HAPPY READING💐
️🕊️🕊️🕊️
"Hey, motor lo pulang. Jadi siapa pahlawannya?"
Sesaat setelah Reiga mematikan mesin motornya ia turun, kalimatnya tak memecahkan keheningan sama sekali. Kedatangannya mendapatkan tatapan heran dari tiga orang tersebut, terlebih Zelyn. Kemudian ia berdecak sebelum mengambil kunci motor Zelyn. Dengan akurat ia melemparnya tepat sasaran di tangkapan Zelyn.
"Kok bisa motornya sama lo?" Damian yang heran pun bertanya, membuat kepala Reiga menoleh.
"Bisa, gue selalu bisa diandalkan!"
"Cih," decih Damian dengan senyum miringnya. "Pengen banget jadi pahlawannya, merasa hebat?"
Gurat emosi tergambar di otot-otot rahangnya yang mengeras, kepalan tangannya mengepal erat mengumpulkan seluruh emosinya. Manik mata gelapnya seolah sudah membidik mangsanya dengan tepat. Damian sudah menjadi sasaran penuh emosinya, langkahnya yang perlahan mendekat mencengkram pundak cowok itu cukup keras.
Damian mencoba mengimbangi kekuatan Reiga, tapi sulit lengan tangan Reiga di tepis. Namun ia tak gentar untuk beradu tatapan tajam dengan netra Reiga.
"Lo, jangan berani mengusik gue lagi!"
"Dibagian mana lo terusik? Gue nggak punya urusan sama lo!"
"Lo selalu mengusik gue dari orang-orang terdekat gue. Jauh-jauh lo!"
Tawa kecil keluar dari mulut Damian diiringi rintihan kecil, sebab cengkraman Reiga semakin kuat. Satu tangan Damian menghentikan Zelyn yang hendak memisahkan. Tak ada yang berani menahan Reiga saat ini, tatapannya saja seolah sudah menghentikan kinerja otak mereka.
Damian geleng-geleng kepala, "bensin dia habis makanya gue antar pulang."
"Dia menolak, kenapa lo maksa?!"
"Gue cuma mau bantu dia!"
"DIA NGGAK BUTUH BANTUAN LO! JANGAN PAKSA DIA!" Nada suara Reiga tak bisa ditahan lagi volume nya, seluruh emosinya ikut tersalur kan.
Lagi lagi Zelyn terperanjat kaget dengan tinggi suara itu. Rasa kesal ikut menyelimuti nya.
"Cuma ada gue di situ, lo berharap gue biarin dia sendirian ditepi jalan?"
"Lo curang!" katanya sembari mendorong tubuh Damian hingga membentur mobilnya. "Dia nggak akan nerima bantuan lo kalau lo nggak bohong!"
"Apa masalahnya? Meras tersaingi lo?"
Tarikan napas Reiga begitu dalam, mengambil begitu banyak energi untuk meredamkan amarahnya. Namun itu tak berhasil, hembusan napasnya terdengar kasar dan kepalan tangannya sudah bersiap melayang. Sayangnya ia kalah cepat dengan Beryl yang menarik lengan Damian. Sehingga tangan Reiga memukul keras mobil Damian.
Reiga sedikit berdesis, "shit!"
"Reiga, sakit ya? Aku minta maaf." Beryl ikut panik secara tiba-tiba, tanpa sadar ia melepaskan Damian begitu saja. Dan mendekati Reiga. Namun Reiga tak mengizinkan Beryl melihat tangannya.
Reiga mengalihkan pandangannya dari Beryl, kembali menatap Damian. "Jauhin cewek lo dari hadapan gue, nggak sudi lihatnya."
"Reiga," lirih Beryl. "Aku bukan cewek Damian."
KAMU SEDANG MEMBACA
N I S C A L A
Roman pour Adolescents"ISVARA EIRA ZELYN, GUE TUNGGU DI PARKIRAN BELAKANG! LO BISA FOTBAR SAMA GUE!" Lantang suara Reiga menggelegar, menyebut nama Zelyn hingga terdengar di tiap penjuru sekolah. Sayangnya, Zelyn sendiri tak berharap namanya yang disebut. Meski begitu i...