2 7 || Kata Sandi

164 21 14
                                    

HAPPY READING PEMBACAKU SAYANGG💐

🕊️🕊️🕊️

"Info kerja yang masuk waktu bayaran doang?" Nyaring suara Gilang menyapa tiap telinga yang berada di kantin aktiva. Sebagiannya menoleh dengan cekikikan mendengar pertanyaan konyol tersebut.

Satu diantara cowok-cowok itu menyahut, "cari sugar mommy bang, sekali kerja langsung berduit!"

"Lo aja sini jadi sugar daddy gue!"

"Ndasmu!"

Reiga cengengesan sambil menggeplak kepala Gilang. "Dia punya cewek, nggak kayak lo!"

"Sialan!"

Kantin aktiva dipenuhi gelak tawa tiap orang yang mendengar obrolan guyon tersebut. Menertawakan bagaimana mirisnya Gilang, meski cowok itu juga ikut menertawakan dirinya sendiri. Terlihat tidak ada kesengajaan antar satu dan lainnya. Reiga serta teman-temannya mudah membaur, bahkan dengan murid yang tidak dikenal pun.

Sorak-sorai kantin tidak terbendung lagi. Orang-orang sibuk mengisi energi sebanyak mungkin sambil berbincang. Meski satu meja hanya di isi dua atau satu orang, tidak ada kesunyiannya ditemukan di sini. Apalagi ada nya Reiga cs di kantin aktiva menambah kebisingan.

Sepertinya, Reiga cs tengah libur merokok.

"Temen-temen!" Suara Zelyn sudah menggelegar dari luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Temen-temen!" Suara Zelyn sudah menggelegar dari luar. Sebelum tergesa-gesa mendorong pintu kaca aktiva, napasnya tidak teratur. Orang-orang menatapnya dengan heran.

Mata nya menyapu sekitar, "ada lihat hp gue nggak?"

Kedatangan Zelyn secara panik ke kantin aktiva ternyata mencari ponsel genggamannya. Entah ke mana perginya. Beberapa diantara mereka pun turut membantu Zelyn mencari barang tersebut. Menit yang berjalan tidak membuahkan hasil sama sekali.

"Terakhir lo di kantin emang?" tanya Amanda.

"Iya, baru juga gue keluar."

Cinta ikut bersuara. "Ditelpon coba, Lyn."

"Nggak tersambung," sahutnya dengan helaan napas lesu.

Alvaro tertawa kecil, "hp iPhone nggak punya kuota."

Mendengar kalimat menyebalkan diiringi tawa itu, ujung netra Zelyn langsung menyorot sinis. Seolah membungkam mulut Alvaro lewat hunusan tatapan tajamnya. Si empu hanya mampu nyengir membalas sorot sinis tersebut. Menghidari luapan amarah gadis yang diketahui galak.

Telapak tangan Zelyn mengusap keringat pada keningnya, lalu menarik salah satu kursi. Mengistirahatkan lelahnya.

Reiga melempar permen tepat sasaran membuat kepala Zelyn menoleh. "Nanti gue beliin baru, cuma hp."

"Gue juga mampu beli. Tapi isinya penting!"

"Makanya, jangan teledor!"

Kepala Reiga bergerak ke kanan-kiri secara bergantian, mendapati respon tidak santai dari si empu. Kaki nya mulai mengangkat tubuhnya dengan tangan menumpu pada meja. Netra gelapnya berfokus pada tiap sudut ruang kantin aktiva.

N I S C A L ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang