HII! WELCOME AND HAPPY READING YAW💢
🕊️🕊️🕊️
"Saya perlu laporan tiap per komisi," kata Sananta berdiri di depan papan putih bercoret tulisan hitam. Tangannya bertautan di belakang pinggangnya, menanti instruksi nya dijalankan.
Kemudian, salah seorang dari deretan baris kiri berdiri. Gadis berambut panjang, kali ini rambutnya tergelung sempurna. Tidak mengizinkan rambutnya mengganggu kegiatannya. Si empu fokus pada rapatnya, membuka buku catatan di mejanya.
"Gue mewakili komisi 1, akan memberikan laporan kinerja kita." Zelyn memulai pembicaraannya, bola matanya tak segan menatap tiap manik yang ia temui. Semuanya fokus mendengarkan.
Zelyn membuka lembar selanjutnya, "program kerja aspirasi online sudah berjalan cukup baik. Antusias warga sekolah masih ramai, gue sendiri yang menghandle."
"Aspirasi online hanya satu orang yang memegang?"
"Betul, nggak banyak kendala juga meski hanya satu orang." Cukup puas dengan jawaban Zelyn, Sananta hanya mengangguk saja. Kembali membiarkan Zelyn melanjutkan pembicaraannya.
"Melalui google form kita udah menampung banyak aspirasi. Akan diusahakan menindaklanjuti aspirasi yang diterima."
"Gform aspirasi untuk event classmeet sudah disebar?"
Kening Zelyn berkerut mendapati pertanyaan Sananta. "Event classmeet?"
"Harusnya sebelum ada event sekolah, kita sebagai MPK khususnya komisi 1 mengambil aspirasi warga sekolah. Terkait pelaksanaan event."
"Iya, sebelum-sebelumnya seperti itu. Tapi untuk event classmeet kali ini, pihak OSIS nggak ada komunikasi apa pun."
"Tanggal event saja kita nggak tahu," imbuh Kaluna berada di belakang Zelyn. Zelyn mengangguk setuju.
Bella ikut angkat suara, "OSIS nggak mau kerjasama dengan MPK. Bahkan mereka sudah rapat tanpa melibatkan MPK."
"Aspirasi dari kita sama sekali nggak dianggap."
"Sebagai MPK kita mempunyai hak. Dengan aspirasi yang kita kumpulkan, kita berhak mengajukan usulan kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS." Zelyn semakin menggebu-gebu, langkahnya maju.
"Sebelum OSIS melaporkan program kerjanya kepada pembina, seharusnya mereka melaksanakan rapat pleno terlebih dahulu dengan MPK dan perwakilan kelas."
Sananta menarik napas dalam-dalam, tarikan napasnya terlihat berat. Menanggung beban sebagai ketua tidaklah mudah. Apalagi saat-saat seperti ini. Namun, dengan tenang napasnya berhembus. Tangannya ia masukkan di kantung celana seperti biasa, menatap serius seluruh anggotanya.
Alis Sananta bergerak satu, menunjuk bangku Zelyn. "Kembali duduk!"
Zelyn ingin membantah, tapi hanya dapat mengepalkan tangan saja. Kali ini tanpa protes ia pun menuruti titah Sananta. Duduk kembali di samping Kanaya, yang sejak tadi hanya diam saja.
"Lo juga nggak dimintai buat gform classmeet kan?" bisik Zelyn bertanya, Kanaya yang mengambil tanggung jawab program kerja gform pun hanya menggelengkan kepalanya. Zelyn mendengus dengan bola matanya yang berputar, lelah.
Sananta berdehem, "secepatnya saya akan melakukan pertemuan dengan OSIS, membicarakan perihal miskomunikasi ini."
Arah pandang Sananta beralih, menatap gadis yang menyangga dagu dengan wajah lesunya. Zelyn tampak sudah begitu malas, mata sayu nya ingin terpejam segera. Sananta menghela napas melihatnya.
"Saya butuh ketua tiap komisi ikut pertemuan tersebut," katanya.
Mendengar itu, kepala Zelyn semakin tak sanggup tertopang. Ia meletakkan kepalanya ke sandaran kursi sambil menghela nafas lelah. Harus ikut pertemuan OSIS, dimana akan ada Reiga di sana. Tentu saja, Niscala Reiga ketuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
N I S C A L A
Teen Fiction"ISVARA EIRA ZELYN, GUE TUNGGU DI PARKIRAN BELAKANG! LO BISA FOTBAR SAMA GUE!" Lantang suara Reiga menggelegar, menyebut nama Zelyn hingga terdengar di tiap penjuru sekolah. Sayangnya, Zelyn sendiri tak berharap namanya yang disebut. Meski begitu i...