1 2 || Mie Ayam

205 18 2
                                    

SELAMAT MEMBACA UNTUK SEMUA PEMBACA KU TERSAYANG💋 HARAPAN KU KALIAN SELALU MENIKMATI TIAP RANGKAIAN KALIMATKU😻

🕊️🕊️🕊️

Hampir setengah waktu dalam sehari dihabiskan di sekolah, tuntutan pembelajaran mengharuskan para murid merelakan banyak waktunya. Tiga bulan pertama di semester 2, selepas ujian tengah semester begitu melelahkan. Maka dari itu, dibuatlah event classmeeting untuk meredakan lelah tersebut.

Pihak OSIS sebagai panitia classmeet pun terus melakukan progresnya, memaksimalkan upaya terbaik untuk event ini. Dibantu pula oleh beberapa organisasi, salah satunya ialah MPK. Partner kerja OSIS. Karena mengejar target event classmeet mereka pun bertemu kembali untuk membahas isi google form. Sebelum gform aspirasi classmeet akan disebar.

Reiga dan sekretaris nya- Amelia sudah memberikan beberapa masukan, apa saja yang mereka butuhkan. Tinggal menunggu Zelyn dan tim nya mengerjakan tugas tersebut, lalu menantikan hasil aspirasi google form. Selepas pertemuan singkat itu, Zelyn tak mengizinkan sang ketua untuk kembali ke kelas.

Netra gelap Reiga meneliti di mana kaki kekarnya sekarang berpijak. Ia menoleh, "kantin belakang? Mau bolos lo?"

"Traktir lo mie ayam."

"Masih inget hutang ternyata," sahutnya kemudian mengambil duduk di kursi kayu panjang. Tangannya terangkat, memberikan kode bahwa ia ingin memesan.

Zelyn mendaratkan pantatnya di kursi depan Reiga. "Pesen sepuas lo deh!"

"Gue borong lo kere nggak?"

"Asal perut lo mampu nampung semua, gue sih mampu bayarin"

Reiga terkekeh kecil, tak lama seorang perempuan paruh baya berjilbab sepanjang pusar menghampiri mereka. Membawa senyum ceria yang menebar ke setiap orang yang datang. Bu Yuyun namanya, ibu kantin belakang.

"Widih! Mas Reiga bawa cewek nih," godanya tersenyum jahil pada kedua pelanggannya.

"Sstt! Jangan gitu, Bu Yuyun. Nanti diamuk loh!"

Tangan Zelyn memukul kecil pada meja, "enak aja! Gue bukan banteng ngamuk!"

"Tuh! Nadanya aja ketus," katanya sambil jari telunjuknya mengarah tepat pada Zelyn, sedikit geleng kepala. Hal itu membuat Zelyn mendengus, mengatur kembali emosinya. Tanpa ragu memberikan senyum hangat pada Bu Yuyun, perempuan itu hanya terkekeh saja.

"Aduh aduh! Ya sudah nih mau makan apa?"

"Mie ayam dua mangkok, Bu Yuyun."

"Kata banyak mangkok," sahut Zelyn.

"Kasihan duit lo." Zelyn berdecih, memilih berkaca pada layar hp nya. Membenarkan jepit pada anak rambutnya.

"Minumnya apa, Mas Reiga?"

Reiga mengalihkan pandangannya, "air putih aja seperti biasa, Bu Yuyun."

"Saya es teh, Bu."

"Es teh satu air putih dua, Bu Yuyun."

Zelyn memukul kecil lengan Reiga, "gue tuh nggak mau air putih!"

Penolak yang diberi Zelyn awalnya hendak Reiga debat, tapi si empu memilih menghela napas pasrah. Reiga tak ingin ada kobaran api di panasnya siang ini. Menuruti gadis itu sekali saja tanpa debat rasanya tak masalah. Reiga pun menoleh pada Bu Yuyun yang tengah menanti keputusan pesanan, diiringi senyum pasrahnya Reiga mengangguk.

Bu Yuyun kembali tersenyum setelah bingung, "oke mie ayam dua es teh satu air putih satu ya, Mas Reiga?

"Sip, Bu Yuyun!"

N I S C A L ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang