipi Alisya yang mirip seperti bakpao itu menjadi sasaran mainan kedua tangannya.

"RAKA!" teriak Alisya kesal karena pipinya menjadi sasaran oleh Raka.

Raka tertawa puas ketika melihat wajah Alisya yang mulai berwarna merah karena menahan amarah. Rasanya seperti menjaga seorang balita yang tengah marah meminta es krim kepada orang tuanya. Namun bedanya, bukan balita kecil yang Raka jaga sekarang, melainkan bayi besar yang akan terus ia jaga selamanya.

"Ayo kita cari baju buat datang ke acara ulang tahun perusahaannya Ayah nanti malam," ajak Raka sembari menggandeng tangan Alisya menuju motornya.

"Tapi baju di rumah banyak, Rak," tolaknya karena ia merasa tidak perlu membeli baju baru untuk pergi ke acara ulang tahun perusahaan Ayah Raka. Di lemarinya ada begitu banyak baju-baju untuk pesta, gaun-gaun cantik yang dulu dibuat oleh Mamanya, dan masih banyak lagi.

"Untuk kali ini tolong jangan nolak. Raka mau kita berdua couple nanti disana, oke?"

Mau tak mau, Alisya pun menuruti keinginan dari sang kekasihnya. Tak enak hati juga jika ia menolaknya. "Iya,"

"Yaudah, buruan naik. Nanti kesorean," perintahnya sembari mengulurkan tangan untuk membantu Alisya naik keatas motor sport-nya.

Setelah Alisya naik dan berpegangan erat pada pinggangnya, barulah Raka melajukan motornya menuju sebuah toko baju yang berada tak jauh dari sekolahnya.

Hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit saja untuk mereka sampai di tempat toko baju yang akan mereka kunjungi. Terlihat begitu mewah bagian depan toko tersebut. Tanpa menunggu waktu yang lama, Raka pun segera mengajak Alisya untuk masuk kedalam.

"Selamat datang di toko baju kami," sapa seorang karyawan yang menyambut kedatangan mereka berdua dengan sangat ramah.

"Ada yang bisa kami bantu?" Tanya karyawan itu.

"Kita mau cari baju couple buat pesta nanti malam, Kak. Ada nggak?" Ujar Raka bertanya.

"Untuk baju pesta ada di bagian sana, Kak. Mari saya antar buat milih-milih,"

Raka dan Alisya berjalan mengekor di belakang karyawan tersebut. Dihadapannya kini, mereka berdua disuguhkan dengan begitu banyak pakaian formal maupun non formal untuk pesta. Mulai dari tuksedo, gaun, dress, dan masih banyak lagi pilihannya disana.

"Silahkan, Kak, dipilih mau yang mana?"

"Yang cocok buat kita berdua kira-kira yang mana, ya, Kak?" Tanya Raka karena ia juga benar-benar bingung dengan berbagai pilihan baju dihadapannya.

SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang