2 3 || Kopi Manis

212 21 11
                                    

SELAMAT MEMBACA SAYANGKU💘

🕊️🕊️🕊️

Remang-remang memenuhi netra cantik Zelyn setelah beberapa kali kelopak matanya mengerjap. Kepalanya terasa berdenyut akibat pusing yang menyerang. Jelika netranya mulai memutari ruang bernuansa putih berbalut tirai. Sebangunnya dari pingsan Zelyn dapat menebak di mana tubuhnya terbaring sekarang.

Ketika kepalanya menoleh ke kiri, ia mendapati teman-temannya berjalan mendekat. Semuanya terlihat tetap cantik meski gurat lelah tergambar jelas. Artinya, tidak ada sosok Reiga di sana sebab semuanya cewek. Ya, Reiga memilih keluar ruangan guna menenangkan emosinya sejenak.

"Syukurlah lo udah sadar," kata Amanda dengan helaan napas lega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Syukurlah lo udah sadar," kata Amanda dengan helaan napas lega.

Zelyn tersenyum kecut, "gue nggak apa kok."

"Lo sampai pingsan gini, tapi tetap aja kita kalah."

Mendengar penuturan Salvia membuat garis tipis di wajah pucat pasi itu menghilang. Memutar memori beberapa menit lalu sebelum dirinya pingsan. Hal yang tidak ia harapkan benar terjadi. Segala upaya serta kerja tim nya harus dibalas dengan kekalahan.

Amanda berdecak, "kesel banget banyak pelanggaran."

"iya woi tadi itu ada pelanggaran di biarin sama ketua tolol itu!" Cinta menggebu-gebu saat menyahuti Amanda. Tak kalah kesal dari lainnya.

Flora bergumam, "gimana ya? Emang masih bucin dia sama mantan nya!"

Apa yang di katakan Flora kali ini membuat argumen negatif Zelyn terhadap Reiga semakin kuat. Gejolak dalam hatinya mulai membara. Luapan kesal menguasai dirinya kembali.

"Sialan," umpat Zelyn.

Larut dalam pembicaraan, sampai tidak sadar sosok yang menjadi topik pembicaraan ada di belakang mereka. Si empu ikut menyimak obrolan para gadis cantik tersebut. Tubuhnya menyender pada pintu seraya menyembunyikan kedua tangannya di saku celana. Masih memantau dalam diamnya.

Setelahnya ia berdehem, "udah ngomongin gue nya?"

Suara berat bernada rendah mulai menyapa ruangan ini. Gendang telinga yang menangkap suara itu pun menolehkan kepalanya, mengikuti sumber suara. Menangkap eskpresi datar tersuguhkan pada pahatan nyaris sempurna itu.  Aura Reiga saat ini seolah menghentikan saraf tubuh siapa pun. Tak berani bahkan untuk beradu tatap.

Kumpulan cewek itu pun hanya mampu memamerkan deretan gigi putihnya. Seiring berjalannya detik mereka melangkah satu per satu. Meninggalkan Zelyn di ruang uks, sebab menghindari Reiga.

Reiga berjalan mendekat, "puas sama hasil akhirnya?"

"Sengaja ya? Berpihak ke mantan lo."

"Belum puas juga nuduh gue nya?"

N I S C A L ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang