BONUS MALAM MINGGU💢 SELAMAT MEMBACA YA SAYANG - SAYANGKUU💐
🕊️🕊️🕊️
Banyak waktu serta energinya sudah Reiga habiskan dalam pertandingan tarik tambang. Durasi yang diluar prediksi sungguh membuat tubuh Reiga lelah. Apalagi di babak ketiga gejolak emosi benar-benar menyerot banyak energinya, membuat ia tak fokus. Alhasil ia pun harus mengakui kemenangan tim lawan.
Karena bermain kasar di tangannya pun ia mendapatkan beberapa luka gores. Meski tahu tangannya lecet-lecet, ia tak mempedulikan rasa sakitnya sama sekali. Selesainya pertandingan segera ia menepi dari kerumunan. Mendatangi kantin kesayangannya.
Sebab hanya di tempat ini ia dapat membuat banyak kepulan asap rokok.
"Pus! Pus! Pus!" panggil Reiga pada kucing orange yang mendusel-dusel di kakinya. Diketahui kucing milik Bu Yuyun.
Ia terkekeh kecil, lalu turun dari kursi nya. Duduk lesehan dengan kaki bersila sambil bermain bersama kucing tersebut.
Reiga menyesap rokoknya dalam-dalam, menelan nya kemudian mengeluarkan asap dari hidungnya. Setelah itu ia membuang putung rokok tepat di tong sampah. Menghindari membuangnya sembarangan. Sedikit perubahan baik bukan?
"Hey, kucing sini cing. Tapi nggak ada makan," dialog nya pada si kucing yang tak menanggapi sama sekali. Kucing itu asik berguling-guling.
Sesekali Reiga cekikikan gemas melihat tingkah laku kucing. Tangannya tak dapat menahan kegemasan nya, dengan gregetan ia menggoyang-goyangkan tubuh kucing tersebut. Membuat reaksi serangan dari si kucing berupa cakaran serta gigit.
Reiga meringis, "aduh! Duh!"
Tangan kekar Reiga ia sembunyikan untuk berjaga-jaga dari serangan kucing orange. Nyeri di tangannya semakin bertambah. Luka yang tadi saja belum ia atasi, sudah ditambah luka baru.
Tanpa sadar, Zelyn memperhatikan sejak tadi. Kepalanya menggeleng beberapa kali lalu mengambil duduk di kursi belakang Reiga.
"Jangan nakal makanya," suaranya memberitahu Reiga akan keberadaannya.
Benar saja, kepala Reiga langsung berputar 360° seperti putaran penuh. Ia sedikit mendongak sebab duduknya Zelyn membuat kesenjangan ketinggian mereka.
"Kucingnya yang nakal."
"Ck, lo duluan ya nguyel-nguyel!"
Zelyn berdecak kesal, kemudian mengulurkan tangannya dengan sedikit membungkuk. Untuk mempermudah nya mengambil alih kucing orange dalam gendongannya. Elusan yang ia berikan mampu menenangkan kucing tersebut. Saat ia hendak bergabung duduk lesehan, Reiga menahan pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
N I S C A L A
Teen Fiction"ISVARA EIRA ZELYN, GUE TUNGGU DI PARKIRAN BELAKANG! LO BISA FOTBAR SAMA GUE!" Lantang suara Reiga menggelegar, menyebut nama Zelyn hingga terdengar di tiap penjuru sekolah. Sayangnya, Zelyn sendiri tak berharap namanya yang disebut. Meski begitu i...