0 9 || Aura Kepemimpinan Reiga

195 21 3
                                    

AKU UCAPKAN SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MEMBACA PENUH BAHAGIA YAW🐾

🕊️🕊️🕊️

Hangat nya sinar sang mentari telah hilang, direnggut oleh gelap malam yang sunyi. Sabit bercahaya yang melengkung di antara gelap malam pun, tak mampu membawakan kehangatan layaknya sang surya. Malam yang dingin, menemani sebagian mahluk bumi menghabiskan sisa harinya.

Sayangnya, malam dingin itu tak diindahkan oleh sekumpul cowok-cowok berparas menawan. Menerobos dinginnya malam, untuk mencari kesenangan. Bukan kah malam waktu yang begitu menyenangkan untuk berkumpul?

"Di suruh Pak Aji potong rambut gue."

"Lah? Si Reiga rambut gondrong aja ga disuruh potong," sahut Gilang menanggapi keluhan Fadhil, sembari melirik Reiga yang sibuk bermain PS. Rumah Bryan memang tempat pas untuk mereka nongkrong.

Alvaro berdecak, "dia mah hamilin anak orang juga nggak diapa-apain sekolah."

"Emang iya?" Reiga ikut nimbrung, menoleh dengan rasa penasaran nya.

"Iya apa?"

"Kalau gue hamilin anak orang aman?"

"Mau coba lo?"

"Boleh," jawab Reiga santai pada pertanyaan yang dilemparkan Bryan. Mendengar jawabannya, Fadhil langsung menoyor kepala Reiga dan guling melayang sebab Gilang melemparnya.

Reiga mengaduh kesakitan, "kata lo semua aman."

"Mau hamilin siapa lo? Cewek aja nggak ada," ujar Alvaro sedikit mengejek.

"Hamilin kucing." Gelak tawa menggema di ruang kumpul itu, tanggapan ngawur dari Gavi terdengar lucu. Entah, apa mereka sereceh itu?

Reiga menyesap batang rokoknya sebelum meninggalkan stick PS nya, beralih pada ponselnya. Gilang mengambil alih stick PS Reiga, "chatan kayak punya cewek aja."

"Ceweknya Mama Ria tersayang," sahut Reiga sibuk membalas chat di ponselnya.

"Lihat tuh! Banyak banget pasti notif mention di instagram lo, Ga."

"Hoo nih. Banyak menfess buat lo."

Kepala Reiga mendongak, pada Alvaro dan Gilang yang bersuara. Ia tersenyum jahil, "ig gue emang selalu rame. Gue kan seleb."

"Najis lo!" umpat Bryan.

Reiga terkekeh kecil, lalu mengerutkan keningnya. "Tapi ini, menfess menfess apa sih?"

"Kudet banget lo."

Dean mengangguk setuju pada ucapan Fadhil, lalu menghela napas. "Itu tuh singkatan dari mention dan confess, yang artinya menyebut dan mengungkapkan."

"Pemegang akun nya siapa?"

"Anonim lah bego!"

"Terus gimana cara kirim menfess nya?"

"Norak lo!" Reiga mengajukan pertanyaan menyebalkan, Gilang tidak lagi menanggapi. Sudah kesal akan pertanyaan Reiga.

Dean terkekeh kecil, begitu sabar menanggapi temannya itu. "Follow dulu akun menfess, ikutin rulesnya. Terus kirim aja DM, lo mau menfess apa ke siapa."

Reiga mengangguk-anggukkan kepalanya, sembari ber oh ria. Melihat respon Reiga membuat Alvaro menghela napas gusar. "Menfes udah dari lama, baru ngehype lo."

"Brisik banget!"

"Lagian, lo mau menfes buat siapa? Kayak ada gebetan aja."

Reiga melempar kulit kuaci tepat ke lubang mulut Fadhil. "Sembarangan mulut lo. Ngeremehin gue!"

N I S C A L ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang