3 0 || Seni Lukis

155 19 10
                                    

HAPPY READING KALIAN SEMUA🙆

🕊️🕊️🕊️

“Bunda!”

Nyaring suara Zelyn menyambut pagi hari yang sinar mataharinya meredup, bentangan langit dipenuhi awan gelap membuat cuaca mendung. Sedikit energi untuk memulai hari ini karena rasa malas mendominasi. Apalagi cuaca ini menciptakan hawa dingin yang semakin menusuk relung tubuh. Meski begitu aktivitas sekolah tetap harus dilakukan, melawan segala energi negatif. Begitupun Zelyn sudah siap menuju sekolah dengan seragam berlapis cardigan berbulu tebalnya.

Tangannya membuka kulkas untuk mengambil sekotak susu coklat dingin. Tak peduli tubuhnya diserang hawa dingin, ia tetap akan mengkomsumsi minuman dingin. Kemudian menghampiri Bunda Adya di meja makan.

“Iya, Sayang?”

“Mau bareng, Bunda sekolahnya. Dingin banget nggak kuat naik motor.”

“Sudah tahu tubuhnya nggak tahan dingin, yang diminum tetap es.”

Zelyn berdecak kecil, “ck, Bunda kan tau aku nggak bisa minum kalau nggak es.”

“Dikurangi dong, Sayang.”

“Iya nanti dikurangi dikit deh. Ayo sekolah dulu, Bunda keburu telat aku nya. Bunda udah selesai sarapan kan?”

Kepala Bunda Adya merespon lebih dulu dengan anggukan kecilnya, lalu mengangkat tubuhnya dari kursi. Tote bag berisikan laptop serta barang lain segera ia bawa, tak lupa kunci mobilnya juga. Kedua perempuan cantik itu bergegas menuju depan rumah sembari bercengkrama kecil. Bunda Adya bersiap mengantarkan putri semata wayangnya sebelum menuju kantor Company Proof yang diketahui milik Pak Martin.

🕊️🕊️🕊️

Cahaya matahari mulai terlihat kembali setelah awan gelap menyingkir, sengatan sinarnya dua kali lipat lebih terasa panas di siang hari seperti ini. Apalagi pelajaran olahraga menambah hawa panas dan lelah. Sebab itulah Sananta memilih menepi di bawah pohon pinggir lapangan, lesehan guna mengistirahkan lelah tubuhnya sejenak. Helaan napasnya terdengar tak beraturan setelah melakukan olahraga voly. Sekarang Sananta memberikan tubuhnya banyak asupan air putih, kurang lebih satu botol ludas habis olehnya dengan cepat.

Kemudian merogoh kantong celananya, mengambil ponsel genggamnya. Sananta mulai sibuk pada aktivitas dalam ponsel tersebut. Air mukanya tergambar keseriusan, jemarinya naik turun mengscrool layar laptopnya. Membaca pesan yang dikirim dari sebrang nan jauh sana pada akun yang berada di bawah tanggung jawab MPK, lebih tepatnya komisi satu.

Dulunya hanya Zelyn yang memiliki akses pada akun menfess tersebut, kini Sananta pun dapat menjangkau informasi di dalamnya. Sedikit terkejut mengetahui banyak hal yang tidak seharusnya ia tahu. Salah satunya ialah pesan direct messege dari akun bernama niscalrei_.

NISCALREI_
|Min min min
| Sampaikan tolong, buat yang pegang akun ini galaknya dikurangi. Gue pengen banget telen.

Dua pesan terakhir dari akun tersebut hanya Sananta baca saja, tanpa berniat membalas sama sekali. Merasa bukan pesan menfess yang harus di berikan respon dan di postingan. Apalagi pesan sebelum nya, sungguh rahasia yang tidak sengaja Sananta tahu.

Sananta berdecak, “ck alay!"

🕊️🕊️🕊️

Zelyn lagi tidur dilantai trs kena silau cahaya, Reiga notice trs narik gorden buat nutup jendela.

Arah jalan Reiga terus lurus menyusuri lorong yang ramai dengan lalu lalang orang-orang. Tapi fokusnya tidak pada langkah kakinya, melainkan pada kameran Canon di genggamannya. Jemarinya memutar tombol untuk mengganti tiap-tiap gambar yang tertangkap dalam kameranya.

N I S C A L ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang