SELAMAT MEMBACA SAYANGKUU💢
🕊️🕊️🕊️
Kantin belakang sudah menjadi hak paten tempat nongkrong Reiga cs. Tempat yang dapat memberikan kebebasan penuh untuk melakukan apa saja. Salah satunya merokok. Candu yang disuguhkan batangan tembakau itu sulit di hentikan. Mereka yang sudah kecanduan selalu ingin menyesap nya, tak peduli di mana lingkungan berada.
Sembari menikmati hisapan rokoknya, teman-teman Reiga memperhatikan bos besarnya bersama gadis berambut panjang. Berjarak dua meja mereka dibuat melongo tanpa kedip. Interaksi yang membuat Alvaro meneguk ludahnya diiringi gelengan kepala.
"Gila! Si bocah kerasukan apa dia?"
Fadhil mengendus-endus kan hidungnya, "lo mencium bau-bau nggak sih?"
"Hoo! Baunya mulai menyengat!" sahut Alvaro paham arah bahasa Fadhil. "Tuh kenapa gemes banget anjritt!"
Pasang-pasang bola mata seakan tak lepas mengamati dua punggung yang mulai menjauh. Pemandangan baru yang menimbulkan segala pertanyaan dalam benak. Bagaimana interaksi keduanya terjalin begitu akrab secara tiba-tiba.
Gilang termasuk orang yang masih terheran-heran. "Edan, gue ketinggalan berita apa ini?"
Diantara mereka yang dirundung rasa heran dan penasaran, ada Bryan yang menyimak tanpa peduli. Ia memegang jawaban dari semua pertanyaan itu. Sedang Gavi sendiri tak mampu menahan lengkungan senyumnya, melihat teman-temannya yang tidak tahu apa-apa.
"Tim nonton aja udah," katanya.
"Nonton apa? Lapan belas plus?"
Fadhil reflek menggeplak kepala Dean, ia mendengus. "Nyebut lo! Nggak punya cewek ya nggak gini juga!"
"Masuk kelas lo pada, biar otak isinya nggak delapan belas plus semua."
"Iya deh si suci," sahut Gilang mencibir perintah Bryan. Bryan tampak tak berniat menanggapi lagi, hanya melempar sedotannya saja. Membuat tawa kecil menggema.
"Jam berapa sih? Bukannya udah istirahat?" tanya Alvaro sembari menarik lengan tangan Gavi, melihat benda yang melingkar. Namun, Alvaro dibuat terkejut beberapa detik setelah melihat merk jam tersebut.
Alvaro menutup mulutnya, "widih! JAM ROLEX BARU NIH!"
Menyadari barang mahal melingkar sempurna di pergelangan tangan Gavi. Membuat kehebohan Alvaro menyita atensi seluruh teman-temannya. Mereka turut penasaran dengan benda yang banyak diincar tersebut.
Kemudian lebih menghebohkan lagi saat Bryan berdehem sembari menyugar rambutnya ke belakang. Sengaja memperlihatkan benda yang sama melingkar di tangannya. Begitu pun senyum tengil nya tercipta.
"COUPLE JAM MEHONG INI! NGGAK NGAJAK!"
"Ngajak? Lo emang ada duit?"
"SIALAN!" Gema tawa mereka semakin melebar memenuhi ruang ourdoor tersebut. Memperkeruh suasana heboh.
Dean merangkul pundak kedua temannya, "maling dari mana lo?"
"Bos besar," sahur Bryan.
"GILA REIGA KASIH LO BERDUA JAM SEMAHAL INI?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
N I S C A L A
Teen Fiction"ISVARA EIRA ZELYN, GUE TUNGGU DI PARKIRAN BELAKANG! LO BISA FOTBAR SAMA GUE!" Lantang suara Reiga menggelegar, menyebut nama Zelyn hingga terdengar di tiap penjuru sekolah. Sayangnya, Zelyn sendiri tak berharap namanya yang disebut. Meski begitu i...